Doktor Ilmu Kedokteran Kembangkan Model Pendampingan Relawan Sebaya Untuk Peningkatan Kepatuhan Terapi Ibu Hamil HIV Positif

 Doktor Ilmu Kedokteran Kembangkan Model Pendampingan Relawan Sebaya Untuk Peningkatan Kepatuhan Terapi Ibu Hamil HIV Positif

Dr. Artha Uliyanti Camellia, MHA, MPH. (unud.ac.id)

DENPASAR- baliprawara.com

Doktor Ilmu Kedokteran Kembangkan Model Pendampingan Relawan Sebaya Untuk Peningkatan Kepatuhan Terapi Ibu Hamil HIV Positif, Bertempat di ruang sidang pascasarjana lt. III, Gedung Pascasarjana Denpasar, telah berlangsung ujian Promosi Doktor dengan kandidat promovenda, dr. Artha Uliyanti Camellia, MHA, MPH dengan judul disertasi “Model Pendampingan oleh Relawan Sebaya Berbasis Predisposing, Enabling, Reinforcing Factors dan Social Support Theory Meningkatkan Pengetahuan, Persepsi dan Kepatuhan Terapi ARV pada Ibu Hamil HIV Positif di Kota Kupang.” Jumat 23 Juni 2023

 

HIV/AIDS masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia, termasuk di Indonesia. 38 juta orang hidup dengan HIV (ODHIV) di seluruh dunia, dan 50% adalah perempuan dimana sekitar 1,8 juta anak hidup dengan HIV dan setidaknya ada 150.000 kasus HIV baru pada anak. Setiap tahunnya di Kota Kupang sebanyak 6.154 (70%) ibu hamil dites HIV, dan sebanyak 15-18 didiagnosa HIV (prevalensi 0.28-0.3%). Namun cakupan pengobatan dan tingkat kepatuhan masih rendah (19%). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan model pendampingan untuk meningkatkan inisiasi pengobatan dan kepatuhan minum obat yang dilakukan oleh relawan sebaya pada ibu hamil HIV. Penelitian ini mengidentifikasi faktor penghambat dan pendorong menggunakan pendekatan Predisposing, Enabling, Reinforcing Factors dan Social Support Theory.

 

Rancangan penelitian ini adalah mixed methods menggunakan pendekatan sequential exploratory. Penelitian kualitatif dilakukan pada ibu hamil HIV, pendamping sebaya dan petugas kesehatan. Hasil penelitian kualitatif menjadi dasar penyusunan format pendampingan yang digunakan sebagai intervensi. Rendahnya pengetahuan ibu tentang manfaat ARV; kesulitan dalam akses ARV dari segi jarak waktu dan biaya; kurangnya kelengkapan administrasi (KTP, KK, BPJS); stigma dari diri sendiri maupun lingkungan sekitar dan petugas kesehatan; serta sulitnya prosedur dalam melakukan pengobatan di pelayanan kesehatan menjadi hambatan utama. Kebutuhan ibu hamil akan dukungan psikososial dalam mengatasi keraguan atas manfaat ARV, pentingnya dukungan sosial, adanya keinginan untuk berhenti minum obat, dan apresiasi atas keberhasilannya untuk patuh menjalani pengobatan menjadi komponen penting yang kemudian digunakan dalam penyusunan mini konseling sebagai bagian dari pendampingan yang dilakukan.

See also  PLN Amankan Pasokan Listrik Selama IPU ke-144 di Bali

 

Intervensi dilakukan pada seluruh populasi ibu hamil selama bulan Juli 2022 – Februari 2023 sebanyak 9 ibu hamil dan dibandingkan dengan kontrol sebanyak 31 Ibu Hamil HIV Positif dari data tahun 2020-2021 di 11 Puskesmas di Kota Kupang (data sekunder). Pendampingan dilakukan selama 6 (enam) bulan mengikuti format yang telah disusun meliputi asesmen awal, mini konseling selama 3 kali, dan asesmen akhir untuk mengukur perubahan pengetahuan, persepsi, sikap dukungan keluarga dan kepatuhan. 

 

Analisis bivariat menunjukkan adanya peningkatan kepatuhan minum obat, pengetahuan, dukungan keluarga, persepsi baik terhadap sikap pendamping, persepsi baik terhadap sikap petugas kesehatan, persepsi terhadap manfaat pengobatan, dan inisiasi pengobatan ARV pada kelompok intervensi. Analisis multivariat menunjukkan model pendampingan psikososial dan persepsi terhadap sikap pendamping memiliki efek dominan dan signifikan berpengaruh terhadap peningkatan kepatuhan terapi ARV. Pendampingan psikososial tersrtuktur 6,5 kali lebih besar meningkatkan kepatuhan terapi ARV dan persepsi terhadap sikap pendamping 4,6 kali lebih besar meningkatkan kepatuhan terapi ARV .Model pendampingan yang terstruktur dilakukan oleh relawan sebaya dan terintegrasi dalam layanan antenatal berbasis Predisposing, Enabling, Reinforcing Factors dan Social Support Theory sebagai sebuah intervensi pada Ibu Hamil HIV Positif terbukti dapat meningkatkan motivasi, dukungan sosial dan penerimaan diri sehingga ibu dapat menjalani pengobatan ARV selama kehamilannya. Sesi konseling yang diintegrasikan dengan pemeriksaan rutin antenatal care (ANC) ini, dapat meminimalisir loss to follow up dan memastikan ibu untuk patuh dalam melakukan pengobatan dan perawatan HIV karena terapi ARV yang berkelanjutan mampu menekan virus HIV hingga tak terdeteksi dan mencegah transmisi dari ibu ke anak. 

 

Kebaruan penelitian (Novelty) adalah tersusunnya model pendampingan yang terstruktur dan terintegrasi layanan antenatal berbasis Predisposing, Enabling, Reinforcing Factors dan Social Support Theory yang dilakukan oleh relawan sebaya kepada Ibu Hamil HIV Positif untuk meningkatkan pengetahuan, persepsi positif, dan kepatuhan dalam menjalankan pengobatan ARV selama kehamilan. Penelitian ini juga menghasilkan pengembangan dan adaptasi teori Predisposing, Enabling, Reinforcing Factors dan Social Support dengan aspirasi partisipan yang lebih komprehensif secara teoritis. 

 

Implikasi hasil penelitian ini adalah terbuktinya pentingnya model pendampingan yang terstruktur, sistematis dan terpadu dalam layanan antenatal untuk meningkatkan kepatuhan minum ARV pada Ibu Hamil HIV positif. Model ini dapat digunakan untuk mengatasi faktor penghambat dan memperkuat faktor pendorong ibu hamil HIV positif dalam mengakses dan menjalani pengobatan. Model pendampingan ini menjadi salah satu alternatif yang dapat diterapkan di pelayanan kesehatan primer untuk meningkatkan efektivitas keberhasilan program pencegahan penularan penyakit dari ibu ke anak, sehingga anak tidak tertular HIV.

 

Ujian dipimpin oleh Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan Dr. dr. I Made Sudarmaja, M. Kes., dengan tim penguji :

 

  1. Prof. Dr. dr. Ketut Tuti Parwati Merati, Sp.PD-KPTI.,FINASIM (Promotor)
  1. Prof. Dr. dr. I Made Bakta, Sp.PD-KHOM (Kopromotor I)
  1. Dr. dr. Dyah Pradnya Paramita Duarsa, M.Si (Kopromotor II)
  1. Prof. Dr. dr. I Nyoman Mangku Karmaya, M.Repro., PA(K)
  1. Prof. Dr. dr. I Made Jawi, M.Kes
  1. Prof. dr. I Made Ady Wirawan, S.Ked., MPH., Ph.D
  1. Prof. Dr. dr. A.A. Wiradewi Lestari, Sp.PK(K)
  1. Prof. dr. Pande Putu Januraga, M.Kes., Dr,PH
  1. Dr. dr. A.A. Ngurah Jaya Kusuma, Sp.OG., Subsp.K.Fm., MARS
  1. Dr. Luh Seri Ani, SKM., M.Kes
See also  Green Entrepreneurial Intention Antarkan Wayan Santika Raih Gelar Doktor

Sedangkan undangan akademik adalah :

 

  1. Dr. dr. Anak Agung Sawitri, MPH
  1. Dr. dr. Luh Putu Ratna Sundari, S.Ked., M.Biomed
  1. Dr. Ni Ketut Sutiari, SKM., M.Si
  1. Dr. dr. Made Agus Hendrayana, M.Ked

Pada ujian kali ini, Dr. dr. Artha Uliyanti Camellia, MHA, MPH., dinyatakan lulus sebagai Doktor Lulusan ke- 387 Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dengan predikat Cumlaude. (MBP/unud.ac.id)

Redaksi 1

Related post