Fokus Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Wilayah Selatan, Pemkab Badung Pelajari Teknis SWRO di Gili Trawangan

 Fokus Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Wilayah Selatan, Pemkab Badung Pelajari Teknis SWRO di Gili Trawangan

Tim dari Kabupaten Badung, mendapat penjelasan saat melakukan peninjauan instalasi SWRO di Gili Trawangan, Lombok Utara, Kamis 6 November 2025.

LOMBOK- baliprawara.com
Pemerintah Kabupaten Badung melakukan kunjungan kerja ke kawasan Gili Trawangan, Lombok Utara, Kamis 6 November 2025, dengan tujuan mempelajari langsung instalasi desalinisasi air laut melalui metode “sea water reverse osmosis” (SWRO) yang dikelola oleh PT Tiara Cipta Nirwana (TCN). Kunjungan ini digelar sebagai langkah persiapan bagi Kabupaten Badung dalam menghadapi tantangan pemenuhan air bersih, terutama untuk wilayah Badung selatan.

Kunjungan tersebut dipimpin oleh IB Gede Arjana, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Badung, yang hadir bersama jajaran instansi terkait, antara lain, Perumda Air Minum Tirta Mangutama (PDAM Tirta Mangutama) melalui Direktur Teknik PDAM Tirta Mangutama Made Suarsa dan Kabag Produksi, Kabag Prokopim Badung I Made Suardita, perwakilan dari Kejaksaan Negeri Badung, dan instansi seperti PUPR dan BRIDA. Kunjungan ini diterima langsung Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Amerta Dayan Gunung, Ramadhan Jayadi beserta jajaran dan pihak PT Tiara Cipta Nirwana.

Peninjauan fasilitas SWRO di Gili Trawangan ini menjadi sangat penting bagi Badung ke depan, karena Kabupaten Badung menghadapi sejumlah kendala dalam produksi air permukaan. Yang mana aliran sungai dari hulu ke hilir di Badung tidak dapat dimanfaatkan secara penuh, salah satunya karena hanya dapat dilalui sampai wilayah Badung Tengah saja.

Menurut Arjana, teknologi SWRO menjadi salah satu opsi strategis bagi Badung dalam menghadapi keterbatasan air baku permukaan. Untuk distribusi air yang dihasilkan oleh PDAM Tirta Mangutama saat ini menjadi perhatian pemerintah daerah maupun ‎DPRD, khususnya terkait pemenuhan air bersih di Badung Selatan yang masih dalam tahap pembangunan infrastruktur. “Saat ini, pembangunan SWRO di Badung masih berada dalam tahap studi kelayakan (Feasibility Study/FS),” katanya.

See also  Pemkab Badung Terima Hibah BMN Hasil Rampasan KPK RI Senilai Rp 26 Miliar Lebih

Arjana menyebut bahwa meskipun biaya investasi SWRO cukup besar, Pemkab Badung tetap berupaya mewujudkan opsi ini karena kondisi wilayah selatan yang kedekatannya ke laut membuat teknologi tersebut layak dipertimbangkan. Ia mencontohkan kondisi di Gili Trawangan yang tidak jauh beda dengan kondisi di Badung Selatan, yakni keberadaan laut sebagai sumber air baku yang sangat dekat.

Sementara itu, Direktur Teknik PDAM Tirta Mangutama Made Suarsa menyampaikan bahwa fokus utama saat ini adalah wilayah Badung Selatan, karena di utara sumber air relatif masih cukup. Sedangkan di selatan, sumber air kurang memadai. Saat ini badung tengah melakukan pembangunan infrastruktur pipa bawah laut, meski perizinan masih dalam proses karena kawasan tersebut merupakan kawasan konservasi.

PDAM mengungkap bahwa mereka sedang membangun desain dari hulu ke hilir. “Sementara sebagai cadangan (backup) melalui reservoir juga sedang disiapkan sambil menunggu pipa bawah laut selesai. Sehingga apabila pipa bawah laut belum rampung, maka reservoir ini akan menjadi backup untuk menjaga stabilitas suplai,” ucapnya.

Kebutuhan air di Badung Selatan ditargetkan minimal 1.500 liter per detik dan maksimal hingga 2.000 liter per detik. Saat ini, kekurangan tercatat sekitar 1.000 liter per detik dengan izin yang telah keluar baru sekitar 300 liter per detik, yang hanya dapat bertahan untuk beberapa tahun.

PDAM melihat opsi SWRO sebagai pilihan selanjutnya untuk menutupi kekurangan tersebut. “Kunjungan kerja ini menjadi langkah penting dalam upaya Pemkab Badung untuk mengamati dan belajar dari praktik pengolahan air laut menjadi air tawar, dengan harapan nantinya bisa diterapkan di Badung Selatan,” harapnya.

Dengan begitu, upaya pemenuhan kebutuhan air bersih di wilayah Badung menjadi semakin nyata dan terarah. Pemerintah daerah menegaskan bahwa pemanfaatan teknologi baru seperti SWRO bukan alternatif tunggal, tetapi bagian dari strategi jangka panjang dalam pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan.

See also  Bupati Sanjaya Hadiri Upacara Pitra Yadnya Krama Tunjuk dan Petiga, Komitmen Tingkatkan Sinergi dengan Rakyat

Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Amerta Dayan Gunung, Ramadhan Jayadi mengatakan, untuk kerjasama penyediaan dan distribusi air bersih layak minum di Gili trawangan melalui teknologi Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) memiliki kapasitas 6000 m3/hari. Kerjasama dilakukan antara PDAM Lombok Utara dan PT. Tiara Cipta Nirwana.

Untuk rata-rata produksi di SWRO Gili Trawangan pada tahun 2025 hingga bulan Oktober adalah 2059.6 m3/hari. Sedangkan rata-rata distribusi pada tahun 2025 hingga bulan Oktober adalah 1990.3 m3/hari. “Hingga Oktober 2025, jumlah pelanggan SWRO Gili Trawangan adalah 953 pelanggan,” ucapnya. (MBP)

 

redaksi

Related post