Bangkitkan Kreativitas di Masa Pandemi Melalui Pementasan Langgeng Budaya Ogoh-Ogoh “Meme Dewa Ratu”

 Bangkitkan Kreativitas di Masa Pandemi Melalui Pementasan Langgeng Budaya Ogoh-Ogoh “Meme Dewa Ratu”

DENPASAR – baliprawara.com

Meski berada pada situasi pandemi dengan terbatasnya segala aktifitas, kreatifitas masyarakat tidak boleh luntur apalagi mati.  Tahun ini dengan menyesuaikan aturan yang berlaku, Sekaa Truna (ST) Gemeh Indah dalam melestarikan Budaya termasuk ogoh-ogoh turut menggelar Lomba Ogoh-Ogoh Mini 2021 dan pertunjukan langgeng budaya bertajuk “Meme Dewa Ratu” di Gedung Taksu Dharma Negara Alaya Lumintang, Kamis (11/3). Kegiatan ini dirangkaikan dengan  pengerupukan pada masa pandemi dan juga sebagai ajang kreatifitas pemuda Bali dalam berkarya khususnya dalam karya seni ogoh- ogoh.

Terlihat dalam pagelaran seni budaya ini, semua seniman sudah taat mengikuti Protokol Kesehatan yang berlaku. Yang mana, para seniman sudah dilaksanakan Rapid Test sebelumnya. Di panggung pun sudah disesuaikan dengan kapasitas dengan secara bergantian melakukan pertunjukan seni budaya.

Seorang maestro muda Bali, yang juga penggerak ogoh-ogoh ramah lingkungan Putu Marmar Herayukti, mengatakan pertunjukan langgeng budaya ‘Meme Dewa Ratu’ ini mengisahkan tentang awal kehidupan tercipta serta kenyataan sejarah tak pernah ingkar. Dimana, Sang Kala telah menetapkan takdir bahwa segala yang hidup terikat unsur Bhuta  dan segala yang terikat Bhuta pasti akan mati. Hal ini dimulai dari perjalanan dalam bentuk sel, unsur Pradana (kewanitaan) memang telah dipuja dan dimuliakan, dari 300 sel hanya yang tercepat dan terkuat yang diterimaNya.

Ketika unsurnya membentuk badan lanjut Marmar, maka secara otomatis sebagai Semesta Bhuana disebut Pertiwi. Sementara ketika raja adalah pemimpin maka Ratu adalah pemegang kuasa yang tak tersentuh  perebutan kuasa didalam pemerintahan yang disebut Karatuan (keraton). Hingga sebagai asal sebuah keturunan akan ditemui  pula  namanya di Pura Ibu (paibon).

“Dalam hidupku di Dunia, lbu kulinggihkan Suci Mulia, dan ketika semua yang terjadi diluar kehendak serta kuasa, Sembah Ibu sebagai pelindung, Sang sane  kasengguh ‘Meme Dewa Ratu’,” ujarnya

See also  Konsul Kehormatan Republik Ceko di Bali Dikukuhkan, Kesempatan Gaet Turis Eropa Timur

Garapan ini kata dia, dipersiapkan hanya dalam 10 hari. Semua sangat antusias dan langsung siap membantu pagelaran ini, dengan melibatkan seniman dari Komunitas Naluri Manca dan seniman lainya. “Akhirnya pergelaran ini bisa berjalan dan terealisasikan dengan sukses”, sambung Marmar.

Lebih lanjut Marmar juga mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Kota Denpasar, yang sudah memfasilitasi ruang kreativitas para seniman dengan menyiapkan tempat yang tentunya selalu mengutamakan prokes didalam semua kegiatannya.

Sementara Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa yang berkesempatan hadir di dalam pagelaran ini sangat mengapresiasi seniman muda berbakat di dalam mengekspresikan kreativitas berkarya di masa pandemi ini.

“Saya sangat bangga kepada para seniman muda ini, kreatifitas seperti ini justru lahir di saat masa pandemi. Dimana ini merupakan salah satu cara mengobati kerinduan seni budaya Bali yakni ogoh-ogoh yang dituangkan dalam bentuk sebuah pergelaran pendek oleh para seniman,”ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakan, Pemkot Denpasar tidak pernah melarang kreatifitas seni budaya para seniman, asalkan mengikuti prokes yang benar. “Kami siap mewadahi kegiatan kreatif seperti ini asalkan prosedur prokes tetap dijalankan dengan ketat di masa pandemi ini”, tegasnya. (MBP)

prawarautama

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *