Dampak Cuaca Ekstrem di Bali, Berpotensi Menyebabkan Terjadinya Bencana Hidrometeorologi
DENPASAR – baliprawara.com
Sejak beberapa hari terakhir, Bali dilanda cuaca ekstrem yang mengakibatkan terjadinya sejumlah bencana alam. Bahkan kondisi cuaca ekstem yakni hujan disertai angin kencang, diprediksi masih terjadi dalam beberapa hari ke depan.
Berdasarkan informasi yang dirilis Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III, tanggal 14-16 Maret 2024, potensi turun hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terdapat di seluruh kabupaten/kota se-Bali. Selanjutnya, untuk tanggal 17 – 20 Maret 2024, diperkirakan masih ada potensi hujan ringan hingga sedang yang melanda di seluruh kabupaten/kota se-Bali.
Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali Made Rentin, potensi curah hujan tinggi tersebut, tentu dapat menyebabkan terjadinya bencana hidrometeorologi. Seperti potensi longsor, banjir bandang, banjir dan genangan pada dataran rendah di kawasan perumahan maupun lahan pertanian atau perkebunan. Hal itu kata dia, berpotensi menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian atau perkebunan.
Untuk itu, Pemerintah Provinsi Bali meminta masyarakat untuk mewaspadai dampak yang ditimbulkan cuaca ekstrem ini. Masyarakat juga diharapkan untuk berhati-hati dalam beraktivitas di tengah kondisi cuaca yang kurang bersahabat ini. “Masyarakat dihimbau agar tetap waspada dampak cuaca ekstrem seperti genangan air, banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang,” kata Rentin melalui keterangannya, Sabtu 16 Maret 2024.
Ia menambahkan, masyarakat umum, nelayan, dan pelaku kegiatan wisata bahari mewaspadai potensi angin kencang dan tinggi gelombang laut yang dapat mencapai 2 meter di perairan sekitar Bali.
Pasalnya kata dia, BBMKG juga menyampaikan Analisis Bibit Siklon Tropis 91S (kisaran kecepatan 65 km/jam), 94S (kisaran kecepatan 37 km/jam) dan 93P (kisaran kecepatan 37 km/jam) di Samudra Hindia. Hal ini kata dia juga berdampak seperti gelombang laut dengan ketinggian sedang (1.25 – 2.5 m) di perairan sekitar Bali seperti Selat Bali bagian selatan, Selat Badung, Selat Lombok dan Laut Bali. (MBP)