Hidupkan Eksistensi Perempuan Bali di Tengah Pandemi Melalui Bimtek Pembuatan Banten
MANGUPURA – baliprawara.com
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan kabupaten Badung, Senin 20 September 2021, menggelar Bimbingan teknis (Bimtek), pembuatan Banten Pejati dan Dapetan Tumpeng Pitu (7). Bimtek yang dibuka oleh Sekretaris Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Badung Nyoman Ayu Wiratini di Gedung Layanan Sastra Mangutama Wali Pustaka Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Badung, ini, sebagai upaya untuk tetap menghidupkan eksistensi perempuan Bali di tengah Pandemi Covid-19.
Bimtek yang diikuti oleh peserta dari para ibu Dharma Wanita serta staf dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Badung ini, menghadirkan narasumber Gusti Agung Istri Parwati dari Kementerian Agama Kabupaten Badung.
Kadis Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Badung dalam sambutannya yang dibacakan oleh Sekretaris Dinas Kearsipan dan Perpustakaan mengatakan, walau ditengah pandemi Covid-19 untuk tetap menjaga nafas kehidupan perempuan Bali pihaknya mencoba dan terus bergerak bersama untuk menjaga adat seni dan budaya Bali. Mejejaitan atau Pembuatan bebantenan dan Banten yang menjadi sarana dan kelengkapan dalam upakara dan upacara di Bali, tentu menjadi roh bagi perempuan Bali. Ini juga sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan Pemerintah Wajib Untuk Menjamin Kelangsungan Penyelenggaraan Perpustakaan Sebagai Pusat Dan Sumber Belajar Sehingga Terjaminnya Layanan Secara Merata. Hal ini membuktikan kepedulian pemerintah dalam mencerdaskan setiap anak bangsa di Indonesia.
“Bintek pembuatan pejati dan dapetan tumpeng pitu ini tetap melakukan prokes kesehatan. Dan ini bertujuan untuk menambah bekal dan pengetahuan terkait dengan bebantenan yang hampir setiap saat hadir di depan kita semua, para ibu-ibu dan perempuan Bali. Kami berharap kepada seluruh peserta bimtek ini dapat menjadikan refrensi dalam pembuatan banten yang akan di aturkan sesuai dengan sastra dan aturan yang benar,” katanya..
Sesuai dengan apa yang telah diamanatkan tersebut, maka pendidikan dan pelatihan itu sangatlah penting dalam mencerdaskan kehidupan Bangsa. Demikian juga terkait pelatihan pembuatan banten pejati dan dapetan tumpeng pitu yang merupakan warisan leluhur di Bali yang patut dihargai dan disyukuri.
Pihaknya berharap, dalam mewujudkan perpustakaan yang berbasis inklusi sosial kegiatan pelestarian agama adat seni dan budaya ini dapat memberikan yang terbaik bagi semua umat sedharma dalam menjalankan kehidupan. Dirinya juga mengajak bersama-sama berupaya selalu mempertahankan kelestarian seni, adat dan budaya dari hal-hal kecil, yang bisa dibuat dan dilakukan sehari-hari, seperti pembuatan Banten ini.
“Kami berharap semoga pembuatan banten pejati dan dapetan tumpeng pitu sebagai pedoman upacara sehari hari dapat dipahami secara baik sesuai lontar dan sastra. Kedepannya para peserta dari pelatihan ini mampu mengembangkan dan meningkatkan menjadi usaha mandiri sebagai penambahan penghasilan keluarga serta menanamkan budi pekerti yang baik dan akhirnya dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Badung. Dan dapat bermanfaat bagi kita semua,” haralnya..
Ketua Panitia Bimbingan teknis Pembuatan Pejati dan Dapetan Tumpeng Pitu, Ni Made Dartini mengatakan, bimtek ini digelar untuk tetap menggerakkan eksistensi perempuan Bali dan ikut mengajegkan seni adat dan Budaya Bali di tengah arus gelombang dunia global. “Kami berharap kepada seluruh peserta yang mengikuti kegiatan bimbingan teknis pelestarian budaya dalam pembuatan pejati dan dapetan tumpeng pitu ini dapat mengikuti dengan baik. Semoga kegiatan ini memberikan manfaat yang positif bagi semua,” pungkasnya. (MBP)