Gong Kebyar Dewasa Karangasem, Angkat Kearifan Lokal Desa Sidemen

 Gong Kebyar Dewasa Karangasem, Angkat Kearifan Lokal Desa Sidemen

Penampilan Sekaa GKD Semara Geger, Banjar Dinas Wangsihan, Talibeng, Sidemen, Karangasem, pada PKB XLIV, Minggu 3 Juli 2022.

DENPASAR – baliprawara.com

Sekaa Gong Kebyar Dewasa (GKD) Semara Geger, Banjar Dinas Wangsihan, Desa Talibeng, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem, tampil pada ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) XLIV, di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Provinsi Bali (Art Center), Minggu 3 Juli 2022. Meski tak mebarung dengan Sekaa Gong Kebyar Dewasa dan Anak-anak, namun pesona Gong Kebyar Dewasa dari Gumi Lahar, tetaplah memukau.

Penampilan Gong Kebyar Dewasa Duta Karangasem disaksikan langsung oleh Gubernur Bali Wayan Koster, didampingi Kepala Dinas Kebudayaan Bali Prof I Gede Arya Sugiarta, Kalaksa BPBD Provinsi Bali I Made Rentin, Kepala Dinas Sosial Bali I Dewa Mahendra Putra. Sedangkan dari Karangasem, hadir Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa dan jajaran Pemkab Karangasem. Sorak sorai penonton mewarnai penampilan sekaa tersebut.

Koordinator sekaa, Ketut Agus Angrama mengungkapkan, untuk tampil di panggung PKB, Sekaa Gong Kebyar Dewasa Semara Geger membawakan karya-karya yang mengangkat kearifan lokal di Desa Sidemen yang berhubungan dengan tema PKB “Danu Kerthi Huluning Amreta, memuliakan air sebagai sumber kehidupan”. Seperti misalnya Tabuh Pat Lelambatan berjudul “Telaga Tawang” yang mengisahkan tentang keberadaan tempat penglukatan Telaga Tawang yang berlokasi di Desa Sidemen. “Telaga Tawang ini sudah terkenal sebagai tempat melukat, nunas kerahayuan, dan melebur segala kotoran dalam diri. Masih banyak maknanya, terutama bagi masyarakat kami di Desa Sidemen,” terangnya.

 

Garapan tari kreasi “Songket” juga menarik. Tari yang diciptakan sekitar tahun 2015 dan dipentaskan di PKB tahun itu menggambarkan kekayaan kain tradisional di Desa Sidemen yang mana juga melibatkan air dalam proses pembuatannya. Seperti jalinan benang yang dimasukkan ke dalam air yang berisikan sat pewarna (dicelup), lalu terbentuk suatu kesatuan kain yang sungguh indah di dunia ini. “Tari kreasi songket ini sudah diciptakan dan dibawakan pada PKB tahun 2015. Kami mengambil keterkaitannya dengan tema Danu Kerthi seperti menyulam dan mewarnai benang,” jelasnya.

See also  SNBP 2023 Diumumkan, Politeknik Negeri Bali Terima 880 Mahasiswa Jalur Prestasi

Selanjutnya, Tabuh Kreasi “Ketelan Danggul” yang menggambarkan sebagian pekerjaan masyarakat Sidemen juga sebagai penyadap pohon aren yang nantinya diolah menjadi menjadi tuak, dan difermentasi menjadi arak. Pada tempo dulu, hampir setiap rumah tangga di Banjar Adat Wangsihan, Desa Talibeng hidup dari prilaku ngirisin, sebagai penyadap pohon aren. Karena ketelan danggul dapat menjadi soko guru ekonomi keluarga. Ketelan Danggul, artinya air yang menetes dari tangkai bunga pohon aren, ditampung dalam beruk. 

Terakhir, ditampilkan gegitaan berjudul “Kayoan Kangin” yang menceritakan air dan danau adalah sumber kehidupan, membersihkan dan melebur mala dalam setiap insan, menghidupi dalam duniawi, menjadi sarana dalam beryadnya, dan mengalir di Kayoan Kangin, sebuah aliran sungai di Desa Sidemen. “Kami memiliki sumber air lainnya yakni Kayoan Kangin yang memang dari dulu digunakan sebagai tempat penyucian, termasuk banyu pinaruh, berobat dan melukat di sana,” ucapnya.

Agus Angrama mengungkapkan, penunjukkan Sekaa Gong Kebyar Dewasa Semara Geger sejatinya sudah dilakukan pada Desember 2021. Namun untuk permulaan latihan baru dimulai pada Februari 2022. Meski dalam proses kreatifnya diakui terkendala waktu karena terbentur kesibukan masing-masing. “Kami dari Februari mengambil waktu latihannya. Meski tidak setiap hari latihan namun anak-anak semangat sekali berlatih. Di samping itu dorongan dari para pengelingsir dan masyarakat di desa kami juga menjadi penyemangat untuk menampilkan yang terbaik,” ungkapnya. 

Sejatinya kata dia, penunjukan Sekaa Gong Kebyar yang akan mewakili Kabupaten Karangasem didasarkan pada hasil seleksi tingkat kabupaten yang diselenggarakan setiap tiga tahun sekali. Berhubung juara 1 dan 2 sudah mewakili Karangasem pada PKB-PKB sebelumnya, sehingga pada PKB tahun ini, wakil dari Kecamatan Rendang yang semestinya tampil menjadi wakil. “Kami sebenarnya juara Harapan I saat seleksi itu. Namun karena Rendang tidak siap, sehingga kami yang ditunjuk untuk mewakili Karangasem tahun ini,” pungkas Angrama. (MBP)

See also  Realizing Energy Independent Bali With Clean Energy, Governor Koster Implements RUED Regulation

 

redaksi

Related post