Cargill Rayakan 10 Tahun Kolaborasi dan Perkembangan menuju Sektor Kakao Berkelanjutan
MANGUPURA – baliprawara.com
Cargill, salah satu produsen dan distributor produk pertanian terkemuka di dunia, memperingati satu dekade program Cargill Cocoa Promise di Indonesia pada Konferensi Kakao Internasional Indonesia di Nusa Dua, Bali, Kamis 14 September 2023. Pencapaian ini mencerminkan komitmen Cargill dalam membina kolaborasi, mendorong dampak positif, dan memastikan masa depan yang lebih cerah bagi para petani kakao Indonesia, komunitas mereka, dan lingkungan.
Selama 10 tahun terakhir, program Cargill Cocoa Promise telah menjadi yang terdepan dalam praktik berkelanjutan, bekerja sama dengan petani lokal, komunitas, dan pemangku kepentingan industri dalam mengatasi tantangan yang dihadapi sektor kakao di Indonesia. Dengan memperjuangkan pengadaan kakao yang bertanggung jawab, memberikan pelatihan dan dukungan kepada para petani, serta meningkatkan mata pencaharian, inisiatif ini telah mencapai kemajuan signifikan dalam membangun rantai pasokan kakao yang lebih berkelanjutan dan tangguh.
“Peringatan 10 tahun Cargill Cocoa Promise merupakan bukti kekuatan dari sebuah kolaborasi dan berpotensi memberikan perubahan positif ketika para pelaku industri yang memiliki tujuan sama, bersatu. Kami bangga telah berperan dalam membantu menjadikan kakao lebih berkelanjutan selama satu dekade terakhir di Indonesia. Dalam merayakan pencapaian ini, kami ingin menegaskan kembali bahwa Cargill berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama kami dengan mitra kami untuk membangun rantai pasokan kakao yang lebih berkelanjutan untuk generasi mendatang,” kata Francesca Kleemans, Managing Director, Food Solutions Asia Tenggara, Cargill, saat memberi keterangan pers.
Sementara itu, Talitha Wibisono, selaku Country Sustainability Lead, Indonesia, Cargill, mengatakan, Indonesia merupakan produsen biji kakao terbesar di Asia. Makassar, yang terletak di pulau Sulawesi, merupakan pusat logistik kakao utama di Indonesia dan rumah bagi bisnis kakao Cargill yang didirikan pada tahun 1995.
Cargill memproduksi dan menyediakan beragam pilihan bahan kakao dan coklat terbaik, termasuk bubuk kakao, kakao butter, kakao liquor, coklat, dan lainnya. Melalui kolaborasi dengan mitra dan praktik berkelanjutan dalam pertanian kakao, mereka memperjuangkan praktik pertanian kakao profesional untuk memperkuat ketahanan sosio-ekonomi petani kakao dan komunitas mereka dan pada saat yang sama mempromosikan praktik terbaik dalam bidang lingkungan.
“Selama 10 tahun terakhir, melalui kolaborasi dengan para mitra, kami telah membantu petani kakao meningkatkan hasil panen, pendapatan, dan standar hidup mereka. Kami telah menjangkau sekitar 25.000 petani di Indonesia dengan pelatihan dan pembinaan untuk membangun kapasitas mereka dalam praktik pertanian yang baik. Selain itu, kami telah mencapai kemajuan dalam mengurangi risiko deforestasi dengan teknologi mutakhir, dimana para petani dapat mengakses transparansi dan menelusuri kakao dengan sistem penelusuran digital,” kata Talitha Wibisono, Country Sustainability Lead, Indonesia, Cargill.
Melalui program Cargill Cocoa Promise, para petani menerima pelatihan dan program pembinaan 1-on-1 mengenai praktik pertanian dan lingkungan yang baik, dan mendapatkan dukungan untuk menjadi wirausaha di bidang agribisnis dengan menjalankan pertanian kakao dan pembibitan kakao yang berkelanjutan, serta memastikan mereka memiliki akses yang lebih baik terhadap input pertanian dan pasar yang berkelanjutan.
Aris, salah satu petani yang mengikuti program ini telah merasakan langsung manfaatnya. “Saya sangat berterima kasih atas program peningkatan kapasitas yang telah mengubah kehidupan saya sebagai petani. Program-program ini telah membekali saya dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mempraktikkan pertanian berkelanjutan dan melindungi lingkungan kita. Penghidupan keluarga saya telah meningkat, dan kami sekarang menjalani kehidupan yang lebih sejahtera dan berkelanjutan. Saya mendorong petani lain untuk memanfaatkan program tersebut dan menerapkan praktik pertanian modern dan ramah lingkungan demi perbaikan kehidupan mereka dan lingkungan,” kata Muh. Aris, petani yang terdaftar dalam program Cargill Cocoa Promise.
Sementara itu, untuk mengatasi permasalahan pekerja anak di pertanian kakao, Cargill bekerja sama dengan Save The Children dan telah membuat program penerapan Child Labour Monitoring and Remediation System (CLMRS) berdasarkan model Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Komunitas. Melalui program ini, Cargill dan Save The Children telah melakukan pendekatan dalam pemantauan dan remediasi di lebih dari 9.000 rumah tangga petani yang dirancang untuk melindungi anak-anak dan memajukan hak-hak mereka. Kerja sama dalam CLMRS mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Selama satu dekade, Cargill Cocoa Promise telah mencapai beberapa prestasi dalam mendemonstrasikan programnya kepada para petani kecil dan masyarakat, beberapa pencapaian tersebut diantaranya adalah:
melatih dan membimbing lebih dari 25.000 petani dalam praktik pertanian dan lingkungan.
memetakan 100% perkebunan kakao secara digital di bawah program keberlanjutan, membantu meminimalisir resiko deforestasi di rantai pasokan kami saat ini dan di tahun-tahun mendatang.
Memantau lebih dari 9.000 rumah tangga petani di Indonesia melalui Sistem Pemantauan & Remediasi Pekerja Anak, memberikan pelanggan transparansi dan ketertelusuran digital yang lebih baik mulai dari perkebunan kakao hingga rantai pasokan dengan infrastruktur digital terdepan kami.
Cargill mencari, menilai, mengemas, dan mengekspor biji kakao berkualitas tinggi ke para pelanggan di seluruh Asia Tenggara, Amerika Latin, Eropa, dan Amerika Serikat. Ke depan, Cargill akan tetap berdedikasi untuk memajukan misi keberlanjutan, tanggung jawab, dan inovasi dalam industri kakao melalui Cargill Cocoa Promise inisiatif seperti pelatihan untuk para pelatih, pemetaan GPS, dan rantai pasokan yang transparan melalui teknologi digital. Dengan melanjutkan keberhasilannya, inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan dampak perubahan positif yang tidak hanya menjangkau penerima manfaat langsungnya. (MBP)