Bupati Sanjaya Hadiri Pujawali di Pura Dalem Khayangan Kedaton Desa Adat Kukuh
TABANAN, – baliprawara.com
Dukung pelestarian tradisi, seni, adat, agama dan budaya di Kabupaten Tabanan, Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, SE, MM, melaksanakan persembahyangan dan berikan dukungan pada masyarakat dalam upacara Pujawali di Pura Dalem Kahyangan Kedaton Desa Adat Kukuh, Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan, pada Selasa, 19 Maret 2024
Dalam persembahyangan Pujawali di Pura situs purbakala di tengah hutan Kera tersebut, turut hadir anggota DPRD Provinsi Bali, anggota DPRD Tabanan, Sekretaris Daerah, Jajaran Pimpinan OPD terkait, Camat dan unsur Forkompimcam Marga, beserta para Penglingsir Puri Kukuh dan Tokoh Masyarakat setempat yang mengikuti upacara persembahyangan dengan khidmat.
Pujawali di Pura Dalem Khayangan Kedaton dilaksanakan setiap 6 bulan sekali yang jatuh pada Anggara Kasih Medangsia atau hari Selasa Kliwon Wuku Medangsia ini dalam pelaksanaan upacaranya ditutup dengan tradisi unik yaitu Ngerebeg. Ngerebeg memiliki makna suka cita yang sangat tinggi, karena dari upacara pujawali yang sejak pagi sampai sore sudah berjalan dengan baik. Adapun tradisi ini dilakukan oleh 12 Banjar penanggap yang telah diatur sesuai tugasnya masing-masing.
Dalam kesempatan yang baik tersebut, Bupati Sanjaya, menegaskan pentingnya memelihara dan melestarikan adat, agama, dan budaya sebagai bagian integral dari identitas masyarakat Tabanan. Beliau menyatakan dukungannya terhadap upaya-upaya untuk menjaga dan merawat warisan leluhur agar tetap lestari dan terus diwariskan kepada generasi mendatang.
Melalui partisipasinya dalam persembahyangan Pujawali, Bupati Sanjaya mengirimkan pesan yang kuat tentang pentingnya harmoni antara manusia dan alam, serta pentingnya menjaga keberlangsungan nilai-nilai budaya yang telah diterima turun-temurun. Khususnya lingkungan DTW Alas Kedaton yang menjadi rumah bagi ratusan hingga ribuan kera yang perlu dijaga kelestariannya. Dukungan dari pemerintah daerah dalam upaya pelestarian ini diharapkan dapat mendorong partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat dalam menjaga dan menghargai warisan budaya dan sumber daya alam yang berharga ini.
Dalam kesempatan tersebut, selaku Bendesa Adat Kukuh, I Gusti Ngurah Arta Wijaya, sampaikan ucapan terima kasihnya kepada Bapak Bupati dan jajaran atas kehadirannya serta bantuan yang telah diberikan dalam mendukung pelaksanaan upacara di Pura Hutan Kedaton yang memiliki nuansa sakral dan keunikan tersebut.
“Disamping itu perlu disampaikan juga terkait dengan pujawali ini sangat-sangat beda dengan pura yang lain, karena waktu itu betul-betul kita sesuaikan, yang pertemuan antara siang dan malam hari atau disebut sandikala tersebut harus sudah selesai, kenapa demikian karena diyakini oleh masyarakat kita nantinya ada penangkilan secara niskala. itulah sebabnya masyarakat kita masih diyakini sampai saat ini masih berjalan dengan baik,” jelas Ngurah Arta.(MBP/r)