Bali Harus Manfaatkan Potensi Lokal, Dorong Kebangkitan Ekonomi

 Bali Harus Manfaatkan Potensi Lokal, Dorong Kebangkitan Ekonomi

MANGUPURA – Baliprawara.com

Kondis pandemi yang kini semakin terkendali di Indonesia dan Bali secara khusus, juga sudah dibukanya penerbangan Internasional, memberi dampak positif bagi sejumlah industri penunjang pariwisata. Ini terbukti dari banyak negara untuk mengajukan Visa on Arrival (VoA).

Menurut data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Keratif (Kemenparekraf RI), terhitung sejak 7 Maret hingga 7 April 2022, tercatat ada sebanyak 16.532 wisatawan mancanegara (wisman) yang telah menggunakan fasilitas VoA di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Persentase wisman yang memanfaatkan VoA juga terus mengalami peningkatan hingga 66,8%.

Menanggapi hal tersebut, salah satu pelaku pariwisata Bali, I Gusti Bagus Suwirpa yang merupakan General Manager (GM) dari Boshe VVIP Club, saat ditemui langsung oleh Jurnalis Baliprawara.com, Sabtu (02/072022) mengatakan, penting bagi para pelaku industri pariwisata di Bali untuk dapat memanfaatkan potensi lokal yang ada sebagai pendorong kebangkitan perekonomian di Bali, dengan tidak memandang sebelah mata kedatangan domestik yang dinilai justru lebih memberikan kontraksi terhadap peningkatan perekonomian Bali pasca hantaman badai Covid-19 yang terjadi.

 

“Saya sih melihat, terpuruknya ekonomi Bali selama 2 tahun ini nunggu waktu setahun juga belum tentu bisa balik normal seperti dulu sebelum pandemi. Karena ini kan dialami secara global, jadi mau dibuka kedatangan internasional kaya gimana kalau dari merekanya memang sama-sama terpuruk ya mau gimana? Kalau saya sih sekarang lebih fokus untuk gimana bisa memanfaatkan dengan penuh kedatangan domestik ini, bagaimana caranya kita kedepan ini bisa terus membuat event-event yang mau mereka untuk datangi,” ungkapnya.

See also  Lestarikan Nilai-nilai Budaya Bali, Disbud Badung Gelar Pelatihan Nyurat Lontar Bagi Generasi Muda

Para pengusaha tempat hiburan malam juga mengakui betapa berat beban yang ditanggung dengan minimnya jumlah wisatawan di Bali. Di satu sisi, pendapatan merosot bahkan ada yang sampai nol, sedangkan di sisi lain biaya operasi dan pemeliharaan tetap harus dikeluarkan. Lebih dari dua tahun pula ekonomi Bali berdarah-darah karena perekonomian Bali sangat tergantung pada pariwisata. Karena itulah, pengusaha dan semua pihak di sektor pariwisata sangat berharap hal ini bisa segera berlalu dan bisnis pariwisata bisa menggeliat lagi di Bali. (MBP)

 

tim redaksi

Related post