Bersama “SATRIA”, SMA Negeri 3 Kuta Selatan Tingkatkan Tanggung Jawab Siswa Terkait Kedisiplinan

 Bersama “SATRIA”, SMA Negeri 3 Kuta Selatan Tingkatkan Tanggung Jawab Siswa Terkait Kedisiplinan

Sejumlah siswa SMA Negeri 3 Kuta Selatan, melakukan absensi malalui aplikasi SATRIA.

MANGUPURA – baliprawara.com
Kenakalan remaja yang melibatkan siswa di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), belakangan ini masih sering terjadi. Seperti misalnya terkait dengan siswa bolos sekolah, tentu perlu mendapat perhatian serius, tidak hanya oleh pihak sekolah, namun juga dari lingkungan keluarga.

Untuk meminimalisir hal tersebut, SMA Negeri 3 Kuta Selatan, Kabupaten Badung, mengembangkan inovasi dengan menerapkan sistem absensi bernama SATRIA (Sistem Absensi Trisaka Real-time Inovatif Akurat) sebagai upaya untuk meningkatkan tanggung jawab siswa dalam hal kedisiplinan. Aplikasi online yang dikembangkan tanpa membebani anggara sekolah ini, telah menerapkan sistem scan wajah melalui perangkat Smartphone masing-masing siswa, dilengkapi pemberitahuan langsung ke aplikasi WhatsApp di perangkat orang tua masing-masing.

Pengembangan aplikasi ini merupakan suatu kolaborasi antara sekolah dengan lingkungan rumah, dimana orang tua bisa mengontrol anaknya secara realtime. Meski sistem ini dikembangkan dengan biaya sangat minim dan tidak memberatkan sekolah maupun siswa, ini tentu sangat membantu orang tua dalam memantau keberadaan siswa.

Kepala SMA Negeri 3 Kuta Selatan, I Wayan Agustiana, S.Pd., M.Pd., mengatakan, penerapan aplikasi SATRIA ini tujuan utamanya adalah untuk meminimalisir absensi siswa yang selama ini tidak Terecord. Apalagi selama ini ada siswa yang dari rumah sudah berangkat ke sekolah, tetapi kenyataanya di sekolah tidak ada. Bahkan orang tua mereka tidak mengetahui hal itu, karena sepengetahuan orang tua, anaknya sudah berangkat ke sekolah.

“Sekarang dengan sistem ini, tentu akan mempermudah recording dan tentunya pasti akurat. Termasuk juga pemberitahuan kepada orang tua juga realtime terkait kehadiran siswa di sekolah,” kata Agustiana saat ditemui, Kamis 9 Oktober 2025.

Kepala SMA Negeri 3 Kuta Selatan, I Wayan Agustiana, S.Pd., M.Pd.

Penerapan aplikasi ini kata dia baru merupakan tahap awal. Ke depan sejumlah pengembangan akan terus dilakukan, sehingga sedikit demi sedikit siswa akan paham terkait sistem ini, dan orang tua akan mendapat informasi secara benar terhadap kehadiran siswa di sekolah.

See also  Srikandi Praja Raksaka Kembali Dari Misi Perdamaian BGC XXXIX-C Monusco Kongo

SMA Negeri 3 Kutsel yang merupakan sekolah baru, saat ini memiliki siswa sebanyak 350 orang dari kelas 10, kelas 11, hingga kelas 12. Tentunya dengan Aplikasi ini, informasi absensi siswa ini dapat disampaikan realtime dan benar secara langsung kepada orang tua. “Hal ini tentu menjadi dampak positif bagi orang tua, karena mereka mendapat informasi real time dan valid, sehingga anak-anak tidak bisa berbohong lagi sama orang tuanya bahwa mereka sudah di sekolah atau tidak,” ucapnya.

Ke depan pihaknya berharap agar aplikasi ini tidak hanya diterapkan di SMA Negeri 3 Kuta Selatan saja. Namun juga bisa diterapkan di sekolah lain di Bali, terutama di wilayah Kuta Selatan.

Salah seorang siswa, Ni Kadek Diva Bintang Pramesti, mengaku sangat terbantu dengan aplikasi ini. Karena sistem absensi ini akan mempermudah orang tua mereka dalam pengawasan. Yang mana ketika melakukan absensi, siswa harus berada di lingkungan sekolah, dan data absensi ini langsung terkirim ke perangkat orang tua masing-masing secara realtime.

“Jadi orang tua kami bisa langsung mengetahui apakah kami terlambat sekolah, apakah kami bolos sekolah, dan jam berapa kita absen langsung diketahui. Sehingga tidak ada lagi yang memanipulasi absensi,” ucapnya.

Penerapan aplikasi ini juga mendapat apresiasi dari orang tua siswa. Seperti yang disampaikan orang tua Siswa, Kicuk Bahariawan, ia mengaku bangga dan mendukung penuh terhadap aplikasi absensi ini. Karena saat ini semuanya sudah serba digital, dan ini menurutnya merupakan salah satu penerapan dari digital teknologi di lingkungan sekolah.

Dengan adanya aplikasi absensi ini, ia mengaku bahwa anaknya saat ini semakin memiliki rasa tanggung jawab. Karena tanpa harus diberi tahu, anaknya sudah berinisiatif untuk bersiap dan berangkat ke sekolah lebih awal sebelum pukul 07.00 wita agar tidak terlambat. ”Jadi sekarang ada rasa tanggung jawab dari anak. Sehingga anak saya bisa datang ke sekolah lebih awal, tanpa harus diberitahu,” ucap Kicuk sekaligus berharap aplikasi ini bisa menjadi langkah awal penerapan transformasi digital di lingkungan sekolah ini.

See also  Bandara Ngurah Rai Kampanyekan Bali Clean Energy

Sementara itu, I Wayan Wita, S.Pd., M.Pd.,selaku pengembang aplikasi yang juga Tim IT SMA Negeri 3 Kuta Selatan ini menyampaikan bahwa pembuatan aplikasi absensi tersebut saat ini baru diterapkan untuk siswa di jenjang SMA. Karena untuk jenjang SMA, mereka semua sudah membawa perangkat smartphone masing-masing. Sedangkan, latar belakang implementasi aplikasi ini kata dia, untuk meminimalisir kenakalan remaja yang masih terjadi di lingkungan sekolah.

“Jadi dengan adanya SATRIA ini, kami menciptakan kolaborasi antara sekolah dengan Orang Tua siswa, dimana selain orang tua bisa mengontrol keberadaan anaknya, sekolah juga bisa memantau siswa,” ucapnya.

Lebih lanjut dijelaskan, aplikasi ini merupakan pengembangan aplikasi yang dimiliki sebelumnya dengan beberapa fitur terbaru, seperti face recognition, face detector, AI asistant dan geolocation radius untuk menentukan radius lokasi.

Wita sebagai Guru Berprestasi yang juga Kepala SDN 6 Benoa ini mengungkapkan, pengembangan aplikasi ini sudah dilakukan sejak dua tahun terakhir. Sedangkan penerapan baru mulai dilakukan sejak beberapa minggu ini. Bahkan Aplikasi SATRIA ini, sudah mendapat SURAT PENCATATAN CIPTAAN dari Kementerian Hukum RI, yang dikeluarkan pada 27 September 2025, bernomor : EC002025145245, dengan SMA Negeri 3 Kuta Selatan selaku Pemegang Hak Cipta.

Saat ini, aplikasi yang dibuatnya dengan pengembangan open source yang ada tersebut telah dihibahkan ke SMA Negeri 3 Kutsel, sebagai bentuk komitmennya untuk membuat suatu terobosan dan inovasi dalam rangka melakukan perbaikan kualitas pendidikan di Bali.

Untuk fitur-fitur yang dikembangkan, ada face recognition untuk merekam wajah siswa saat akan absen. Sedangkan untuk face detector digunakan untuk memfasilitasi siswa yang menggunakan perangkat IPhone.
Selain fitur itu, pihaknya juga menerapkan geolocation radius sehingga proses absensi hanya bisa dilakukan di lingkungan sekolah, yang kemudian diteruskan ke whatsapp masing masing orang tua. Dengan demikian, orang tua tidak perlu khawatir, terkait anaknya sudah di sekolah atau belum.

See also  Karangasem Krisis Tenaga Pengajar, Ratusan Guru Pensiun di Tahun 2023

Sedangkan, untuk AI Assistant, digunakan untuk membantu menjawab secara otomatis sehingga orang tua bisa terlayani tanpa menunggu jawaban dari operator. Aplikasi ini kata Wita, merupakan inovasi tanpa membebani anggaran sekolah karena semua serba gratis.

Ke depan pihaknya berharap agar bisa terus dilakukan pengembangan. Karena ada permintaan dari orangtua siswa untuk penambahan terkait absensi ketika siswa mengikuti ekstrakurikuler, termasuk juga informasi pembayaran spp, dan juga berkaitan dengan BK. “Itu semua masih perlu waktu untuk pengembangan,” ucapnya. (MBP1) 

 

redaksi

Related post