BBB VII 2025, Puluhan Cakep Lontar Ida Pedanda Gede Wayahan Dikonservasi

 BBB VII 2025, Puluhan Cakep Lontar Ida Pedanda Gede Wayahan Dikonservasi

Konservasi lontar serangkaian BBB VII di Tabanan.

DENPASAR – baliprawara.com

Banyak hal tersurat dalam lontar. Karena itu perawatan secara berkala penting dilakukan sehingga kondisi lontar tetap terjaga. Serangkaian Bulan Bahasa Bali (BBB) VII Festival Konservasi Lontar
berlangsung di Griya Jumpung, Banjar Dinas Sembung Gede, Desa Sembung Gede, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan, Kamis (6/2/2025). Kegiatan konservasi dan identifikasi lontar milik Ida Pedanda Gede Wayahan itu melibatkan sebanyak 40 tim dari Dinas Kebudayaan Provinsi Bali bersama Penyuluh Bahasa Bali di Kabupaten Tabanan.
Ida Pedanda Gede Wayahan, kelahiran 7 November 1970 ini memiliki sebanyak 50 cakep lontar, dan semuanya bisa diidentifikasi karena memang masih bagus, dan disimpan dalam tempat yang baik. “Setelah kami identifikasi, naskah lontar koleksi Griya Jumpung terdiri atas jenis tutur, wariga, asta kosala kosali, kakawin, usada, dan geguritan,” kata Koordinator Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Tabanan, Kadek Muliadi.
Menariknya, lontar dengan koleksi Kakawin itu sudah banyak dilengkapi dengan arti, sehingga memudahkan dalam membacanya. Selain membersihkan dan melakukan identifikasi lontar, Tim penyuluh Bahasa Bali ini memberikan cara merawat naskah lontar, bahkan langsung mempraktikkan bersama pihak griya tata cara merawat naskah lontar secara sederhana.
Perawatan itu khususnya mengenai tempat penyimpanan naskah lontar yang baik, seperti naskah lontar tidak terpapar sinar matahari langsung, disimpan dalam lemari, kondisi fisik dicek secara berkala minimal dua bulan sekali untuk mengetahui keadaan fisik lontar (lembab atau kering), dan lainnya. “Perawatan sederhana dapat dilakukan pada saat menjelang Hari Suci Saraswati seperti membersihkan naskah lontar dengan kuas kemudian mengangin-anginkannya,” jelasnya.
Penyuluh juga menekankan, pada saat naskah lontar diupacarai dan setelah memercikkan air suci (tirta) dapat diangin-anginkan terlebih dahulu, agar naskah lontar tidak lembab disimpan setelah diupacarai. “Kondisi lontar di Griya Jumpung ini masih bagus. Secara umum dalam kondisi baik, sekalipun beberapa ada yang tidak lengkap, rusak karena termakan ngengat, robek, dan patah di beberapa bagian,” ucap Kadek.
Ida Padanda Wayahan dari Griya Jumpung mengatakan, naskah-naskah lontar koleksi griya disimpan di lemari kayu. Beberapa naskah lontar dari koleksi tersebut memang sering dibuka dan dibaca sehingga tampak lebih terawat keadaan fisiknya. Berbeda halnya dengan naskah lontar yang jarang dibaca masih tersimpan dalam lemari cenderung berdebu. Debu halus menempel sampai permukaan lontar, lontar cenderung kering.
Lontar di Griya Jumpung ini dirawat secara sederhana, diletakkan dalam lemari dengan tetap memantau kondisi naskah karena tetap difungsikan sebagai literasi tradisi sesuai kebutuhan keseharian. Naskah ini hanya dibersihkan setiap upacara, itupun hanya badan naskah tidak sampai menyentuh lembar demi lembar naskah lontar. “Pada saat Hari Suci Saraswati, kami melaksanakan upacara piodalan dan naskah lontar yang tersimpan di lemari hanya dibersihkan seadanya dari debu dan sisa-sisa canang/sarana upacara,” paparnya.

Konservasi lontar melibatkan penyuluh bahasa Bali.

Ida Padanda Wayahan dan angga griya mengucapkan terimakasih atas program Dinas Kebudayaan Provinsi Bali ini karena sangat membantu khususnya dalam perawatan naskah lontar. Ke depannya diharapkan agar perawatan naskah lontar ini dapat dilanjutkan karena sangat bermanfaat bagi masyarakat pemilik naskah. “Selain naskah lontar terawat dengan bantuan alat dan bahan konservasi yang diberikan oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, kegiatan ini memberikan kami tambahan pengetahuan/wawasan mengenai tata cara perawatan dan penyimpanan naskah lontar yang baik. Kami berharap kedepannya Dinas Kebudayaan Provinsi Bali dengan Penyuluh Bahasa Bali yang ditugaskan di lapangan tetap memberikan tuntunan dalam hal perawatan naskah lontar agar naskah lontar dapat lestari,” harapnya. (MBP2)

See also  Sambut Hari Kartini, Puluhan Anggota Putri Ombak Berselancar Mengenakan Kebaya

Made Subrata

Related post