Bupati dan Wakil Bupati Badung Kompak Sembahyang Bersama Serangkaian Pujawali di Pura Uluwatu

Bupati Wayan Adi Arnawa bersama Wakil Bupati Bagus Alit Sucipta, saat prosesi mulang pakelem, rangkaian puncak Pujawali Pura Uluwatu, Selasa 13 Mei 2025.
MANGUPURA – baliprawara.com
Puncak Pujawali Ida Betara Pura Luhur Uluwatu, kembali digelar pada Rahina Anggara Kasih Medangsia, Selasa 13 Mei 2025. Pujawali yang rutin digelar setiap enam bulan sekali ini, Ida Bhatara nyejer selama empat hari dan akan mesineb pada Jumat 16 Mei 2025.
Prosesi puncak pujawali, diawali dengan mundut Ida Bhatara dari Pura Parerepan menuju Pura Luhur Uluwatu dengan berjalan kaki sejauh lima kilometer, yang dilanjutkan upacara utama Pujawali.
Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa bersama Wakil Bupati Badung Bagus Alit Sucipta, kompak hadir melaksanakan persembahyangan bersama. Pada momen ini, juga dihadiri Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa, Ketua DPRD Badung I Gusti Anom Gumanti, Sekda Badung Ida Bagus Surya Suamba, Ketua TP. PKK Badung Nyonya Rasniathi Adi Arnawa, Sekretaris I TP PKK Badung Nyonya Yunita Alit Sucipta, Nyonya Oliviana Surya Suamba, Kepala OPD di lingkup Pemkab Badung, Camat Se-Badung, Bendesa Adat Pecatu serta krama pemedek.
Ada yang berbeda pada pujawali kali ini, yang mana prosesi mulang pakelem yang biasanya dilakukan dari area utama mandala Pura Uluwatu, saat ini digelar di area SeaWall di bawah tebing uluwatu. Hal itu dilakukan setelah rampungnya pengerjaan seawall penguatan tebing uluwatu.
Bupati Adi Arnawa mengungkapkan, Pemerintah Kabupaten Badung, hadir ngrastiti bakti serangkaian pujawali di Pura Luhur Uluwatu. Ia menambahkan bahwa keberadaan seawall di kawasan Pura Luhur Uluwatu memang dibangun sebagai bagian dari upaya pelindungan kawasan pura yang rawan abrasi. Selain berfungsi sebagai pelindung pantai, proyek ini juga memungkinkan dibuatnya akses baru ke pura untuk kegiatan keagamaan.
Dia pun berharap, dengan adanya seawall tersebut, pelaksanaan pelaksanaan upacara bisa dilaksanakan lebih khusyuk. “Tujuan membuat seawall dalam rangka kita untuk menjaga keberadaan Pura Luhur Uluwatu, ya memang mengalami abrasi juga kita membuat akses untuk menuju Pura Batu Metandal yang merupakan bagian dari Pura Luhur Uluwatu ini. Mudah-mudahan dengan kegiatan dan kondisi seperti ini maka semakin khusyuk pelaksanaan upakara kita di Uluwatu,” harapnya.
Selaras dengan hal tersebut, Panglingsir Puri Agung Jrokuta sekaligus Pangempon Pura Luhur Uluwatu, I Gusti Ngurah Jaka Pratidnya (Turah Joko) menambahkan, ada yang berbeda pada upacara Pujawali yang dilaksanakan setiap enam bulan sekali ini, yakni, prosesi mulang pekelem dilaksanakan langsung di area seawall yang telah digarap oleh Pemkab Badung.
Sebelum pelaksanaan pekelem, pada Senin (12/5) telah dilaksanakan upacara prayascita, yaitu pembersihan secara niskala terhadap jalur seawall yang akan dilalui untuk prosesi pakelem. Turah Joko berharapan, ke depan Pemkab Badung dapat menyiapkan tempat permanen agar prosesi pekelem bisa lebih aman dari kondisi sekarang.
Turah Joko Juga menegaskan jika untuk menjaga kesucian dan keamanan lokasi, pengawasan ketat telah diterapkan. Kunci akses utama pun disebut telah dipegang langsung oleh pengempon dan pengemong pura, dan tidak sembarang orang bisa lalu lalang di akses tersebut.
Sementara itu, Bendesa Adat Pecatu, I Made Sumerta, menjelaskan bahwa berdasarkan hasil paruman Desa Adat Pecatu, disepakati bahwa akses seawall kini dapat difungsikan khusus untuk pelaksanaan pekelem pujawali. Made Sumerta yang juga anggota DPRD Badung ini menyampaikan, untuk pujawali kali ini, pihaknya kembali menegaskan agar umat yang akan melakukan persembahyangan, agar tidak membawa kantong plastik sebagai tempat sarana upacara. Hal ini kata dia sebagai dukungan terhadap kebijakan pemerintah provinsi Bali Tentang Gerakan Bali Bersih Sampah. (MBP)