Era Digital Buka Peluang Luas Transformasi Sastra Jawa Kuno

 Era Digital Buka Peluang Luas Transformasi Sastra Jawa Kuno

DENPASAR – baliprawara.com
Digitalisasi mendorong lebih luas transformasi sastra Jawa Kuno ke ruang kontemporer, termasuk di dunia media. Hal ini tidak terlepas dari kesusastraan Jawa Kuno yang menjadi kunci wacana kebudayaan.

‎Demikian dinyatakan Kepala TVRI Stasiun Bali, Ir. I Gede Mustito, M.Si., saat menjadi narasumber dalam Seminar Nasional “Sastra Jnana Prasada” yang merupakan rangkaian acara HUT ke-67 Program Studi Sastra Jawa Kuno dan HUT ke-15 Himpunan Mahasiswa Program Studi Sastra Jawa Kuno. Seminar dilaksanakan di Auditorium Widyasabha Mandala Prof. Dr. Ida Bagus Mantra, Kampus Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana, Sabtu (8/11).

‎Ia mengatakan bahwa pada era digital, generasi muda, termasuk penekun sastra Jawa Kuno, sangat berpeluang menjadi kreator muda. “Pada masa digital, TVRI memberi peran untuk menciptakan kreator muda. Ini adalah peluang besar bagi mahasiswa Jawa Kuno, yang telah memiliki latar budaya kuat, tinggal diberi bekal jurnalistik,” katanya.

‎Ia menegaskan bahwa perkembangan industri media saat ini memberi peluang mendirikan televisi atau rumah produksi tersendiri. Ruang ini dapat dimanfaatkan untuk lebih membumikan khazanah susastra Jawa Kuno yang sarat budaya termasuk membangun kemandirian berbasis kepakaran di bidang sastra Jawa Kuno. “Salah satunya bisa menjadi jurnalis, yang akan memberi peluang dan jaringan yang lebih terbuka,” katanya.

‎Koordinator Prodi Sastra Jawa Kuno Universitas Udayana, Prof. Dr. Drs. I Nyoman Suarka, M.Hum., menegaskan posisi sastra Jawa Kuno dalam kebudayaan Bali maupun nasional. Sastra Jawa Kuno 67 tahun lalu adalah salah satu pertimbangan pendirian Fakultas Sastra Udayana (kini Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana).

‎“Fakultas Sastra salah satunya diamanatkan oleh para pendirinya sebagai kunci wasiat pembuka peti kebudayaan lama. Dalam hal sastra adalah sastra Jawa Kuno, sedangkan dalam hal benda budaya adalah arkeologi,” kata dia.

‎Ia melanjutkan, secara formal Prodi Sastra Jawa Kuno Universitas Udayana merupakan prodi satu-satunya di dunia, sehingga menjadi peluang besar mengembangkan diri, karena kelangkaan studinya. Nama “kuno” pun dipandang sebagai peluang transformasi ke ruang modern. “Maka dari itu, saat ini kami terus mendorong studi alih wahana sastra Jawa Kuno, sehingga bisa membuka peluang yang lebih luas untuk pengembangan sastra Jawa Kuno,” katanya.

‎Hal senada dinyatakan Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana, Dr. Ni Ketut Puji Astuti Laksmi. Ia mengatakan bahwa Sastra Jawa Kuno secara formal memang hanya ada di Universitas Udayana, tetapi penekunnya sangat banyak di berbagai ruang.

‎“Kita bisa melihat posisi bahasa Jawa Kuno dalam kesejarahan Bali misalnya, yang dalam studi epigrafi kita ketahui bahasa Bali Kuno pada akhirnya digantikan oleh bahasa Jawa Kuno dan memberi pengaruh begitu besar kepada kebudayaan Bali,” katanya.

‎Sementara itu, Ketua Panitia HUT ke-67 Prodi Sastra Jawa Kuno, I Putu Gede Suarya Natha, S.S., M.Hum. mengatakan seminar tersebut digelar sebagai komitmen mengembangkan keilmuan Jawa Kuno ke depan. Tahun ini, pihaknya menyelenggarakan sejumlah acara peringatan HUT ke-67 Prodi Sastra Jawa Kuno, seperti konservasi lontar, praktik kerja lapangan, punia bakti ke dosen-dosen sastra Jawa Kuno yang telah purnabakti, serta seminar nasional. (MBP2)

See also  FEB Unud dan Gojek Bali Gelar Workshop Pemanfaatan Peluang di Era Digital

Redaksi

Related post