FISHUM Universitas Ngurah Rai Selenggarakan “The 1st International Conference Public Policy, Gender Equality, Disability, and Social Inclusion”
Direktur Institut KAPAL Perempuan Budhis Utami saat diwawancarai awak media.
DENPASAR – baliprawara.com
Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) Universitas Ngurah Rai (UNR) menyelenggarakan “The 1st International Conference Public Policy, Gender Equality, Disability, and Social Inclusion: Towards the Achievement of the 2030 SDGs”, pada Selasa, 16 Desember 2025. Konferensi Internasional ini diinisiasi bersama Institut KAPAL Perempuan, Yayasan Bali Sruti, dan Forum Kajian gender Bali.
Melalui konferensi ini, diharapkan dapat menghimpun seluruh pemikiran dan pengetahuan, yang berasal dari pengalaman perjuangan perempuan, disabilitas dan kelompok marginal dari berbagai wilayah untuk untuk keadilan dan kesetaraan gender.
“Ini tantangan di Indonesia sampai sekarang masih kuat. Karena, budaya patriarki yang masih kuat, keberagaman Indonesia terpecah-pecah masih tinggi. Kemudian, kebijakan yang sudah ada menjamin keadilan, kesetaraan dan keberagaman belum dijalankan dengan baik,” ungkap Budhis Utami Direktur Institut KAPAL Perempuan.
Konferensi ini, lanjut dia, akan membahas sejauh mana kebijakan tersebut mampu mempengaruhi perubahan, keadilan dan kesetaraan untuk semua kalangan terutama kaum perempuan dan kelompok miskin yang dimarjinalkan.
“Melaui konferensi ini, kami harapkan akan ada rekomendasi untuk kebijakan yang menjamin pemenuhan hak-hak perempuan, disabilitas dan kelompok marginal. Selain itu, rekomendasi tentang edukasi kepada masyarakat seperti apa dalam konteks sosial budaya kita yang masih patriarki. Juga tentang bagaimana memperkuat kepemimpinan perempuan dan kelompok marjinal,” kata dia.
“Lalu, bagaimana advokasi kita di tingkal global diarahkan untuk bergerak bersama mempengaruhi dari tingkat global untuk kesetaraan gender dan inklusif di negara kita dan negara-negara lain. Demokrasi dan kemajuan suatu negara tidak akan terjadi jika tidak ada kesetaraan gender serta tidak ada penghargaan terhadap keberagaman identitas di Indonesia,” pungkasnya.
Dalam konferensi internasional ini, akan mempresentasikan sebanyak tujuh puluh artikel, yang dibagi menjadi beberapa tema diantaranya kebijakan sosial dan kultural, kebijakan global melalui Sustainable Development Goals (SDGs), kepemimpinan perempuan serta reformasi kebijakan. Konferensi ini turut dihadiri oleh sejumlah negara, meliputi Malaysia, India, Australia dan Rusia.
Sementara itu, Rektor Universitas Ngurai Rai, Prof. Dr. Ni Putu Tirka Widanti, M.M., M.Hum., menyatakan, bahwa Prodi Administrasi Publik FISHUM sudah mengadopsi kurikulum gender dalam dua mata kuliah. Menurutnya, kesetaraan gender tidak hanya berkaitan dengan kaum perempuan, melainkan juga kaum laki-laki, sehingga keduanya setara.
“Bagaimana kesetaraan gender itu bisa diupayakan setara mungkin. Kami juga berharap, konferensi internasional ini tidak berhenti sampai disini saja, tapi bisa berlanjut kedepannya,” ungkapnya.
Percepatan perubahan sosial-budaya, ekonomi, politik, dan ekologis di tingkat global dan nasional menunjukkan urgensi kebijakan publik yang mampu menjangkau kelompok marginal, termasuk perempuan, penyandang disabilitas, dan kelompok rentan lainnya. Untuk itulah konferensi internasional ini digelar.
Data Indeks Gender SDGs Equal Measures 2030 (EM2030) menunjukkan bahwa hampir 40% negara dengan populasi lebih dari 1 miliar perempuan dan anak perempuan mengalami stagnasi atau kemunduran dalam capaian kesetaraan gender antara 2019–2022. Proyeksi global EM2030 memperkirakan bahwa tanpa percepatan signifikan, dunia baru akan mencapai kesetaraan gender dalam 97 tahun.
Di saat yang sama, UNDP melalui Gender Social Norms Index (GSNI) 2023 menemukan bahwa 9 dari 10 orang masih memiliki bias terhadap perempuan, termasuk 50% yang meyakini bahwa laki-laki lebih cocok menjadi pemimpin politik. Fakta ini mempertegas bahwa perubahan kebijakan publik harus berjalan seiring transformasi norma sosial untuk mewujudkan masyarakat yang lebih adil dan inklusif.
Pembicara sesi Pleno, yakni Prof. Dr. Ni Putu Tirka Widanti, M.M., M.Hum., Rector, Universitas Ngurah Rai, Bali, Indonesia, Aarushi Khana, Asia Pasific Regional Lead, Equal Measures EM2030 (EM2030), India, Farid Muttaqin, Ph.D. Candidate, Sociocultural Anthropology, Binghamton University, New York, Dr. Rosalia (Lia) Sciortino Sumaryono, Associate Professor at Mahidol University, Visiting Professor at Chulalongkorn University and and president of SEA Junction, Bangkok , Misiyah, Head of Executive Board, KAPAL Perempuan Institute, Indonesia.(MBP2)