Gepeng Berkedok Jualan Tisu di Kuta Meresahkan, Dikhawatirkan Coreng Citra Pariwisata

 Gepeng Berkedok Jualan Tisu di Kuta Meresahkan, Dikhawatirkan Coreng Citra Pariwisata

MANGUPURA – baliprawara.com

Sejak kunjungan wisata kembali menggeliat di kawasan Kuta, sejumlah anak yang menjajakan tisu mulai menjamur. Tak hanya anak-anak, bahkan ada juga orang dewasa yang terlihat ikut berjualan tisu di sepanjang jalan pantai Kuta. Namun, siapa sangka, berjualan tisu ternyata hanya sebagai kedok untuk mereka menjalankan aksi menggepeng atau meminta-minta.

Kondisi ini, tentu mendapat keluhan dari wisatawan Kuta, yang disampaikan kepada guide atau pengantarnya. Seperti yang terbaru, pada Minggu 17 April 2022, salah seorang guide mendapat keluhan dari seorang wisatawan yang kebetulan saat itu diajaknya berwisata ke kawasan Kuta. 

Terkait hal itu, Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Kuta, I Md Agus Suantara, tidak menampik kondisi tersebut. Dari informasi yang didapatnya, di kawasan jalan pantai kuta, ada seorang guide yang membawa wisatawan. Saat itu wisatawan tersebut didekati oleh pedagang tisu. Karena dia tidak mau membeli, pedagang tisu tersebut kemudian beralih meminta uang kepada wisatawan ini. Bahkan, kesannya, mereka memaksa untuk meminta uang kepada wisatawan. 

 

Karena merasa risih, wisatawan tersebut akhirnya memilih meninggalkan lokasi untuk menghindari pedagang tisu tersebut. Saat berjalan untuk menghindar, ternyata dari belakang, mereka terus mengajar wisatawan ini. Atas pengalaman yang kurang nyaman tersebut, dirinya akhirnya menyampaikan kepada guide yang mengantarnya.  Atas informasi tersebut, guide ini kemudian menyampaikan kepada Bandesa Adat Kuta. “Laporan sekitar tiga hari lalu. Dari jumlah, mereka berjumlah 10 orang,” kata Agus, seizin Camat Kuta, saat ditemui di kantornya, Selasa 19 April 2022.

See also  Belasan Ribu Vaksin Tiba di Bali, Vaksinasi Akan Diprioritaskan untuk Daerah dengan Kasus Tertinggi

Pascalaporan tersebut, pihaknya telah menindaklanjuti dengan mengamankan para pedagang tisu ini. Pihaknya mengatakan, hal ini harus mendapat perhatian serius. Karena, di Kuta, kondisi pariwisata baru mulai menggeliat setelah sebelumnya selama dua tahun sangat terpuruk akibat pandemi Covid-19. Tentunya dengan adanya isu terkait pedagang jalanan yakni pedagang tisu ini, bisa dikatakan menjadi ancaman bagi pariwisata Kuta. Pasalnya mereka sangat meresahkan, yang selalu beraksi dan memaksa wisatawan di sepanjang kawasan Kuta. 

Kata dia, sebagian besar dari mereka merupakan kalangan anak-anak, yang tentunya sangat mengganggu wisatawan yang berkunjung di sepanjang wilayah Kuta. Informasi keberadaan mereka diketahui dari Laporan masyarakat pada Minggu (17/4). Atas laporan tersebut, pihaknya telah meminta Satpol-PP untuk bergerak menangani penjual tisu yang ada di sepanjang jalan di Kuta. “Saat itu beberapa penjual tisu sudah diamankan dan dilakukan pembinaan,” bebernya.

Selanjutnya, karena dari informasi, diketahui mereka tinggal di wilayah Kuta,  pihak Kecamatan akan memanggil pemilik rumah kos tempat mereka tinggal. Termasuk juga akan memanggil kelian lingkungan yang ada di lokasi merek tinggal. Terkait hal itu, pihaknya menegaskan, di wilayah Kuta akan terus bergerak bersama Satpol PP BKO Kuta dan juga Linmas, serta tetap berkoordinasi dengan Dinas Sosial untuk menindak lanjuti.  

Terkait apakah ini ada yang mengorganisir, pihaknya belum bisa memastikan hal itu. Saat ini yang bisa dilakukan adalah pembinaan dan pengembalian ke daerah asalnya.”Ini sangat merugikan wisatawan yang berkunjung ke Kuta. Kita harus bergerak dan mengantisipasi untuk bisa menjaga keamanan dan menjamin wisatawan untuk berkunjung ke Kuta. Karena hal ini berkaitan dengan citra pariwisata,” tegasnya. (MBP)

See also  Prodi D2 Fondasi, Beton dan Pengaspalan Jalan Jurusan Teknik Sipil PNB, Lakukan Penataan Parkir di Pura Pakendungan

 

redaksi

Related post