Bali Maritime Tourism Hub, Menjadi Salah Satu Side Event G20
DENPASAR – baliprawara.com
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI (Kemenko Marves) melakukan rapat koordinasi dan kunjungan lapangan ke Bali Maritime Tourism Hub (BMTH), pelabuhan Benoa, Denpasar. Kedatangan Kemenko Marves ini untuk mendengarkan hambatan yang dihadapi supaya pengerjaan proyeknya dapat dilakukan dengan cepat dan sesuai tenggat waktu.
Pelabuhan Benoa telah masuk dalam Program Pengembangan Superhub sesuai amanat Peraturan Presiden (Perpres) RI Nomor 109 tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Kebijakan lain yang mengatur tentang pengembangan Pelabuhan Benoa adalah Nomor 18 Tahun 2020. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024.
Deputi Ayodhia Kalake menjelaskan, pihaknya ingin melihat pengerjaannya seperti apa supaya dapat disinkronkan dengan pengembangan pelabuhan dan pariwisata di Indonesia. “Ini menjadi salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan pelayanan pariwisata nasional,” ujar Deputi Ayodhia dalam siaran pers, Selasa 2 November 2021.
Dikatakan, BMTH akan menjadi pusat pariwisata maritim di Indonesia. Proyek ini ditargetkan rampung pada pertengahan tahun 2023, rencana pembangunan BMTH dinilai sudah menggambarkan Bali sebagai lokasi wisata yang kaya akan budaya dan tradisi. Untuk peralatan dan bahan yang digunakan untuk proyek juga diminta sesuai dengan syarat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). “Semuanya pakai produk Indonesia, kecuali untuk komponen yang tidak dapat diproduksi di sini,” tegas Deputi Ayodhia.
Mengingat eksotisme berbagai pulau di Indonesia, terdapat potensi pariwisata yang perlu dikonsepkan (crafting), seperti dengan memberikan pengalaman berwisata ke dalam paket-paket destinasi wisata. “Sekarang ini sedang ramai di media tentang Presiden RI Joko Widodo yang baru saja menerima tongkat komando dari Presiden Italia untuk kepemimpinan G20. Jadi mari sama-sama sukseskan proyek BMTH, karena welcome to Bali berarti welcome to BMTH sebagai salah satu side event G20,” tutur Penasihat Menko Marsetio.
Dalam kesempatan yang sama, Ali Sadikin, CEO Regional Bali-Nusa Tenggara mengatakan, dengan dibangunnya BMTH diharapkan agar mampu mengembalikan Benoa sebagai sentral hub kapal pesiar. Sebelum pandemi, Benoa menjadi tempat kunjungan terbesar di Indonesia dengan lebih dari 100 call/year dan 2.000-3.000 penumpang.
Selain menjadi pilot project untuk proyek sejenis, kehadiran BMTH akan mampu menggerakkan ekonomi masyarakat setempat. “Kalau jadi nanti, semua wilayah yang punya potensi pariwisata cruise akan dapat manfaatnya,” ujarnya.
BMTH bukan hanya memiliki zona pariwisata, tetapi secara bertahap juga akan dibangun bertahap zona yacht terminal, zona perikanan, zona curah cair dan petikemas, serta pelabuhan Benoa eksisting. BMTH diproyeksikan mampu mengakomodasi kebutuhan transportasi laut sekaligus wisata di Benoa, Bali.
Proyek tersebut akan menjadi tempat sandar kapal pesiar terbesar di Indonesia. Saat ini, kapal pesiar yang dapat bersandar di Pelabuhan Benoa hanya sepanjang 280 meter, tetapi nantinya akan diperpanjang menjadi 350 meter atau setara dengan kapal pengangkut 6.000 penumpang.
Selain itu, keberadaan BMTH diperkirakan mampu menggenjot kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara, juga menyediakan lapangan kerja yang luas. Beragam fasilitas yang ditawarkan menjadi selling point.
Saat ini pekerjaan fisik yang sedang berjalan adalah pengerukan pelabuhan, infrastruktur dasar dan fasilitas umum penunjang pariwisata, revetment dan retaining wall dumping serta dermaga, pengerukan Pelabuhan Benoa, serta pemusnahan dan relokasi kapal eks asing. Deputi Ayodhia beserta jajaran juga melakukan site visit untuk melihat secara langsung progres pembangunan di BMTH. (MBP)