Hentak Kalangan Ratna Kanda, Gamelan Rinting Iringi Tari Jimbarwangi

 Hentak Kalangan Ratna Kanda,  Gamelan Rinting Iringi Tari Jimbarwangi

DENPASAR – baliprawara.com

Gerak rancak enam penari diiringi alunan gamelan Rinting menghentak Kalangan Ratna Kanda, Taman Budaya Bali, Jumat 12 Juli 2025 serangkaian Pesta Kesenian Bali 2025.
Perpaduan Tari Janger, Joged Bumbung dan Tari Gandrung Banyuwangi menghasilkan garapan tari kreasi yang indah mempesona.

Dinamakan “Jimbarwangi” , tari kreasi itu dipersembahkan oleh Sanggar Seni Sana Sini, Desa Pergung, Kecamatan Mendoyo, Jembrana.

“Melalui karya ini kami mencoba mengimplementasikan konsep “pawongan” dalam Tri Hita Karana, yakni, menjalin hubungan harmonis antarsesama manusia tanpa memandang agama, suku, dan ras,”
ujar Ketua Sanggar Seni Sana Sini, I Made Arsa Wijaya, S.Sn. yang akrab dipanggil Wawan.

Tari ini lahir terinspirasi dari kesenian tari Bali (Jembrana) dan Banyuwangi. Jarak tempuh antara Jembrana dan Banyuwangi sangat dekat. Hanya dibatasi laut, lewat penyebrangan Gilimanuk dan Ketapang. Dari situlah timbul inspirasi untuk membuat satu jenis tarian dan alunan musik perpaduan gerak tari Janger, Joged Bumbung dan tari Gandrung.

Selain tari kreasi, Sanggar Seni Sana Sini yang berdiri sejak 2013 itu menampilkan sejumlah tabuh.
Diawali dengan Tabuh “Gesing”, kemudian dilanjutkan dengan Tabuh “Ngintir”, “Kunang Kuning”, dan “Bapang Mekar”.

Gamelan Rinting Pitu

Dalam ranah inovasi dan kreativitas seni, penciptaan atau terciptanya gamelan baru menjadi salah satu proses yang tidak bisa dipungkiri. Seiring berkembangnya zaman, bentuk-bentuk gamelan baru mulai bermunculan, baik dari segi bentuk fisik, instrumentasi, toning, ataupun musikalitas.
Walaupun demikian kemunculan gamelan baru ini juga tidak jauh melenceng dari gamelan-gamelan pendahulunya. Kelestarian gamelan terdahulu kerap dijadikan acuan atau referensi dalam penciptaan gamelan baru. Hal tersebut bertujuan agar keBalian dari gamelan-gamelan baru ini tetap melekat, sehingga tetap dapat mempertahankan Identitas Karawitan Bali.
Gamelan Rinting Pitu, merupakan sebuah pengembangan dari hasil ekpslorasi seacara instrumentasi, nada, serta timbre. Eksistensi gamelan Rindik dan Tingklik di Jembrana menjadi acuan dalam terciptanya gamelan Rinting ini. Istilah “Rinting” merupakan akronim dari kara Rindik dan Tingklik, sedangkan “Pitu” mengacu pada jumlah nada yang digunakan yakni laras pelog saih pitu.
Pemilihan kata “Rinting” juga tidak semata-mata sebuah akronim, kata “Rinting” juga memiliki makna berjejer yang divisualisasikan dalam bentuk fisik gamelan baik dilihat secara urutan bilah nada, ataupun penempatan isntrumen. Rinting juga merupakan istilah lain dari tumbuhan palma, dimana palma memiliki filosofi sebagai keabadian atau simbol dari reinkarnasi. Demikian pula pada
“Gamelan Rinting Pitu ini, kami konotasikan sebagai sebuah kelahiran baru dari gamelan Rindik dan Tingklik, namun dalam wujud dan karakter yang berbeda sesuai zaman di mana ia lahir,” kata Arsa Wijaya.

See also  Tim Peneliti PNB Sukses Uji Coba Tangan Robot Pemasang Tekep Isolator untuk PDKB

Instrumentasi pada gamelan ini mengacu pada penamaan serta penempatan instrumen Gamelan Tingklik Jegog Jembrana, yakni barangan, kancil/kantilan, suwir, dan undir. Terdapat pula penambahan instrumen berupa kendang krumpung, ceng-ceng ricik, kajar, suling, dan gong pulu.
Secara musikalitas gamelan ini tidak meninggalkan kesan nuansa gamelan Bali. Struktur komposisi diadopsi dari gamelan Semar Pegulingan, sedangkan teknik permainan diadopsi dari teknik permainan pada gamelan Rindik ataupun Tingklik Jegog, mengingat keterbatasan vibra yang dihasilkan oleh bilah instrumen berbahan bambu.

Gamelan Rinting Pitu dengan bentuk fisik yang didominasi oleh bahan organik, serta nuansa musikal dihadirkan dalam seluruh komposisi, merupakan implementasi dari “Jagat Kerthi Lokahita Samudaya”. Harmoni semesta yang kami implementasikan merujuk pada harmoni “Palemahan”.
Kehadiran Gamelan Rinting Pitu diharapkan mampu menjadi daya tarik baru dalam dunia Karawitan Bali, serta dapat turut menjadi salah satu pelestari Budaya dan Identitas Bali, khususnya dalam dunia karawitan (opsional). (MBP2)

Redaksi

Related post