Bulan Oktober dan November 2025 Prediksi Awal Musim Hujan di Bali

 Bulan Oktober dan November 2025 Prediksi Awal Musim Hujan di Bali

Sosialisasi Prakiraan Awal Musim Hujan Tahun 2025-2026 di Bali, Selasa 30 September 2025 di Kuta.

MANGUPURA – baliprawara.com
Prediksi awal musim hujan tahun 2025-2026 pada 20 Zona Musim (ZOM) di Bali, umumnya berkisar pada bulan Oktober dan November 2025. Namun, 5 persen atau 1 ZOM saat ini sudah masuk musim hujan di bulan September, sedangkan 45 persen atau 9 ZOM di bulan Oktober, dan 50 persen atau 10 ZOM di bulan November 2025.

Seperti yang disampaikan Kepala Stasiun Klimatologi Bali, Aminudin Al Roniri dalam Sosialisasi Prakiraan Awal Musim Hujan Tahun 2025-2026 di Bali, Selasa 30 September 2025 di Kuta, terdapat 1 ZOM yang awal musim hujannya diprediksi terjadi pada September dasarian III. Yakni meliputi wilayah Bangli bagian selatan, Karangasem bagian selatan, dan Klungkung bagian utara.

Sedangkan untuk 9 ZOM, awal musim hujan diprediksi terjadi pada Oktober dasarian I – III. Yakni meliputi wilayah sebagian besar Jembrana, Jembrana bagian barat dan timur; Buleleng bagian tengah, barat, dan selatan; Tabanan bagian barat, utara, dan tengah; Badung bagian utara dan tengah; Karangasem bagian barat; Bangli bagian tengah dan selatan; dan Gianyar bagian utara, tengah, dan selatan.

Lebih lanjut disampaikan, untuk 10 ZOM sisanya, awal musim hujan diprediksi terjadi pada November dasarian II – III, meliputi wilayah Jembrana bagian barat; Buleleng bagian barat, utara, timur, dan tenggara; Bangli bagian utara, tengah, dan timur; Karangasem bagian utara, barat, timur, tengah, dan selatan; Gianyar bagian selatan; Klungkung bagian selatan; Tabanan bagian selatan; Badung bagian selatan; Kota Denpasar; dan Pulau Nusa Penida.

Aminudin juga menyebutkan mengenai perbandingan prediksi awal musim hujan 2025-2026 terhadap rata-rata periode 1991-2020. 6 ZOM (30%) terbilang Sama, 8 ZOM (40%) Maju, dan 6 ZOM (30%) Mundur. “Apabila dibandingkan dengan rata-rata awal musim hujan periode 1991-2020, sebanyak 6 ZOM diprediksi sama dengan rata-ratanya, 8 ZOM diprediksi lebih cepat dari rata-ratanya, dan 6 ZOM diprediksi lebih lambat dari rata – ratanya,” ucapnya.

See also  Waspada Cuaca Ekstrem  di Puncak Musim Hujan

Mengenai sifat hujan, umumnya diprediksi Normal (N). Dengan rincian, 15 ZOM (75%) Normal, dan 5 ZOM (25%) Atas Normal (AN). “15 ZOM ini meliputi seluruh wilayah Jembrana; Buleleng bagian barat, selatan, tengah, dan tenggara; Tabanan bagian barat, utara, tengah, dan selatan; Badung bagian utara, tengah, dan selatan; Gianyar bagian utara, tengah, dan selatan; Bangli bagian utara, tengah, timur, dan selatan; Karangasem bagian barat, tengah, timur, dan selatan; Klungkung bagian utara dan selatan; dan Kota Denpasar,” bebernya.

Sementara untuk 5 ZOM dengan sifat hujan AN, meliputi wilayah Buleleng bagian utara dan timur; Tabanan bagian tengah; Badung bagian tengah; Bangli bagian selatan; Karangasem bagian barat dan utara; Gianyar bagian selatan; dan Pulau Nusa Penida. Prediksi Puncak Musim Hujan 2025-2026 pada 20 Zona Musim di Bali, diprediksi umumnya berkisar pada bulan Februari 2026. Sebanyak 9 ZOM, puncak musim hujan diprediksi terjadi pada Januari 2026, meliputi wilayah Buleleng bagian utara dan timur; Tabanan bagian utara, tengah, dan selatan; Badung bagian utara, tengah, dan selatan; Gianyar bagian utara, tengah, dan selatan; Bangli bagian tengah; Karangasem bagian utara, tengah, timur, dan selatan; Kota Denpasar; dan Nusa Penida.

Sebanyak 11 ZOM, puncak musim hujan diprediksi terjadi pada Februari 2026, meliputi seluruh wilayah Jembrana; Buleleng bagian barat, selatan, tengah, utara, dan tenggara; Tabanan bagian barat dan utara; Karangasem bagian barat dan selatan; Bangli bagian selatan, utara, tengah, dan timur; Klungkung bagian utara; dan Badung bagian utara.

Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho, mengingatkan kembali terkait dengan potensi yang ditimbulkan saat musim hujan. Berkaca pada musim pancaroba yakni peralihan dari musim kemarau ke musim hujan sebelumnya, Bali sempat mendapat curah hujan cukup ekstrim hampir di seluruh bali. Yang mana di wilayah hulu Bali terjadi curah hujan ekstrem yang memicu limpahan air dari hulu ke daerah hilir di selatan Bali. “Karakter curah hujan pada saat pancaroba itu adalah curah hujan lebat dalam waktu yang singkat, sementara kalau nanti Puncak musim hujan itu bisa jadi terjadi curah hujan dalam jangka waktu panjang,” ucapnya sembari mengingatkan potensi yang ditimbulkan.

See also  Coco Group dan BNI Bantu Buka Usaha Tanpa Modal, Dukung Pemulihan Ekonomi Akibat Covid-19

KaPokja Manajemen Data Meteorologi dan Klimatologi, I Nyoman Gede Wiryajaya selaku Ketua Panitia, menyampaikan, sosialisasi tersebut dilaksanakan selama satu hari dengan menghadirkan berbagai pemangku kepentingan sebagai peserta.

“Kegiatan ini bertujuan untuk menyosialisasikan hasil prakiraan awal dan potensi puncak musim hujan di Provinsi Bali kepada pemangku kepentingan. Selanjutnya, kegiatan ini kami harap mampu menjadi sarana diskusi, koordinasi, dan kolaborasi antar stakeholder terkait dalam menghadapi potensi dampak musim hujan, khususnya risiko bencana hidrometeorologi di Bali,” singkatnya. (MBP)

 

redaksi

Related post