Gunakan Metode Baru untuk Konservasi, Kelompok Sungai Bahari Sukses Tanam 10 Ribu Terumbu Karang

 Gunakan Metode Baru untuk Konservasi, Kelompok Sungai Bahari Sukses Tanam 10 Ribu Terumbu Karang

Koordinator Lapangan Kelompok Sungai Bahari, Nyoman Dana Atmaja.

DENPASAR – baliprawara.com

Kondisi terumbu karang di kawasan pantai Sanur, sempat mengalami kerusakan akibat pembangunan yang masif dan adanya reklamasi. Padahal, keberadaan terumbu karang sangat penting bagi ekosistem bawah laut.

Untuk mengembalikan kondisi terumbu karang yang rusak ini, salah satu kelompok peduli lingkungan pun tergerak untuk menjalankan konservasi terumbu karang. Yakni Sungai Bahari, yang terbentuk tahun 2020 di Desa Adat Intaran, Sanur Kauh, Denpasar Selatan, hingga kini tetap eksis untuk melakukan konservasi. Bahkan sejak awal dimulainya penanaman hingga saat ini, sudah ada sekitar 10 ribu terumbu karang yang berhasil dikembangkan.

Menurut Koordinator Lapangan Kelompok Sungai Bahari, Nyoman Dana Atmaja, awal mula konservasi terumbu karang sempat dilakukan sekitar tahun 1997. Namun saat itu, terumbu karang yang ditanam gagal, sehingga program konservasi pun terhenti.

Diungkapkan Nyoman Dana, metode penanaman terumbu karang yang dilakukan pada tahun 1997,  menggunakan median besi. Namun dalam perjalanannya, semua terumbu karang itu tidak tumbuh. Pihaknya memperkirakan hal tersebut terjadi akibat korosi pada besi.

Belajar dari itu, pihaknya kemudian mempelajari metode baru dalam penanaman terumbu karang. Hal itu dipelajarinya saat dirinya bekerja di salah satu perusahaan yang memiliki izin untuk konservasi terumbu karang.

Berangkat dari itu, di tahun 2020, dirinya bersama rekan di Sungai Bahari kemudian kembali mengembangkan program tersebut. Hanya saja di awal pergerakannya, kelompok ini tidak memiliki pendanaan. Untuk itu, ia harus mencari kontribusi dari rekan yang peduli lingkungan.

“Di awal pergerakan, hanya memanfaatkan modal Rp 1,5 juta. Ada sumbangan tali, ada juga yang memberikan bantuan uang. Setelah diinformasikan ke masyarakat luas, akhirnya ada yang ikut memberikan kontribusi permodalan,” kata Nyoman Dana yang juga Ketua Forum Krama Bendega Denpasar, saat ditemui di pantai Mertasari, Selasa 20 Februari 2024.

See also  KPKHN Dukung Penanaman Terumbu Karang di World Environment Day yang Diinisiasi POSSI Bali

Lebih lanjut diungkapkan, munculnya ide untuk melaksanakan konservasi terumbu karang ini, berawal saat pandemi Covid-19. Saat itu, selain banyaknya aktivitas yang dibatasi karena lockdown, kegiatan konservasi ini juga dilakukan untuk mengisi waktu luang. Apalagi menurutnya, konservasi terumbu karang ini penting untuk terus dilakukan. Terlebih sebelumnya wilayah Pantai Mertasari dan sekitarnya sangat terkenal dengan keindahan bawah lautnya.

“Kami mencoba menggagas suatu kelompok peduli lingkungan yang bernama Sungai Bahari. Rencana kami awalnya memperbaiki sungai, karena sudah banyak yang bergerak di sana, kami mencoba memperbaiki di hilirnya (laut-red),” bebernya.

Koordinator Lapangan Kelompok Sungai Bahari, Nyoman Dana Atmaja, menunjukkan metode baru penanaman terumbu karang.

Untuk di pantai Mertasari ini, penanaman terumbu karang yang dilakukan, menggunakan metode baru. Yang mana, median tanam terumbu karang, sebagian besar memanfaatkan barang bekas yang dimodifikasi.

Pihaknya juga menggunakan campuran terumbu karang yang rusak, pasir, semen, dan batu apung sebagai media tanam. Kemudian terumbu karang akan diletakkan di tengahnya. Media tanam tersebut juga diikat kembali menggunakan jaring.

Sementara, tutup botol yang digunakan untuk meletakkan bibit terumbu karang, sebagian besar didapat dengan membeli di tempat pemulung. Ini kata dia juga sebagai upaya untuk membantu para pemulung, dalam perputaran ekonomi.

“Bahannya kami cari di pinggir pantai yang merupakan terumbu karang rusak. Kemudian kami campur semen sedikit, ini yang bisa kai pakai. Kami juga menggunakan tutup botol untuk wadah terumbu karang,” jelas pria asal Desa Sanur Kauh tersebut.

Setelah berjalan selama dua tahun, terumbu karang yang ditanya, kini sudah tumbuh dengan baik. Namun pihaknya tidak berhenti di situ, melainkan penanaman terus dilanjutkan. Bahkan kini sudah ada 25 jenis terumbu karang yang ditanam di kedalaman maksimal 10 meter di bawah laut.

See also  Bersama Warga Bunutan, Mahasiswa FKP Unud Monitoring Terumbu Karang di Pantai Lipah

“Sekarang kami sudah punya terumbu karang yang cukup besar. Kami ingin mengembangkan hingga sepanjang pantai di Desa Adat Intaran. Sekarang hampir 10 ribu terumbu karang yang sudah kami tanam,” katanya menjelaskan. (MBP1)

 

redaksi

Related post