Belasan Seniman di “Widya Segara: Wisdom of The Sea” Rayakan Seni, Kemanusiaan, Budaya, dan Alam di Locca Sea House

 Belasan Seniman di “Widya Segara: Wisdom of The Sea” Rayakan Seni, Kemanusiaan, Budaya, dan Alam di Locca Sea House

Widya Segara: Wisdom of The Sea, digelar di Locca Sea House, Jumbaran.

MANGUPURA – baliprawara.com

Locca Sea House, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, menyelenggarakan pameran seni bertajuk “Widya Segara: Wisdom of The Sea”. Kegiatan ini merupakan sebuah pertunjukan budaya menawan, persembahan Galeri ZEN1, yang digelar selama 1 bulan, dari 14 Desember 2024 hingga 11 Januari 2025.

Berlatar belakang laut, gunung, dan bandara I Gusti Ngurah Rai yang menakjubkan, pameran ini menawarkan perpaduan harmonis antara seni kontemporer dan keindahan alam pulau. Itu menjadikannya acara yang wajib dikunjungi bagi para pecinta seni dan penggemar budaya.

Widya Segara adalah karya visioner Arkiv Vilmansa, yang dikenal karena kreasi menggugahnya yang menjembatani elemen artistik tradisional dan modern. Koleksi terbarunya menyajikan eksplorasi mendalam tentang warisan budaya Bali yang kaya dan hubungannya dengan masyarakat dan alam.

Ragga, instalasi paus yang memukau dengan panjang 30 meter, tinggi 9 meter, dan lebar 12 meter.

Pameran ini menjadi ajang dialog yang bermakna antara khalayak lokal dan internasional, dengan memberikan perspektif baru tentang seni, kemanusiaan, budaya, dan lingkungan hidup di dunia yang mengglobal. Pameran ini menampilkan tiga hal yang menonjol, pertama adalah Ragga, instalasi paus yang memukau dengan panjang 30 meter, tinggi 9 meter, dan lebar 12 meter, yang melambangkan persimpangan antara mitos, alam, dan kesadaran lingkungan.

⁠Pemilik Locca Sea House, Agung Prianta, mengaku sangat senang diadakannya Widya Segara di Locca Sea House. Kegiatan ini diharapkannya dapat memberi inspirasi dan pengingat untuk semua pihak di Bali, agar lebih ingat pada segara atau lautan.

“Ini juga yang ingin disampaikan melalui balon ikan paus pink ini, tentunya agar lebih ingat dan lebih care pada laut kita,” kata Agung Prianta, usai sesi press conferen gelaran Widya Segara, Minggu 15 Desember 2024.

Sebagai praktisi pariwisata, pihaknya mengatakan bahwa, kegiatan ini tentunya menjadi atraksi baru dan menjadikan Bali sebagai art destination. Sehingga seni Bali, termasuk cultural destinasi, bisa lebih besar dan lebih aktif lagi di tahun mendatang. “Jadi melalui kegiatan ini, kita ingin mengaktivasi bahwa Bali menjadi tujuan seni. Supaya Bali kegiatan seninya lebih hidup dan semangat melalui kegiatan Widya Segara,” tambahnya.

See also  Kampanye #Cari_Aman, Asuransi Astra Dapat Ilmu Safety Riding

Direktur Galeri ZEN1 – Nicolaus Kuswanto Avara, menyampaikan, kali ini juga mengundang sebanyak 17 seniman establish Bali, untuk merespon tema umum yakni Widya Segara. Sementara, melalui balon paus pink yang dipamerkan, merupakan simbol pertemuan sesuatu yang besar dari laut. Ia juga menyampaikan pesan, bahwa manusia ini merupakan makhluk paling besar, yakni besar kemauannya.

”Simbol paus ini sebagai pengingat, bagaimana manusia yang kemauannya besar, sebenarnya kecil dibandingkan makhluk laut, salah satunya dengan ikan paus,” terangnya.

⁠Seniman Paus – Arkiv Vilmansa.

Sementara itu, ⁠Seniman Paus – Arkiv Vilmansa, menjelaskan, Paus ini dipilih karena memang secara pribadi ia suka dengan sesuatu yang monumental. Karena dalam kegiatan ini, ia membawa misi yang besar, membawa tugas mulia, untuk mengingatkan kita sebagai manusia itu untuk peduli, care, sama apa yang diperbuat, terutama terhadap lingkungan.

Tentunya melalui kegiatan ini, pihaknya mengajak seniman bali untuk merespon tindakan untuk lebih peduli dengan lingkungan. Ke depan event seperti ini akan terus bergulir dengan mengajak seniman lokal, mengajak juga masyarakat luas untuk tetap peduli dengan lingkungan.

Terinspirasi oleh refleksi Arkiv tentang kerentanan ekologis, Ragga si paus Pink mengajak semua untuk terhubung kembali dengan alam. Kedua adalah Domma, mahakarya lain Arkiv, yang menggambarkan tokoh mitos yang mengeksplorasi kompleksitas hubungan manusia
dengan alam.

Pameran lukisan karya seniman kontemporer terkemuka Bali, di Locca Sea House.

Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati berbagai koleksi lukisan karya seniman kontemporer terkemuka di Bali, yang merespon karya Arkiv Vilmansa, seperti Teja Astawa,Ida Bagus Purwa, Made Bayak, Suarnata, Satya Cipta, Nyoman Sani, Made Wianta, Kun Adnyana, Kenyem, Made Wiradana, Apel Hendrawan, NPAAW, Kencut, Dully, Bayu Pramana, dan Putu Winata, yang masing-masing menampilkan warisan seni Bali dengan sudut pandang yang unik.

See also  Rilis Single "We Will See The Light" Persembahan Rezha Untuk Semesta

Bersama-sama, Ragga dan Domma menjadi pengingat keseimbangan antara manusia dan alam. Instalasi ini merupakan ajakan untuk bertindak, yang mendorong percakapan tentang keberlanjutan dan tanggung jawab kolektif kita terhadap lingkungan. Diperkaya dengan lanskap Locca Sea House, pameran Widya Segara menghubungkan seni, kemanusiaan, budaya, dan alam secara mulus, menawarkan pengalaman yang tak terlupakan bagi semua orang. (MBP)

 

redaksi

Related post