Dies Natalis ke-3 Politeknik Bali Maha Werdhi Dirangkai Launching Jurnal dan Bedah Buku

GIANYAR – baliprawara.com
Launching Jurnal Lesung-Elu dan Bedah Buku Refleksi 19 Tahun Lembaga Pendidikan Banjar Adat Silakarang, merupakan rangkaian acara Dies Natalis ke-3 Politeknik Bali Maha Werdhi. Kegiatan ini diselenggarakan di ballroom Werdhi Sila Kumara, Senin 17 Maret 2025. Acara tersebut dibuka oleh Ketua Fraksi PDIP DPRD Kabupaten Gianyar Ni Made Ratnadi didampingi Ketua Komisi IV DPRD Gianyar yang membidangi Pendidikan, Putu Gede Pebriantara. S.E.
Pada kesempatan itu turut hadir tokoh masyarakat dan prajuru adat Banjar Silakarang, Perbekel Desa Singapadu Kaler, Ketua Yayasan Werdi Sila Kumara, Pembina Yayasan, serta puluhan undangan dari berbagai elemen masyarakat, akademisi dan mahasiswa.
Mengenai launching jurnal, sebagai salah satu perguruan tinggi, Politeknik Bali Maha Werdhi wajib membuat atau menerbitkan jurnal kampus sebagai wadah pemikiran serta penelitian ilmiah untuk dipublikasikan oleh dosen maupun mahasiswa. Pengambilan nama Lesung-Elu merujuk pada fungsi serta makna filosofisnya. Lesung-Elu sebuah alat untuk menumbuk yang tebuat dari batu (lesung; tempat atau wadah menumbuk) dan kayu (elu; alat menumbuk). Dalam makna lain, Lesung-Elu juga dapat dipersepsikan sebagai Lingga dan Yoni yang merupakan simbol dalam agama Hindu yang melambangkan laki-laki dan perempuan; kesuburan, seksualitas dan penciptaan alam.
Sedangkan mengenai bedah buku, terbitnya buku tersebut merupakan catatan sejarah selama 19 tahun yang dikemas dalam sebuah buku dari pemikiran Dr. Nyoman Lodra., M.Si yang merupakan tokoh masyarakat Br. Silakarang. Selain itu, beliau juga menjabat sebagai Ketua Dewan Penyantun Yayasan Werdhi Sila Kumara serta menjadi Direktur Politeknik Bali Maha werdhi.
Dr. Nyoman Lodra, M.Si menyebutkan bahwa bagaimana sebuah banjar adat mendirikan dan mengelola Yayasan yang berfokus pada pendidikan, dapat dikatakan Banjar Adat Silakarang adalah satu-satunya komunitas adat yang memiliki dan mengelola lembaga pendidikan di Bali bahkan di Indonesia. Tentunya hal tersebut merupakan kelebihan dan keunikan yang dimiliki Banjar Adat Silakarang.
Pada rangkaian bedah buku tersebut Prof. Wayan Swandi yang merupakan akademisi dari ISI Bali ditunjuk sebagai moderator, sedangkan sebagai narasumber adalah Putu Gede Pebriantara, S.E., Komisi yang membidangi Pendidikan DPRD Gianyar dan Dr. Nyoman Lodra. M.Si selaku penulis buku. Sedangkan sebagai panelis Dr. Gede Astawa.S.Pd., M.Hum. akademisi dari AKPAR Denpasar dan Dr. Made Darmada. M.Pd. akademisi dari Universitas PGRI Mahadewa Indonesia.
Dalam catatannya Dr. Gede Astawa.S.Pd., M.Hum. mengungkapkan bahwa buku yang telah disusun lebih mengarah pada catatan sejarah dan perjuangan dalam membentuk atau mendirikan Yayasan Werdhi Sila Kumara yang berfokus pada pendidikan. Disamping itu masih perlu penyempurnaan dalam isian buku terutama hal-hal yang lebih mendalam hal-hal merefleksikan perjalanan selama 19 tahun Lembaga Pendidikan Banjar Adat Silakarang.
Perlu diketahui, Yayasan Werdhi Sila Kumara menaungi lembaga pendidikan formal-non formal dari Taman Kanak-kanak, SMK Pariwisata WSK (berdiri tahun 2005) , LPK-LKP Sun Glory (berdiri tahun 2011), dan Perguruan Tinggi Politeknik Bali Maha Werdhi (berdiri tahun 2022) dengan tiga prodi DKV, Multimedia dan Perhotelan. (MBP2/r)