Dosen Fakultas Pariwisata Undiknas AA Istri Agung Maheswari Raih Gelar Doktor, ‎Sajikan “Storynomic Tourism” Sebagai Strategi Pemasaran Pariwisata Klungkung

 Dosen Fakultas Pariwisata Undiknas AA Istri Agung Maheswari Raih Gelar Doktor,  ‎Sajikan “Storynomic Tourism” Sebagai Strategi Pemasaran Pariwisata Klungkung

AA Istri Agung Maheswari (tengah)

DENPASAR-baliprawara.com
‎‎Fakultas Pariwisata Universitas Pendidikan Nasional atau dikenal Undiknas University Denpasar memiliki doktor baru.  Dia adalah AA Istri Agung Maheswari, S.St. Par., M.Par. Ia berhak menyandang gelar Doktor (Dr) bidang ilmu Pariwisata, setelah sukses mempertahankan disertasinya di hadapan dewan penguji pada Sidang Terbuka dan Promosi Doktor, Program Studi Doktor Pariwisata, Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana (Unud) Senin (24/11/2025).

‎Agung Maheswari menyajikan disertasi berjudul “Storynomic  Tourism Sebagai Strategi Pemasaran Destinasi Pariwisata Berbasis Sejarah dan Budaya di Kabupaten Klungkung”.

‎Doktor kedua di Fakultas Pariwisata Undiknas ini menjelaskan, Storynomic Tourism adalah strategi pariwisata yang menggabungkan narasi (story) dan ekonomi kreatif (nomics) untuk mempromosikan destinasi dengan memanfaatkan cerita, budaya, dan konten kreatif.

‎”Tujuannya untuk menciptakan pengalaman wisata yang lebih mendalam dan berkesan bagi wisatawan dengan menghubungkan mereka secara emosional dengan sejarah, budaya, dan keunikan suatu tempat, dalam hal ini di Klungkung,” jelas Agung Maheswari.

‎Adapun unsur utama dari strorynomic, yakni menggunakan cerita yang menarik, baik itu sejarah, legenda, atau tradisi, untuk menghidupkan destinasi. Cerita ini disampaikan melalui berbagai konten kreatif. Unsur berikutnya yakni, ekonomi kreatif yang melibatkan komunitas lokal dan pelaku ekonomi kreatif seperti seniman, perajin, pemandu wisata dalam pembuatan dan penyampaian cerita, yang secara tidak langsung mendorong pemberdayaan ekonomi daerah. Budaya lokal yang otentik menjadi bahan baku utama dalam strategi ini.

‎Menurutnya, strategi stroynomic mampu meningkatkan daya tarik destinasi karena membangun keterikatan emosional. Wisatawan merasa lebih terhubung dengan tempat yang mereka kunjungi, membuat pengalaman lebih berkesan dan meningkatkan loyalitas, mendukung pemberdayaan ekonomi lokal, serta bisa menjadi ajang mendidik wisatawan melalui kesempatan belajar lebih dalam tentang nilai-nilai dan tradisi masyarakat setempat.

‎Agung Maheswari merasa semakin optimis dengan prospek strorynomic sebab menurut dia, industri pariwisata global telah mengalami transformasi mendalam di era digital, dimana wisatawan modern tidak hanya mencari destinasi fisik tetapi mengalami pergeseran menuju pencarian pengalaman autentik dan bermakna.

‎Perubahan perilaku konsumen ini, lanjut dia, mendorong evolusi pariwisata budaya dari model konvensional yang berfokus pada tampilan fisik warisan menjadi pendekatan yang lebih holistik dan inovatif. “Wisatawan kontemporer
‎menginginkan keterlibatan emosional dan cerita-cerita menarik yang
‎dapat menghubungkan mereka dengan nilai-nilai lokal secara mendalam,” imbuhnya.

‎Dalam merespons tren ini, storynomic tourism muncul sebagai paradigma revolusioner yang mengintegrasikan seni bercerita dengan strategi ekonomi dalam pemasaran destinasi wisata.

‎Konsep ini mengemas destinasi melalui narasi budaya yang compelling dan living culture yang autentik, dengan menjadikan kekuatan budaya sebagai DNA destinasi. Dalam berbagai riset, storytelling terbukti mampu memikat dan terhubung dengan wisatawan secara emosional sekaligus mentransformasi tempat biasa menjadi tujuan wisata yang menarik.
‎”Kabupaten Klungkung menempati posisi strategis sebagai destinasi pariwisata sejarah dan budaya premium di Bali. Sebagai bekas pusat kerajaan Bali, wilayah ini menyimpan warisan sejarah yang sangat kaya meliputi Kerajaan Gelgel, Monumen Puputan, dan Kertha Gosa. Warisan arsitektur bersejarah seperti Aula Pengadilan Kertha Gosa menjadi bukti fisik kejayaan masa lalu sementara filosofi kosmologi
‎Hindu Tri Bhuwana membentuk identitas budaya yang unik,” urainya.

‎Meskipun memiliki potensi budaya yang exceptional, pemasaran
‎pariwisata Klungkung masih menghadapi tantangan signifikan. Strategi pemasaran yang ada largely bergantung pada metode konvensional dan event-based promotion tanpa memanfaatkan kekuatan narasi digital.

‎Dengan gelar doktor yang diraihnya, Agung Maheswari ingin mengimplementasikan semaksimal mungkin bagi pengembangan Fakultas Pariwisata Undiknas. Meskipun tergolong baru, ia punya keyakinan kuat akan kemajuan fakultas ini, apalagi terletak di Bali.

‎”Saat ini kami punya dua prodi yakni Destinasi Wisata dan Manajemen Event. Keduanya sangat prospektif melahirkan wirausaha-wirausaha visioner di bidang pariwisata,” jelasnya.

See also  Objek Wisata Kintamani Ramai Pengunjung, Polres Bangli Perketat Pengamanan

‎‎Prodi Manajemen Event, lanjut dia, berpotensi besar menggarap sektor MICE (Meetings, Incentives, Conventions, and Exhibitions) yang merujuk pada industri pariwisata yang berfokus pada penyelenggaraan acara bisnis dan profesional seperti pertemuan, insentif (perjalanan penghargaan), konvensi, dan pameran.

‎Industri ini merupakan bagian penting dari pariwisata global karena memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan melalui berbagai kegiatan terkait dan penciptaan lapangan kerja. 

‎Agung Maheswari pun menyampaikan apresiasi terhadap dukungan semua pihak sehingga ia mampu menyelesaikan studi doktoral.

‎Dalam kesempatan yang sama, Ketua Perdiknas (yayasan penyelenggara pendidikan Undiknas) Denpasar Dr. AAN Eddy Supriyadinata Gorda, menjelaskan, Agung Maheswari merupakan dosen ke-61 yang bergelar doktor.

‎”Sampai saat ini tercatat ada 21 dosen yang sedang menempuh pendidikan doktor. Kami terus genjot jumlahnya melalui berbagai skema,” ungkap Gung Eddy, sapaannya.

‎Sebagai pimpinan yayasan, pihaknya memberi dukungan moril dan materil. Sebab, peningkatan kompetensi dosen tidak hanya bermanfaat bagi yang bersangkutan tetapi juga institusi. Jadi, kenyamanan personal dan institusi harus berjalan beriringan.

‎Dengan meningkatnya kualitas dosen di Fakultas Pariwisata Undiknas, ia berharap semakin memberi kontribusi bagi pengembangan industri pariwisata Bali dan nasional. (MBP2)

Redaksi

Related post