Film “Balada Si Roy” Mendapat Sambutan Hangat Masyarakat Bali pada Bali Makãrya Film Festival

 Film “Balada Si Roy” Mendapat Sambutan Hangat Masyarakat Bali pada Bali Makãrya Film Festival

MANGUPURA – baliprawara.com

Pemutaran film berjudul “Balada Si Roy”, pada ajang Bali Makãrya Film Festival (BFF) 2022, Selasa 18 Oktober 2022, di Park 23 XXI, ternyata mendapat sambutan hangat dari masyarakat Bali. Tentu hadirnya film Balada SI Roy pada ajang BFF ini, menjadi spesial bagi sang sutradara, setelah sebelumnya film ini diputar perdana sebagai film pembuka Jakarta Film Week 2022 pada 13 Oktober 2022.

Sang sutradara film Balada Si Roy, Fajar Nugros, menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan Bali Makãrya Film Festival 2022 ini. Sehingga film garapannya berjudul Balada Si Roy, bisa masuk dan diputar pada festival ini. Tentu dengan ini, akan menjadi pemacu baginya untuk terus berkarya lebih baik lagi. “Saya apresiasi Balimakarya, karena Balada Si Roy bisa masuk dan diputar,” paparnya usai pemutaran film tersebut.

Dirinya mengaku sangat antusias, saat karya filmnya yang ke 20 ini, diputar di Park 23 dalam ajang Balimakarya Film Festival. Walau di tengah promo film yang lain, Fajar Nugros juga meluangkan waktunya untuk datang ke Bali menyaksikan langsung respon anak-anak muda Bali terhadap karya yang syutingnya dilakukan di daerah Pantai Kalianda, Sumatera Selatan itu. 

 

Sutradara film Balada Si Roy, Fajar Nugros (kanan) bersama Abidzar Al Ghifari sebagai pemeran Roy.

Menurutnya, film Balada Si Roy ini, sangat sentimentil. Yang mana, kisahnya diambil dari Novel lama tahun 87-an. Dirinya mengaku bangga, akhirnya Balada Si Roy bisa ditayangkan untuk kedua kalinya, setelah sebelumnya tayang di festival Jakarta Film Week 2022. 

Dikatakannya, memang menjadi tantangan bagaimana novel yang terbit di zaman dulu, bisa relevan ke anak-anak sekarang. Itu kata dia hal pertama yang susah dilakukan. Namun dirinya bersyukur bisa menemukan poin penting yang bisa relevan diterapkan jaman dulu dan sekarang.

See also  Operasi Yustisi di Wilayah Kintamani, Dapatkan 14 Warga Pelanggar Prokes

“Tantangannya, menghidupkan novel tahun 87 yang harus tetap relevan di era sekarang. Setelah berhasil menemukan kuncinya, yaitu anak muda dulu dan jaman sekarang memiliki sifat sama yang selalu ingin memberontak, ingin berbuat sesuatu untuk lingkungan. Cerminannya itu tetap sama, bahwa Roy jaman dulu dan relevan dengan era sekarang,” paparnya.

Lebih lanjut dirinya menyampaikan, untuk tantangan yang lain adalah mencari alat-alatnya yang sesuai dengan era tahun 87-an. Seperti mencari makeup, alat-alat, gestur dan gaya bicara agar sama seperti di tahun 80-an. Selain itu, tantangan terbesar juga adalah proses pembuatan film disaat kasus Covid-19 sedang tinggi. 

 

“Melalui karya film Balada Si Roy ini, saya berharap anak muda harus peduli dengan lingkungan nya, tak boleh cuek, dan anak muda mesti berjuang untuk lingkungannya. Dengan begitu tatanan kedepan akan lebih baik dan society lingkungan menjadi lebih baik pula,” tegasnya.

Balada Si Roy ini mengisahkan anak muda yang harus berani berjuang untuk lingkungannya harus lebih baik. Kalau ada yang tidak baik, maka ia harus bersuara, harus bengkit berjuang agar tatanannya lebih baik, dan anak muda Bali di daerah lain harus berani bersuara. “Ketika Balada Si Roy tayang di Bali, saya meluangkan waktu untuk melihat reaksi teman-teman di Bali. Anak muda di Bali ternyata merespon sangat baik. Selesai menonton mereka menjadi lebih semangat, sehingga ada harapan saya bisa tercapai,” ucap pria asal Yogyakarta ini.

See also  Tingkatkan Keterampilan, Dharma Wanita Sub Unit FTP Unud Gelar Kursus Singkat Tata Rias dan Rambut Sederhana

Sementara Abidzar Al Ghifari sebagai pemeran Roy menyampaikan kalau dirinya di Balada Si Roy ini, menjadi yang pertama kali sebagai pemeran utama. Sebelumnya, tak pernah menjadi pemain utama, selalu menjadi sporting saja. “Ini tantangan terbesar saya yang selama ini saya alami, karena semua prosesnya baru kenal, ada metode-metode yang harus dipelajari. Menguasai cerita, bukan perkara sekedar menghafal, tetapi mengerti apa yang diinginkan sutradara, selain penjiwaan,” ucapnya. 

 

Balada Si Roy, diadaptasi novel dengan judul yang sama karya Heri Hendrayana Harris atau yang lebih dikenal dengan nama Gol A Gong. Balada Si Roy bercerita tentang anak muda bernama Roy yang harus berjuang bersama ibunya pasca-ayahnya meninggal saat mendaki Gunung Kerinci. Dalam film ini, Roy digambarkan sebagai anak muda yang ramah yang memiliki hobi naik gunung serta memelihara anjing bernama Joe.

Setelah ayahnya meninggal, Roy dan ibunya yang sebelumnya tinggal di Bandung harus pindah ke Serang, Banten. Mereka pun mengalami lika-liku kehidupan yang tidak mudah, akan tetapi melalui peristiwa-peristiwa inilah Roy justru lebih semangat menjalani hidup. Di sekolah barunya, Roy mengalami masalah dengan gerombolan siswa yang merasa berkuasa dengan menindas anak-anak lain. Geng itu bernama Borsalino yang dipimpin oleh Dullah.

Penindasan tersebut justru dilawan Roy. Langkahnya mendapat dukungan dari siswa-siswa lain, seperti Andi dan Toni. Mereka pun membentuk geng RAT yang akhirnya membuat perseteruan di sekolah menjadi runcing. Di tengah perseteruan tersebut, romansa pun hadir di kehidupan Roy. Dia jatuh hati pada Ani, perempuan yang dijuluki Dewi Venus dan memiliki kedekatan khusus dengan Dullah.

See also  Wawali Arya Wibawa Buka Pelatihan Produksi Film Dokumenter Bagi Pelajar

Rangkaian kegiatan Festival Bali Makãrya, yang resmi dibuka pada Minggu 16 Oktober 2022, diisi dengan sejumlah kegiatan. Selain nonton bareng, rangkaian kegiatan juga diisi meet and greet bersama filmmakers. (MBP)

 

redaksi

Related post