Dari Arbovirus Summit di Bali, Pakar Kesehatan Global Belajar dari Kesuksesan Brazil Tekan Kasus DBD

 Dari Arbovirus Summit di Bali, Pakar Kesehatan Global Belajar dari Kesuksesan Brazil Tekan Kasus DBD

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, saat menghadiri Arbovirus Summit di UID Campus Bali, Senin 22 April 2024.

DENPASAR – baliprawara.com

Kasus demam berdarah dengue (DBD) di sejumlah daerah di Indonesia, terus mengalami peningkatan secara signifikan. Namun, hanya di Yogyakarta yang kasus DBD nya tidak naik signifikan. 

Menurut Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, hal itu karena di Yogyakarta selama ini sudah menerapkan mitigasi dengan teknologi Wolbachia yang sudah diterapkan sejak 15 tahun lalu. Ini kata dia, sebagai bukti ilmiah kalau Jogja tidak mengalami peningkatan signifikan kasus.

“Semua dengue sedang naik besar (di sejumlah daerah) kecuali di Yogyakarta. Jadi Yogyakarta itu yang sudah implementasi Wolbachia sejak 15 tahun lalu, naiknya sedikit sekali. Kota-kota lain yang belum, tinggi sekali peningkatan kasusnya. Itu bukti ilmiahnya bukan hoaxnya atau bukan opini,” kata Menkes usai membuka dan menghadiri Arbovirus Summit di UID Campus Bali, Senin 22 April 2024.

Selain Yogyakarta, yang kedua kata Menkes Budi, implementasi teknologi wolbachia yang telah diterapkan di negara Brazil, juga sukses menekan kasus DBD di sana. “Brazil implementasi wolbachia nya sangat massif karena dia paling banyak di dunia dengue-nya. Kita kan cuma ratusan ribu kasus, dia jutaan sampai tiga juga kasus dengue. Yang meninggalnya di Brazil ratusan ribu, kita meninggalnya dibawah seribu,” ungkap Menkes Budi.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, saat memberi keterangan kepada wartawan.

Melalui Arbovirus Summit atau pertemuan para pakar kesehatan global, diharapkan menjadi platform untuk pertukaran gagasan, pembelajaran, dan kolaborasi antara para ahli, pemangku kepentingan, dan akademisi dalam upaya global untuk mengatasi ancaman arbovirus. 

 

Bali sebagai provinsi yang sempat melakukan uji coba implementasi Wolbachia, sempat ditolak sejumlah masyarakat karena takut dengan dampak dari penyebaran inovasi wolbachia. Untuk itu, Ia berharap, dari pertemuan pakar kesehatan global hingga mendatangkan negara-negara berpengalaman ini, dapat lebih membuka pikiran masyarakat dalam menerima inovasi tersebut.

See also  Objek Luar Pura Uluwatu dan Labuan Sait, Mulai Dibuka Dengan Protokol Kesehatan Ketat

 

Pada kesempatan sama, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali, I Dewa Made Indra menyampaikan mengenai implementasi nyamuk wolbachia di Pulau Dewata tengah dimatangkan. “Sedang dimatangkan kajiannya, pertemuan ini Arbovirus Summit salah satunya membahas wolbachia baik dari segi teknologi, segi sains nya, metodologinya dan hal-hal lainnya. Penolakan datang dari masyarakat, kemarin ada penolakan karena sosialisasinya kurang baik dan belum menyeluruh,” ungkap Sekda Made Indra. 

 

Pihaknya berharap, Arbovirus Summit nantinya bisa menemukan satu metode yang terbaik, untuk mengatasi DBD. “Dari yang saya dengar tadi Brazil berhasil melaksanakannya dan tingkat efektivitasnya lumayan baik.Sekarang kita sedang belajar soal itu,” ujarnya.

 

Ia berharap, hasil kajian ini bisa melengkapi semuanya. Yang jelas kata Sekda, upaya untuk mengeradikasi dengue, harus terus dilakukan. Hal itu kata dia penting karena peristiwa ini memang terjadi setiap tahun. “Masa tidak ada teknologi baru, masa tidak ada metode baru, masa tidak ada sains baru mengatasinya, masa begitu begitu saja dari tahun ke tahun,” ucapnya.(MBP)

 

redaksi

Related post