Awal 2025, Inflasi dan Deflasi Beriringan

 Awal 2025, Inflasi dan Deflasi Beriringan

Oleh Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, S.E.,M.M.

Pada awal tahun 2025, Indonesia mengalami dinamika ekonomi yang menarik terkait inflasi dan deflasi. Pada Januari 2025, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa tingkat inflasi tahunan (year-on-year) mencapai 0,76%, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,99. Ini merupakan tingkat inflasi terendah sejak Januari 2000. Penurunan inflasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah diskon 50% pada tarif listrik yang diberikan pemerintah selama periode tersebut. Selain itu, penurunan tarif angkutan udara juga berkontribusi pada rendahnya inflasi.
Memasuki Februari 2025, Indonesia mencatat deflasi sebesar 0,09% secara tahunan, dengan IHK turun menjadi 105,48. Ini merupakan pertama kalinya Indonesia mengalami deflasi dalam lebih dari dua dekade, tepatnya sejak Maret 2000. Deflasi ini terutama disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang memberikan diskon signifikan pada tarif listrik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu, harga beberapa produk pangan seperti beras, tomat, dan cabai merah menurun akibat pemulihan produksi pangan setelah dampak kekeringan tahun sebelumnya. Meskipun terjadi deflasi, inflasi inti—yang tidak memasukkan harga pangan dan harga yang diatur pemerintah—sedikit meningkat menjadi 2,48% pada Februari, dibandingkan 2,36% pada Januari. Kenaikan inflasi inti ini menunjukkan bahwa permintaan domestik tetap stabil.
Dengan berakhirnya diskon tarif listrik pada Maret, diperkirakan IHK akan kembali meningkat. Namun, pemerintah merencanakan kebijakan baru, termasuk diskon untuk tarif udara dan jalan tol selama Ramadan, yang diharapkan dapat menjaga inflasi tetap rendah. Bank Indonesia mungkin mempertimbangkan penurunan suku bunga lebih lanjut, meskipun volatilitas pasar global tetap menjadi pertimbangan utama. Secara keseluruhan, deflasi yang terjadi pada Februari 2025 lebih dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah dalam menurunkan biaya utilitas dan pemulihan produksi pangan, daripada indikasi melemahnya daya beli masyarakat. Dengan langkah-langkah strategis yang direncanakan, diharapkan inflasi tetap terkendali dan pertumbuhan ekonomi sesuai target.
Dalam literatur ekonomi, inflasi dan deflasi memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian. Menurut Mankiw (2016), inflasi yang moderat dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan konsumsi dan investasi. Namun, inflasi yang terlalu tinggi dapat mengurangi daya beli masyarakat dan menurunkan nilai riil tabungan. Sebaliknya, deflasi dapat meningkatkan daya beli uang, tetapi juga dapat menunda konsumsi dan investasi karena ekspektasi penurunan harga lebih lanjut, yang pada gilirannya dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi.
Pada periode ini, Indonesia berhasil menjaga inflasi pada tingkat yang rendah, bahkan mengalami deflasi. Hal ini menunjukkan efektivitas kebijakan pemerintah dalam mengendalikan harga dan menjaga stabilitas ekonomi. Namun, penting untuk terus memantau perkembangan inflasi dan deflasi, serta dampaknya terhadap perekonomian, guna memastikan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan demikian, dinamika inflasi dan deflasi di awal tahun 2025 mencerminkan kompleksitas perekonomian Indonesia. Kebijakan pemerintah yang tepat dan responsif terhadap perubahan kondisi ekonomi global dan domestik sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Ke depan, tantangan yang dihadapi adalah bagaimana menjaga inflasi pada tingkat yang stabil tanpa memicu deflasi yang berkepanjangan. Hal ini memerlukan koordinasi yang baik antara pemerintah, Bank Indonesia, dan pelaku ekonomi lainnya. Selain itu, edukasi kepada masyarakat mengenai inflasi dan deflasi juga penting agar mereka dapat mengambil keputusan ekonomi yang tepat. Periode awal 2025 memberikan pelajaran berharga bagi Indonesia dalam mengelola inflasi dan deflasi. Dengan kebijakan yang tepat dan kerjasama semua pihak, diharapkan perekonomian Indonesia dapat terus tumbuh dan memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. (*)

See also  Lestarikan Warisan Leluhur, Desa Adat Sembung Data Tarian dan Tabuh Pengiring

Penulis, Dekan FEB Undiknas Denpasar

Redaksi

Related post