Cokorda Pemecutan Berpulang, Palebon Akan Digelar 21 Januari 2022

 Cokorda Pemecutan Berpulang, Palebon Akan Digelar 21 Januari 2022

Jenazah Cokorda Pamecutan saat tiba di rumah duka. (istimewa)

DENPASAR – baliprawara.com

Keluarga besar Puri Pemecutan, Denpasar berduka. Ida Cokorda Pemecutan XI yaitu Anak Agung Ngurah Manik Parasara berpulang, Rabu 22 Desember 2021, pukul 06.00 WITA. Cok Pemecutan diketahui meninggal karena sakit. Yang mama, dari riwayat penyakit yang didetita, diketahui almarhum sempat menderita komplikasi, jantung, diabetes dan asam urat.

Kondisi ini Baru terdeteksi sejak Oktober lalu. Saat sakit nya terdeteksi, Cokorda mengeluh dirinya inguh atau kurang nyaman, bahkan sempat merasa linglung. Mengetahui hal itu, keluarga pun merujuk Cok Pemecutan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah. Setelah menjalani perawatan intensif selama satu bulan, perawatan selanjutnya dilakukan di rumah. Selama menjalani perawatan di rumah, kondisi kesehatan Cokorda Pemecutan berangsur membaik. Namun tak disangka kesehatan Cokorda melemah pada Rabu pagi, dan akhirnya meninggal dunia.

 

Sejumlah upacara keagamaan akan digelar pascaberpulangnya Ida Cokorda Pemecutan XI. Berdasarkan paruman di Puri Pemecutan pada Rabu sore, pelaksanaan upacara nyiramin akan digelar 2 Januari 2022. Sementara, palebon rencananya dilangsungkan pada 21 Januari 2022.

Paruman dipimpin Ketua Warga Ageng Pemecutan A.A. Ngurah Rai Sudarma, dan dihadiri empat sulinggih, lima Kemoncolan Utama Puri Pemecutan, banjar panyibeh puri, Sekaa Pemaksan Pemecutan dan 46 Kemoncolan Puri Ageng Pemecutan.

A.A. Ngurah Rai Sudarma menyampaikan, berdasarkan petunjuk Bhagawanta Puri, upacara dan upakara palebon Ida Cokorda Pemecutan XI dilaksanakan pada tingkatan palebon utama utamaning utama. Sedangkan, upacara nyiramin pada 2 Januari rencananya berlangsung pada pukul 14.00 Wita.

See also  FKH Unud Jajaki Kerjasama dengan School of Veterinary Science Yamaguchi University dan Tottori University Japan

 

Semasa hidupnya, Ida Cokorda Pemecutan XI atau Anak Agung Ngurah Manik Parasara dikenal sebagai sosok yang humoris namun tegas. Ia juga dikenal sangat toleran terhadap keberagaman agama dan budaya, namun tetap teguh mempertahankan nilai-nilai Agama Hindu serta adat dan budaya Bali. 

Almarhum juga sangat aktif dalam berbagai kegiatan adat dan agama. Mengemban sosok sebagai Tedung Jagat Denpasar, wacana-wacana almarhum selalu sarat akan persatuan antar umat dan antar warga Bali dengan pendatang. Hal itu membuat almarhum menjadi tokoh yang dipandang untuk urusan pemersatu umat. (MBP1)

 

redaksi

Related post