Festival Dresta Lango di GWK, Sebanyak 10 Ogoh-ogoh Superstar Unjuk Gigi
MANGUPURA – baliprawara.com
Garuda Wisnu Kencana (GWK) bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan kabupaten Badung menggelar Festival, Dresta Lango Ogoh-ogoh superstar yang berlangsung 26 Maret- 23 April 2023. Festival ini, dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Badung, Wayan Adi Arnawa, pada, Minggu 26 Maret 2023.
Sejak sore hari, area Lotus Pond GWK, penuh sesak oleh penonton yang sudah tidak sabar ingin menyaksikan penampilan masing-masing sekaa, dengan karya ogoh-ogohnya. Pada festival ini, ada sebanyak 10 ogoh-ogoh superstar, atau ogoh-ogoh terbaik di Kabupaten Badung, yang unjuk kebolehan melalui penampilan dan atraksi ogoh-ogoh. Kegiatan ini juga dikolaborasikan dengan pawai ogoh-ogoh.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Badung, Wayan Adi Arnawa, mengatakan, Festival Dresta Lango Ogoh-ogoh ini, sejatinya menunjukkan GWK dan juga keluarga besar Sekaa Teruna di Badung, sangat melestarikan budaya Bali, khususnya ogoh-ogoh. “Saya melihat kehadiran dari bapak ibu sekalian, ternyata dari tiket yang diberikan oleh GWK, sold out atau habis tuntas. Ini menunjukkan masyarakat Badung sangat peduli dengan kearifan lokal khususnya lagi kearifan lokal ogoh-ogoh,” kata Adi Arnawa, saat pembukaan.
Pihaknya sangat menyambut baik dan terus mendukung. Bahkan bila perlu ke depan Disbud Badung harus memikirkan hal ini dan agar bisa even seperti ini dilaksanakan Pemkab Badung dengan hadiah yang lebih besar lagi. “Saya atas nama pemerintah mewakili sekaa teruna mengucapkan terima kasih kepada GWK untuk menyiapkan wadah untuk tempat menampilkan performance daripada ogoh-ogoh yang dikombinasi dengan tarian. Mudah-mudahan seiring waktu dapat berjalan dengan baik,” ucapnya.
Sementara, Direktur Operasional GWK Culture Park Stefanus Yonathan Astayasa menjelaskan, awalnya ogoh-ogoh dibuat hanya dengan rangka kayu dan bambu sederhana yang dibungkus kertas. Namun, seiring berkembangnya kreativitas masyarakat saat ini, telah berevolusi menjadi sebuah karya seni yang luar biasa yang menjadi daya tarik masyarakat luas. Selain berwujud bhuta kala, ogoh-ogoh di Bali saat ini juga hadir dalam bentuk kontemporer, belakangan ada yang menjadikan ogoh sebagai ajang menyentil tokoh yang dianggap kontroversial hingga karakter fiktif yang dianggap melambangkan kejahatan.
“Festival ini juga menjadi ajang pengembangan kreativitas warga, terutama anak anak muda yang tergabung dalam wadah Sekaa Teruna di Bali. Sebagai wujud apresiasi terhadap 594 Sekaa Teruna di Kabupaten Badung. Semoga acara ini rutin diadakan setiap tahun dan semakin meningkatkan kreativitas masyarakat dan anak anak muda,” tutupnya.
Adapun ogoh-ogoh terbaik di Badung yang unjuk kebolehan dalam festival tersebut, yakni nomor urut 1 ST. Eka Karma Banjar Pemamoran, Kuta dengan ogoh-ogoh berjudul Among Sang Cambra. Nomor 2 ST Tunas Remaja Banjar Umahanyar, Desa Penarungan, Mengwi dengan ogoh-ogoh Ketu Pangindra Jala. Nomor 3 ST Putra Tunggal Banjar Belulang, Desa Kapal, Mengwi dengan ogoh-ogoh Sang Kala Bajang Bukal. Nomor 4 ST Jaladi Kusuma Yowana banjar Terora, Desa Adat Bualu, Kuta Selatan dengan ogoh-ogoh berjudul Amuk Dewa Kuwera. Nomor 5 ST Dharma Pertiwi banjar Kauh Pecatu, Kuta Selatan dengan ogoh-ogoh Kala Duskarana. Nomor 6 ST Bhakti Karya Banjar Badung, Mengwi dengan ogoh-ogoh Bandaning Roga Sanghara. Nomor 7 ST Bhakti Asih banjar Teba Desa Adat Jimbaran dengan ogoh-ogoh Bhuta Jingga. Nomor 8 ST Dipa Bhuana Chanti banjar Basangkasa Kerobokan, Kuta Utara dengan ogoh-ogoh Parepat Soca Prayaya Brahman (Kala Sri Pati). Nomor 9 ST Eka Putra Banjar Badung, Lukluk, Mengwi dengan ogoh-ogoh Mamurti. Nomor 10 ST. Widya Dharma Banjar Tengah Pecatu, Kuta Selatan dengan ogoh-ogoh Sang Maha Kala. (MBP1)