Badung Tetap Gelar Lomba Ogoh-ogoh, 21 Besar Akan Diikutkan Dalam Pawai

 Badung Tetap Gelar Lomba Ogoh-ogoh, 21 Besar Akan Diikutkan Dalam Pawai

Ogoh-ogoh di Desa Adat Pecatu, Kuta Selatan, Badung.

MANGUPURA – baliprawara.com

Meski lomba ogoh-ogoh di tingkat provinsi Bali ditiadakan tahun ini, di Kabupaten Badung, lomba ogoh-ogoh tahun 2025 tetap digelar. Bahkan, tak hanya dilombakan, namun untuk ogoh-ogoh terbaik yang masuk 21 besar, akan difasilitasi untuk berpawai di areal Pusat Pemerintahan (Puspem) Badung.

“Kalau tahun-tahun sebelumnya, kita hanya melombakan pembuatan ogoh-ogoh sampai jadi. Tahun ini kami akan menggelar lomba terhadap 21 karya terbaik untuk diikutkan dalam Festival atau pawai Ogoh-ogoh Kabupaten Badung, yang akan diselenggarakan di Puspem Badung,” Kepala Dinas Kebudayaan, I Gde Eka Sudarwitha, Kamis 30 Januari 2025.

Diungkapkannya, untuk di Kabupaten Badung, ada sebanyak 594 karya ogoh-ogoh dari Sekaa Teruna (ST) dan Yowana. Menurutnya, untuk mekanisme pembuatan ogoh-ogoh, masih sedang disusun. Namun kata dia, yang jelas, materi yang diangkat bentuk personifikasi dewa-dewi dan raksasa atau kala.

Dalam pembuatan lanjutnya, harus menggunakan bahan alami yang ramah lingkungan. “Pembuatan ogoh-ogoh ini harus dikerjakan sendiri, tidak boleh membeli ogoh-ogoh, atau menggunakan ogoh-ogoh tahun lalu,” tegasnya.

, untuk proses penilaian, akan diawali dengan penilaian keseluruhan ogoh-ogoh se Kabupaten Badung. Pada penilaian berjenjang tersebut, nantinya akan dipilih sebanyak 21 besar karya terbaik. Dari total 21 ogoh-ogoh terpilih ini kemudian akan diarak dalam pawai yang digelar di areal Puspem Badung.

Terkait pawai ogoh-ogoh yang akan digelar di Puspem Badung, rencananya akan dilakukan selama dua hari pada 21-22 Maret 2025. Untuk lokasi yang akan dijadikan tempat pawai, kemungkinan besar di areal depan Balai Budaya Giri Nata Mandala. “Memang masih simulasi, tapi rencananya seperti itu. Ada alternatif lain apakah di Pantai Kuta atau di tempat lain, tetapi kelihatannya untuk kali ini rencananya di Puspem Badung,” ucapnya.

See also  Badung Akan Lanjutkan Vaksinasi Fase Kedua di Luar Zona Hijau

Sudarwitha melanjutkan, tujuan dilaksanakan pawai ogoh-ogoh di Puspem Badung yakni bagaimana agar secara fisik pembuatan ogoh-ogoh dapat dinikmati, begitu juga atraksi pawainya. “Jadi energi kemeriahan itu kita tarik ke awal, sehingga sudah ada rasa excited yang dapat dinikmati di awal. Baru setelah itu murni untuk Pengerupukan. Jadi setelah pawai di Puspem Badung, baru nanti mereka akan pawai masing-masing desa adat dan desa saat malam Pengerupukan,” jelasnya.

Ditambahkan, saat malam Pengerupukan, Sudarwitha juga mengimbau agar pawai bisa dikoordinir oleh bendesa adat atau perbekel dan lurah. Sehingga pawai ogoh-ogoh saat malam Pengerupukan itu bisa dinikmati oleh seluruh kelompok atau segmen keluarga. “Kami akan memastikan, karena kalau melewati jam 11 malam, otomatis akan didiskualifikasi dari penilaian dan juga untuk tahun berikutnya mungkin tidak diikutkan lagi dalam lomba. Kita pastikan itu,” pungkasnya. (MBP)

 

redaksi

Related post