Dinyatakan Sehat, Empat Penyu Hijau Hasil Penggagalan Peredaran Ilegal di Jembrana Dilepasliarkan

Pelepasliaran Penyu Hijau di Jembrana, Kamis 16 Januari 2025.
JEMBRANA – baliprawara.com
Sebanyak empat ekor Penyu Hijau yang merupakan barang bukti tindak pidana penyelundupan tumbuhan dan satwa liar (TSL) pada Minggu, 12 Januari 2025, telah dinyatakan sehat. Setelah menjalani pemeriksaan kesehatan dan perawatan intensif di Yayasan Jaringan Satwa Indonesia, keempat penyu ini akhirnya dilepasliarkan, Kamis 16 Januari 2025, di pantai Perancak, Jembrana.
Pelepasliaran ini, turut dihadiri Kapolda Bali, Kapolres Jembrana, Bupati Jembrana, Komandan Kodim 1617 Jembrana, Kepala Kejaksaan Negeri Jembrana, Ketua DPRD Jembrana, Ketua Pengadilan Negeri Negara, Yayasan Jaringan Satwa Indonesia, KPP Kurma Asih, pemerhati satwa, masyarakat di sekitar lokasi.
Kepala Balai KSDA Bali, Ratna Hendratmoko menyampaikan bahwa, kegiatan pelepasliaran yang dilaksanakan ini, merupakan bentuk sinergitas antara Balai KSDA Bali dan Polda Bali beserta jajaran dalam hal pengawasan peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar di Provinsi Bali. Upaya penegakan hukum ini diharapkan dapat memberikan efek jera bagi pelaku tindak pidana bidang KSDAE, dan memberikan informasi dan edukasi tentang perlindungan dan kelestarian Tumbuhan dan Satwa Liar kepada publik
Lebih lanjut dikatakan, upaya perlindungan satwa liar ini merupakan salah satu implementasi ajaran Tri Hita Karana. Yaitu menjaga hubungan keseimbangan antara manusia dengan alam. Kebahagiaan satwa adalah ketika hidup di habitatnya.
Sebagai informasi, Penyu Hijau ini merupakan barang bukti tindak pidana penyelundupan tumbuhan dan satwa liar (TSL) yang dilindungi Undang-Undang, yang berhasil diungkap pada Minggu, 12 Januari 2025. Barang bukti dalam kasus ini berjumlah 29 ekor Penyu Hijau, dengan rincian lima ekor tidak berhasil diselamatkan saat evakuasi dan telah dikuburkan pada tanggal 12 Januari 2025. Sementara, 19 ekor telah dilepasliarkan sebelumnya pada tanggal 13 Januari 2025 di Pantai Perancak, satu ekor perawatan intensif di Yayasan Jaringan Satwa Indonesia, dan sisanya empat ekor dinyatakan sehat dan dilanjutkan untuk dilepasliarkan Kamis 16 Januari 2025.
Perlu diketahui bahwa kegiatan penyelundupan penyu merupakan kegiatan yang melanggar Pasal 40A ayat (1) huruf d jo. Pasal 21 ayat (2) huruf a UU Nomor 32 Tahun 2024 tentang perubahan Atas UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem, dengan ancaman hukuman penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling sedikit kategori IV dan paling banyak kategori VII. (MBP)