Buku “Ajik Cok: Pandemi Membawa Berkah”, Kisah Perjuangan Bangkit dari Pandemi Hingga Dijuluki Pandemic Winner
Peluncuran buku “Ajik Cok: Pandemi Membawa Berkah”, Minggu 17 Maret 2024, di The Westin Resort, Nusa Dua, Bali.
MANGUPURA – baliprawara.com
Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak awal Maret 2020, telah menyebabkan banyak pengusaha di Indonesia dan Dunia mengalami kesulitan dalam menjalankan perusahaannya. Bahkan banyak pengusaha memilih untuk menunda rencana pengembangan usahanya.
Situasi itu bahkan juga terjadi di Bali, yang ekonominya sangat bertumpu pada sektor pariwisata. Yang mana, akibat pemberlakuan lockdown dan larangan penerbangan di sejumlah negara saat itu, membuat kedatangan turis domestik dan mancanegara sangat minim. Akibatnya, banyak pengusaha yang juga bergantung pada sektor pariwisata, harus gulung tikar.
Tentu hal itu juga berdampak pada para pekerja karena harus kehilangan penghasilan dengan sedikit turis yang datang ke Bali. Dalam situasi tersebut, Ajik Cok sebagai pemilik Krisna Oleh-oleh Bali, justru melakukan berbagai terobosan dalam kondisi sulit tersebut, dengan melakukan inovasi produk dan pengembangan perusahaannya. Sehingga meski disaat semua pengusaha “tiarap” Ajik Cok justru semakin berkembang.
Kesuksesan Ajik Cok melewati Pandemi Covid-19 yang dibarengi semakin berkrmbangnya usaha yang dijalankan, membuat dia dijuluki “Pandemic Winner” oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Uno. Julukan tersebut menurut Menteri Sandiaga Uno, berangkat dari pengamatannya yang melihat sepak terjang Ajik Cok pada masa pandemi Covid-19. Pada saat para pengusaha masih menahan usahanya, Ajik Cok malah melakukan inovasi produk dan pengembangan perusahaannya.
Penghargaan Menteri Sandiaga Uno tersebut, tertulis dalam buku berjudul “Ajik Cok: Pandemi Membawa Berkah” yang diluncurkan Minggu 17 Maret 2024, di The Westin Resort, Nusa Dua, Bali. “Pada masa pandemi, orang-orang mengeluh dan banyak yang menumpahkan kekecewaan dengan berbagai cara, Ajik malah melakukan banyak hal dengan membantu karyawan, supplier, masyarakat, dan pemerintah,” kata Menteri Sandiaga Uno melalui melalui tayangan video.
Keberhasilan Ajik Cok menurutnya, terjadi karena dia punya keyakinan diri yang kuat, sikapnya positif, dan memiliki hati yang tulus. “Itulah sebabnya saya menobatkan Ajik Krisna sebagai Pandemic Winner,” tambah Sandiaga Uno yang juga memiliki latar belakang sebagai pengusaha.
Salah satu kekaguman Sandiaga Uno kepada Ajik Cok adalah mempekerjakan para karyawan disabilitas. Dia melihat sendiri para karyawan itu bekerja di pabrik pie susu milik Ajik Cok. “Ini salah satu contoh yang sangat layak bagi kami di pemerintahan, dan juga di dunia usaha untuk memberikan kesempatan kepada teman-teman disabilitas yang kerjanya penuh totalitas dan sangat teliti,” beber Sandiaga Uno.

Banyak Belajar
Penilaian serupa juga disampaikan oleh Ketua MPR, Bambang Soesatyo; Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Teten Masduki; Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Maruli Simanjuntak; dan Walikota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka. Di dalam buku yang ditulis oleh A. Bobby Pr. ini, mereka juga menyampaikan pandangannya.
Jenderal TNI Maruli Simanjuntak memiliki kedekatan dengan Ajik Cok pada saat menjabat sebagai Pangdam IX Udayana. Dari kedekatan itu dia melihat Ajik Cok adalah sosok pengusaha yang memiliki kepedulian yang sangat besar kepada sesama manusia tanpa memandang latar belakangnya. “Ketika usahanya tertatih-tatih pada masa pandemi Covid-19, dia masih juga mau memberikan bantuan kepada masyarakat luas,” ungkap Maruli Simanjuntak.
Peranan Ajik Cok dalam membantu program vaksinasi di Bali juga diakui oleh Maruli Simanjuntak. Kerja sama Ajik Cok dengan Kodam IX Udayana membuat program vaksinasi di Bali dapat berlangsung dengan sukses.
Kiprah Ajik Cok dalam melakukan pemberdayaan bagi penggiat UMKM disoroti oleh Teten Masduki dan Gibran Rakabuming Raka. Mereka melihat Ajik Cok bukanlah sosok pengusaha yang ingin sukses sendiri. Oleh karena itulah, Gibran, sebagai kepala daerah banyak menimba pelajaran dari Ajik Cok untuk mengembangkan UMKM di daerahnya. “Bang Ajik banyak mengambil barang dari pelaku UMKM di Solo untuk Krisna. Saya banyak belajar dari beliau tentang pariwisata dan secara khusus pengembangan UMKM,” tutur Gibran.
Menarik Tabungan
Pada buku setebal 278 yang baru diluncurkan ini, mengisahkan perjuangan Ajik Cok dan istrinya, Bu Jero, dalam menjalankan perusahaan pada masa pandemi Covid-19. Seperti halnya pengusaha di Bali lainnya, mereka juga mengalami kesulitan besar dengan tidak adanya turis yang datang ke Bali. Terpaksa mereka merumahkan 2.500 karyawannya.
Ajik Cok mengakui dalam situasi itu, dia stres. Dia bukan mengkhawatirkan keluarganya, tetapi nasib ribuan karyawan, supplier, dan keluarga mereka. “Saya pernah hidup susah. Pernah tinggal di pos satpam. Makan susah. Jadi kalau kembali susah tidak masalah karena masih punya aset,” ucap Ajik Cok yang pernah jadi tukang cuci mobil dan tenaga serabutan di perusahaan konfeksi.
Keprihatinan Bu Jero dan Ajik Cok akhirnya menggerakkan hati mereka untuk membantu para karyawan dan masyarakat lainnya. Bu Jero yang tak pernah menarik tabungannya sejak puluhan tahun, akhirnya mencairkan tabungannya untuk membelikan sembako bagi karyawannya beberapa kali. “Pas, pertama bagi sembako itu saya nangis. Nangis bahagia bisa memberikan sembako buat anak-anak,” aku Bu Jero. Anak-anak yang dimaksud adalah para karyawannya. Bu Jero dan Ajik Cok menganggap para karyawan sebagai anak-anak mereka.
Untuk menghilangkan stres pada masa pandemi Covid-19, Ajik Cok mengajak teman-temannya bertani di Pengulon, Singaraja. Dari bertani inilah Ajik Cok kemudian mengembangkan berbagai produk camilan dengan bendera Serba Ajik. Setelah pandemi mulai mereda, Ajik Cok terus menggenjot pengembangan usahanya di berbagai tempat.
Proyek yang dilakukan setelah pandemi antara lain: perluasan halaman parkir Rama Krisna Tuban, pembukaan Nexx Luxury Showroom, pengembangan pabrik kacang dan dodol di Singaraja, pembangunan pabrik pie susu di Blangsinga, dan pembukaan Krisna Oleh-oleh Nusantara di Malioboro, Yogyakarta.
General Manager PT Krisna Nusantara Grup, Ida Ayu Komang Firna Erawati mengakui, pimpinannya adalah sosok pengusaha yang sangat berani dalam mengambil resiko. Keberanian atau kenekatan Ajik Cok itu dilandasi kecepatannya dalam berkalkulasi. “Ajik itu sebenarnya penuh pertimbangan, bahkan rugi pun dia sudah hitung. Kalkulasinya sangat cepat,” tambah perempuan yang biasa disapa Dayu, yang bergabung di Krisna sejak tahun 2009 itu.
Dari bawah
Ajik Cok dan Bu Jero tak pernah membayangkan bahwa kini perusahaannya berkembang pesat. Mereka mulai merintis usaha dari bawah dengan membuka Cok Konfeksi. Setelah Cok Konfeksi berjalan, mereka mencoba peruntungan dengan membuka Krisna Oleh-oleh Bali di Jl. Nusa Indah pada tahun 2007.
Setahun kemudian mereka mendirikan toko kedua di Jl. Nusa Kambangan. Setelah itu, Krisna terus bertambah dari tahun ke tahun. Dalam waktu singkat, pria yang sempat menjadi tukang cuci mobil itu berhasil mengembangkan usahanya menjadi toko oleh-oleh terbesar di Asia Tenggara. Karyawannya pun ribuan. Belakangan mulai merambah ke bisnis restoran, wahana permainan, dan rental.
Bu Jero mengaku tak pernah membayangkan perusahaannya berkembang demikian pesat. Latar belakangnya bersama Ajik Cok sebagai orang susah menjadi pemicu dia untuk bekerja keras dari hari ke hari. “Kami jalani hidup biasa aja. Nyesel juga ndak. Jalani berdua aja. Saya sama Ajik berusaha saling membantu, saling mendukung. Ndak pernah nyesel. Ndak pernah pengen kaya. Mengalir aja,” tambah perempuan yang hanya sempat mengenyam pendidikan sampai bangku SMP itu.
Peluncuran ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Pj. Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya, Ketua DPRD Bali, Pangdam IX Udayana, Kapolda Bali, Bupati Seluruh Bali, dan Walikota Denpasar. Disela peluncuran buku ini, juga diisi dengan talk show yang dibawakan oleh Andy F. Noya. Peluncuran buku ini juga dihiasi dengan berbagai acara hiburan. (MBP)