Diserbu Sampah Kiriman, Wabup Suiasa Sebut Kedaruratan Sampah

MANGUPURA – baliprawara.com
Fenomena sampah kiriman, memang terjadi setiap tahun, sekitar bulan Oktober hingga Februari. Ini menurut Wakil Bupati (Wabup) Badung I Ketut Suiasa, sangat menjadi perhatian serius dari Pemkab Badung dalam upaya menjaga citra Bali dan Badung khususnya sebagai daerah tujuan wisata. Karena bagaimanapun kebersihan disamping kesehatan, menjadi isu sangat strategis dalam mendukung kenyamanan wisatawan sehingga diperlukan dukungan dan partisipasi semua komponen masyarakat untuk dalam mengatasi fenomena sampah kiriman ini.
“Fenomena ini kami sebut kedaruratan sampah, karena setiap harinya hampir sebanyak 150-200 ton sampah di sepanjang pantai ini dibersihkan. Ini menjadi tantangan pemerintah tiap tahun, namun mengatasinya tidak bisa dilakukan pemerintah saja, untuk itu kami mengetuk hati dan partisipasi dari semua elemen masyarakat ikut mengatasi masalah sampah di sepanjang pantai wilayah Badung,” kata Suiasa disela aksi bersih-bersih di Pantai Petitenget, Desa Adat Kerobokan, Kuta Utara, Minggu (24/1) bersama Civitas Akademika Universitas Dwijendra (Undwi).
Sementara itu Rektor Universitas Dwijendra, Dr. Ir. Gede Sedana, MSc, MMA., mengatakan, dipilihnya Pantai Petitenget karena melihat situasi yang berkembang dimana terjadinya musim angin barat yang mengakibatkan sampah menumpuk di sepanjang pantai di Badung. Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa, sehingga diharapkan mahasiswa senantiasa berinteraksi tidak hanya dengan sesama mahasiswa, dosen, juga dengan masyarakat dalam memperhatikan lingkungan. “Kami Undwi akan selalu bersama-sama bersinergi dengan pemerintah khususnya Pemerintah Kabupaten Badung. Tidak hanya sebatas kegiatan bersih pantai, tapi kegiatan lain khususnya dalam mendukung berbagai program dari Pemkab Badung, ” pungkasnya. (MBP)