Bernilai Ekonomi, Warga Manfaatkan Sampah Kiriman Pantai Kuta untuk Dijual

 Bernilai Ekonomi, Warga Manfaatkan Sampah Kiriman Pantai Kuta untuk Dijual

Sampah kiriman di pantai Kuta mulai di ambil warga.

MANGUPURA – baliprawara.com

Sampah kiriman berupa batang kayu yang masih menumpuk di Stop Over (STO) di dekat Setra Asam Celagi Kuta, mulai diambil warga. Dari pantauan di lokasi, salah seorang warga, terlihat memotong sampah kayu, untuk nantinya diangkut dan dijual kepada sejumlah usaha yang memerlukan untuk kayu bakar.

Dengan menggunakan sebuah mesin chainsaw atau pemotong kayu, pria yang mengaku bernama Nyoman Sutarma, memotong kayu bekas sampah kiriman ini.  Pemotongan batang kayu ini, dilakukan untuk mempermudah pengangkutan ke dalam mobil pickup yang ia gunakan. 

Aktivitas itu diakuinya, sudah dilakukan sejak seminggu terakhir. Diakuinya, dalam sehari paling sedikit sampah yang bisa diangkut sampai 1 pickup. Sampah kayu ini kata dia, nantinya akan dijual kembali untuk kayu bakar, kepada sejumlah usaha yang memerlukan. Seperti pedagang babi guling, pabrik tahu, laundry, garmen, dan sebagainya. 

“Kayu sampah kiriman ini cukup diminati kok, makanya saya cari untuk dijual lagi. Memang kayu ini menyerap air laut. Jadi sebelum dijual, perlu dipotong lagi dan dikeringkan,” ucapnya, Kamis 17 November 2022.

 

Pria yang mengaku tinggal di kawasan Gelogor Carik Denpasar itu, mengaku sudah 3 tahun belakangan mencari kayu, di kawasan Pantai Kuta. Sebab diketahuinya pada saat musim sampah kiriman, kayu gelondongan cukup banyak menepi. Terlebih  sampah itu juga dipersilahkan oleh petugas, untuk diambil. Karena hal itu juga sangat membantu mengurai sampah kiriman di pantai. 

See also  Cuti Bersama Lebaran 2023, Wisdom Mulai Padati Bandara Ngurah Rai

Bukan hanya di Kuta, ia juga beberapa kali sempat mencari kayu sampah kiriman itu di kawasan Pantai Lebih Gianyar dan Pantai di kawasan Jembrana. Utamanya saat musim hujan dan saat ada banjir rob yang terjadi di kawasan itu. “Kalau dulu sebelum Covid-19, sehari itu bisa angkut 2 pickup. Jadi saat itu saya berburu mencari kayu sampah kiriman ini. Tapi karena Covid, sekarang agak lesu yang mencari. Paling sehari laku 1 pickup,” terangnya.

Untuk harga jual, 1 pickup kayu itu biasanya dijual seharga Rp300 ribu. Harganya memang relatif lebih murah dibandingkan kayu darat yang ia cari. 

Sebelumnya Koordinator Evakuasi Dini Sampah Laut (Desalut) DLHK Badung, I Made Gde Dwipayana, mempersilahkan siapa saja yang berminat untuk mencari kayu sampah kiriman itu. Sebab hal itu akan cukup mengurai jumlah sampah, untuk dibuang ke TPST. (MBP)

 

redaksi

Related post