Berdayakan Perempuan Sekitar Pabrik, SPA Factory Bali Beri Dampak Positif Terhadap Lingkungan

 Berdayakan Perempuan Sekitar Pabrik, SPA Factory Bali Beri Dampak Positif Terhadap Lingkungan

Managing Director SPA Factory Bali, Maria Satiaputri.

MANGUPURA – baliprawara.com

Memiliki misi untuk memberikan dampak positif terhadap lingkungan sekitar, keberadaan SPA Factory Bali, yang beralamat di kawasan bukit Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, selama ini sangat fokus membantu masyarakat di sekitar lokasi pabrik. Pasalnya, untuk menggerakkan operasional pabrik, sebagian besar pekerja yang dilibatkan, merupakan masyarakat lokal sekitar.

Tentu hal ini sangat membantu menggerakkan perekonomian warga, terutama kaum perempuan di sekitar. “Saat ini, kami memilih untuk memproduksi kosmetik alami buatan tangan untuk membuka lapangan kerja dan memanfaatkan talenta lokal, mempekerjakan lebih dari 38 staf, yang sebagian besar adalah perempuan,” kata Managing Director SPA Factory Bali, Maria Satiaputri, saat ditemui di kantornya, belum lama ini.

Lebih lanjut dikatakan Maria, SPA Factory Bali merupakan perusahaan yang dijalankan oleh perempuan, yang bertekad untuk membuat perbedaan dengan memberdayakan perempuan dan mendukung perekonomian lokal. Oleh karena itu, pihaknya di pabrik, lebih banyak mempekerjakan ibu-ibu dengan anak yang membutuhkan penghasilan untuk menghidupi keluarga. “Kami mendukung tekad mereka untuk mencari nafkah, sehingga kami memfasilitasi mereka,” ucapnya.

Diungkapkan Maria, SPA Factory Bali, memulai sebagai industri rumahan di dalam rumah kecil pada tahun 2002 yang ditargetkan untuk objek wisata. Saat itu pihaknya hanya membuat produk sederhana seperti scrub powder, minyak pijat, dan garam mandi.

Sebelum merambah manufaktur, SPA Factory Bali merupakan sebuah destinasi wisata berupa showcase dan memberi kesempatan bagi turis untuk melihat proses produksinya secara langsung. Namun, setelah Bom Bali tahun 2002, SPA Factory Bali mulai beradaptasi dengan bisnis manufaktur, mulai dari desain dan perencanaan produk bersama dengan klien, produksi dengan brand milik pelanggan.

“Saat pertama merintis di tahun 2002, kami lebih mengarah ke showcase. Saat itu, khusus untuk turis Jepang, ada kerja sama dengan agensi Jepang. Pengunjung bisa melihat proses pembuatan dari produk-produk. Namun, karena ada Bom Bali dan turis berkurang, kami memutuskan untuk melakukan ekspor ke Maldives selagi ada kesempatan. Setelah itu, kami mulai merambah ke hotel seperti Bulgari, Ritz Carlton dan Ayana sejumlah hotel bintang 5 lainnya,” kenang Maria.

See also  Masyarakat Sempidi Siap Menangkan Adi-Cipta di Pilkada Badung, Target Minimal 80 Persen

Dari situ kemudian berekspansi menjadi produsen kosmetik yang lebih maju dan berinovasi dengan pindah ke pabrik baru untuk memenuhi standar Good Manufacture Practice dan tetap relevan dengan tren industri pada tahun 2015.  “Saat ini, kami memilih untuk memproduksi kosmetik alami buatan tangan untuk membuka lapangan kerja dan memanfaatkan  talenta lokal,” bebernya.

Saat ini produksi di SPA Factory Bali, tergantung kebutuhan klien terutama tergantung musim dan bulan-bulan tertentu. Untuk jenis produk, ada bermacam-macam, seperti hotel amenities termasuk sun protection, pillow spray, atau shaving cream yang dominan ada di resort, serta SPA products.

Tidak hanya itu, SPA Factory Bali juga mulai memperluas pasar, baik di domestik maupun internasional. Apalagi spesifikasi Spa Factory Bali yang lebih banyak menyasar suplai resort bintang lima, maka perluasan pasar menyasar hotel-hotel berbintang di Bali dan Sumba. Termasuk pasar internasional yang mengarahkan ekspor produk ke Timur Tengah dan Eropa dengan fokus juga pada hotel-hotel.

Maria mengungkapkan bahwa keberhasilan SPA Factory Bali merambah pasar Eropa tidak lepas dari usaha yang dilakukan untuk meningkatkan standar produk. Tentu harus melewati safety assessment yang cenderung sulit. Oleh sebab itu, diperlukan pengetahuan dan upaya yang mumpuni untuk mengejar persyaratan dan standar yang ditetapkan.

“Dari tahun lalu, ada klien kami yang berhasil masuk ke farmasi di Paris. Namun, prosesnya memang panjang. Kami didampingi oleh mentor dari Belanda selama tiga tahun ke belakang dan kami terus memperbaiki berdasarkan rekomendasinya, mulai dari cara bekerja dan dokumentasi. Satu hal yang diminta oleh Eropa adalah alergen, jadi di sana harus dicantumkan guna menghadapi safety assessment,” terang Maria.

See also  Dampak Penurunan Kunjungan Wisata, Kafe Makanan di Kedonganan Kurangi Jam Kerja Karyawan

Selain berhasil memenuhi safety assessment yang diterapkan dunia internasional, produk karya SPA Factory Bali memiliki keunikan berupa signature scent atau aroma yang khas pada masing-masing produk, serta bahan baku (raw material) yang cenderung natural. Hal tersebut dilandaskan pada kontrak manufaktur dan komitmen untuk menjaga kepercayaan klien terhadap SPA Factory Bali. (MBP)

 

redaksi

Related post