Gajah Mas Gallery Ubud Suguhkan Karya Somadita, Ingin Senirupa Selalu Berbinar
GIANYAR – baliprawara.com
Gajah Mas Gallery, Purana Suite Ubud, Gianyar, menyuguhkan puluhan karya lukisan dalam pameran tunggal Made Somadita bertajuk “The Soft Wild”.
Pameran yang berlangsung sebulan hingga 20 Januari 2025 ini dibuka GM Purana Suite Ubud, Ketut Warasana, mewakili owner Ketut Sumertajaya, S.E. Jumat 20 Desember 2024 malam.
Pembukaan pameran tersebut dihadiri kurator Marlowe Bandem, para seniman dan pecinta seni, berlangsung semarak.
GM Purana Suite Ubud Ketut Warasana menyambut baik pameran tunggal Made Somadita yang menampilkan sekitar 22 karya lukis. Pameran ini diharapkan dapat menyemarakkan iklim senirupa di Ubud.
Ini sejalan dengan harapan Gajah Mas Gallery agar aktivitas senirupa selalu menggeliat. Sebab, Ubud terkenal hingga ke mancanegara, tidak bisa dilepaskan dari sejarah perkembangan senirupa di daerah ini.
Kehadiran seniman dari berbagai belahan dunia seperti Arie Smit, Johan Rudolf Bonnet, dan Don Antonio Blanco ikut mewarnai perkembangan senirupa di Bali.
Mereka berkontribusi pada kemajuan seni lukis di Ubud, Bali, bahkan Indonesia.
Kemudian belakangan dibarengi dengan kehadiran galeri dan museum seni yang menyediakan art space, menjadikan senirupa makin berkembang di Ubud.
Karena itu Gajah Mas Gallery tetap berkomitmen agar “wajah” senirupa selalu berbinar, dengan memberikan kesempatan kepada para perupa memajang karyanya.
Paling tidak, setiap tahunnya Gajah Mas Gallery Ubud berupaya memamerkan beberapa kali karya para seniman. Dengan demikian laku kreatif seniman tetap terjaga dan senirupa di Ubud makin berkembang.
Kurator pameran Marlowe Bandem menyampaikan, seperti tema yang diangkat dalam gelar karya lukis ini, ada keliaran yang lembut dalam karya-karya Somadita. Itu tercermin lewat karya-karyanya yang menampilkan figur-figur hewan. Keliaran dan kelembutan itu menyatu, mewujud dalam keharmonisan. Spirit keharmonisan itu oleh Somadita sesungguhnya perlu dimuliakan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
Karya-karya berjudul Life in Harmony, Interconnection, Wisdom Legacy, Meeting, Circle, Carry Each Other, Walking Together, Intermezo dan sebagainya, mewartakan spirit keharmonisan itu. “Karya-karya Somadita mengandung pesan mendalam tentang hubungan harmonis antara hewan dengan hewan, dan hewan dengan manusia. Melalui gelar karya bertema The Soft Wild, yakni menyatunya antara keliaran dan kelembutan ini, Somadita ingin kondisi yang harmonis itu tetap terjaga,” ujar Marlowe, putra budayawan dan akademisi Prof. Made Bandem ini. (MBP)