Bangkai Paus Sperma, Ditemukan Terdampar di Pantai Perbatasan Legian – Seminyak
MANGUPURA – baliprawara.com
Seekor Paus diperkirakan jenis Paus Sperma, ditemukan terdampar di pesisir perbatasan Pantai Legian dan Seminyak, Kecamatan Kuta, Badung, Kamis 7 Desember 2023. Hewan mamalia air dengan ukuran cukup besar ini, ditemukan dalam kondisinya mati. Bahkan kondisinya sudah membusuk hingga menebar bau tidak sedap.
Dari informasi yang didapat, bau busuk di sekitar pantai setempat sehari sebelumnya bahkan sudah tercium. Namun, warga sekitar tidak mengetahui pasti dari mana asal busuk tersebut.
Hal itu akhirnya terjawab, setelah bangkai paus ini menepi ke pantai, tepatnya di belakang Shelter Tsunami (Patung Arjuna), Seminyak, Kamis, sekitar pukul 14.15 Wita. Bangkai paus dengan ukuran panjang lebih dari 10 meter ini kemudian dikubur di area pantai sekitar lokasi. Yang mana, proses penguburan dibantu oleh petugas dan armada alat berat dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung.
Sebelum dikubur, Yayasan Bali Bersih sempat melakukan pengukuran dan pengambilan sampel terhadap bangkai Paus ini. Menurut penuturan Koordinator Program Lingkungan Laut, dari Yayasan Bali Bersih, Pande Ketut Cahya Krisnanta, dari pemeriksaan luar, dugaan sementara, bangkai mamalia laut ini merupakan Paus Sperma dengan jenis kelamin betina.
Terhadap sampel yang telah diambil, katanya akan dilakukan uji laboratorium. Hasilnya kemudian akan dilaporkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL). “Secara kajian ilmiah memang kalau kita hanya menduga spesies hanya berdasarkan observasi, itu tidak bisa. Jadi kita ambil sample dari bagian siripnya, lalu kita kirim ke Bionesia. Jadi di Bionesia nanti akan dikaji untuk DNA-nya dan jenisnya apa,” katanya saat ditemui di lokasi paus terdampar.
Lebih lanjut ia menjelaskan, dari hasil pengukuran, diketahui Paus ini memiliki panjang 10,66 meter. “Sementara ini untuk dugaan penyebab terdampar belum diketahui, karena memang sudah Kode 4, jadi sudah busuk. Kira-kira ini matinya sudah semingguan,” ungkapnya.
Perairan di sekitar Bali, sambung dia, memang merupakan daerah migrasi ataupun tempat paus mencari makan. Oleh karena itu, ia memperkirakan, kematian paus ini, akibat beberapa faktor. Di antaranya seperti pendarahan, gigitan predator, benturan, serta iklim. “Memang sepanjang perairan Bali, merupakan daerah migrasi dari paus Sperma,” ucapnya. (MBP)