Film Tentang Toleransi, The Golden Rule, Diputar di Gedung Parlemen RI

 Film Tentang Toleransi, The Golden Rule, Diputar di Gedung Parlemen RI

Pemutaran film tentang toleransi, The Golden Rule, diputar di Gedung Parlemen RI. (ist)

JAKARTA – baliprawara.com

Film The Golden Rule: Do Unto Others, diputar di Gedung DPR RI. Film tentang perdamaian dan toleransi ini, mengangkat tema The Golden Rule atau dikenal juga dengan nama Etika Timbal Balik atau dikenal juga dengan istilah Aturan Emas, sebuah nilai universal yang sangat penting bagi perilaku masyarakat sipil. Etika Timbal Balik mengajarkan kita untuk “lakukan kepada orang lain sebagaimana Anda ingin diperlakukan terhadap diri Anda sendiri dan sebaliknya, jangan lakukan kepada orang lain apa yang tidak ingin Anda lakukan terhadap diri Anda sendiri”.

Film dokumenter ini menyajikan tujuan-tujuan inti perilaku yang penting bagi setiap agama dan harus diterapkan secara dinamis di dunia yang mana kekerasan, prasangka, dan ketidakadilan merupakan hal yang lazim. Pemutaran film ini dihadiri oleh berbagai organisasi keagamaan dan tokoh agama serta dilanjutkan dengan diskusi lintas agama.

Dalam acara ini tokoh agama Kakan Sukandin, Cosmas Maurema, Pendeta P.H Happy Munthe,Wayan Wira Saputra, K.H Ucup Saputra turut hadir.

Film ini merupakan film dokumenter yang mengangkat tema The Golden Rule atau yang dikenal dengan nama Etika Timbal Balik, yang berisikan berbagai tokoh agama yang memberikan pandangannya mengenai pentingnya The Golden Rule bagi kemanusiaan dan perdamaian.

Dalam acara ini juga, Visions of Peace Initiative dan film The Golden Rule: Do Unto Others, mendapatkan Anugerah Perdamaian Kristen Indonesia, Anugerah Perdamaian Muslim Indonesia, Anugerah Perdamaian Hindu Indonesia dari tiga yayasan agama berbeda.

Menurut Kakan Sukandin dari Majelis Ulama Indonesia, Film ini adalah misi kemanusiaan untuk mencapai perdamaian dunia. Dimulai dari saling toleransi dan bagaimana mencintai orang lain seperti halnya mencintai diri sendiri. “Oleh karenanya saya memberikan apresiasi sebesar-besarnya untuk film The Golden Rule ini.  Saya harap lewat film ini, kita dapat menuju perdamaian dunia,” harapnya.

See also  Lomba Mancing Air Deras di Bendungan Tukad Mati, Dibuka Wawali Arya Wibawa

Selain menggelar pemutaran film di Gedung DPR RI, juga dilanjutkan dengan tur film perdamaian dan toleransi ke Kedutaan Besar Rusia, Kedutaan Besar Sudan, MAN 4 Bogor, SMA Sagamulya, SMAN 1 Cigombong. Dalam rangkaian tur menonton film ini, puluhan ribu anak muda menonton dan mengikuti diskusi film.

Duta Besar Sudan untuk Indonesia, Dr. Yassir Mohamed Ali mengatakan, Film ini bagus sekali, dan film ini mempunyai banyak pesan untuk disampaikan. Bukan hanya untuk satu agama saja, tapi seluruh agama di dunia, karena Golden Rule ada di semua agama. “Untuk mencapai perdamaian dunia, kita harus mengaplikasikan Aturan Emas ini ke dalam agama kita sebagai bagian dari kesopan-santunan untuk seluruh umat manusia dan sangat penting sekali untuk Aturan Emas ini untuk diajarkan di sekolah. Semakin kita mengajarkan keterbukaan pikiran, toleransi, dan Aturan Emas kepada generasi muda harapan untuk masa depan dunia yang lebih baik akan lebih mungkin terwujud. Sangat penting bagi generasi muda untuk diajarkan apa itu Aturan Emas,” ucapnya.

Princess Cheryl Halpern.

Princess Cheryl Halpern, pendiri Visions of Peace Initiative dan juga salah satu produser, menjelaskan keputusan untuk menugaskan film dokumenter ini dengan mengatakan kalau toleransi, kemauan untuk menerima perilaku, dan keyakinan yang berbeda sangat penting untuk mencapai tujuan. “Toleransi harus diajarkan kepada anak-anak kita. Kita perlu memberikan pendidikan dan dukungan agar anak-anak kita dapat menolak intoleransi, perpecahan dan ekstremisme yang mereka alami. Ini adalah misi dari Visions of Peace Initiative,” terangnya.

Sebelumnya, “The Golden Rule: Do Unto Others…” telah diputar perdana di Bioskop Cinepolis, di Denpasar, Bali. Film ini diproduksi sebagai hasil kolaborasi antara tim produksi HQ Creative pemenang penghargaan Amerika, Angel Pictures pemenang penghargaan Indonesia, dan Visions of Peace Initiative.

See also  Pembakaran Ogoh-ogoh Kembali Terjadi di Dalung Permai, Lurah Kerobokan Kaja Imbau Masyarakat Jangan Terprovokasi

Melalui program Visions of Peace Initiative, peserta di Indonesia telah belajar untuk merangkul nilai universal antar agama dan kesopanan sosial yang dikenal sebagai Aturan Emas. Sejak didirikan, Visions of Peace Initiative yang non-profit telah berkomitmen untuk memotivasi generasi muda Indonesia, berusia 5 tahun hingga 18, untuk menggunakan bakat seni mereka untuk menyebarkan ide dan berbagi perspektif mengenai toleransi, perdamaian dan rasa hormat terhadap kemanusiaan.

Sekolah, panti asuhan dan organisasi keagamaan, yang mewakili semua agama dan denominasi etnis, telah berpartisipasi dalam lebih dari 100 acara dan program Visions of Peace Initiative. Dengan mendorong kaum muda untuk mengekspresikan visi mereka untuk hidup berdampingan secara damai melalui seni, Visions of Peace Initiative telah membantu mengidentifikasi bidang-bidang keterasingan dan ketidakpercayaan di antara kaum muda dan telah memupuk sikap keterbukaan, keterusterangan, dan toleransi yang lebih besar di antara para peserta. Pengakuan atas keberhasilan program Inisiatif Visi Perdamaian telah diperoleh melalui berbagai nominasi Hadiah Nobel Perdamaian yang telah dibuat.

Visions of Peace Initiative bersama dengan mitra produksinya, HQ Creative dan Angel Pictures, berkomitmen untuk menyampaikan pesan penting Aturan Emas dalam upaya berdedikasi untuk menumbuhkan dunia yang lebih damai dan toleran. (MBP)

 

redaksi

Related post