Hotel Nikko Bali dan Peternakan Penyu Bali Lecceria, Lepas Tukik sebagai Program Keberlanjutan
MANGUPURA – baliprawara.com
Alasan untuk terus mempertahankan gaya hidup berkelanjutan serta menjaga lingkungan merupakan pondasi untuk mempertahankan baik planet yang kita tinggali, penduduk yang menempatinya, dan juga ekonomi. Jika kita gagal melindungi lingkungan, maka akan memberikan dampak baik untuk kehidupan manusia, binatang, tanaman, dan ekosistem lainnya.
Sebagai salah satu komitmen dalam melindungi lingkungan demi keberlanjutan, maka Hotel Nikko Bali Benoa Beach bekerjasama dengan peternakan penyu Bali Lecceria dengan melepasliarkan tukik jenis olive ridley atau yang biasa dikenal dengan penyu lekang atau abu-abu. Sebanyak 33 tukik berjenis penyu lekang ini menetas di peternakan penyu Bali Lecceria pada 5 Juni dan diikuti 17 tukik lainnya pada keesokannya. Tukik-tukik tersebut dilepas liarkan di pantai di depan Hotel Nikko Bali Benoa Beach pada 7 Juni 2022.
Menurut World Wild Fund, penyu jenis olive ridley ini memakan ikan, teripang, tanaman, dan juga ubur-ubur. Namun sayangnya, penyu tidak dapat membedakan antara ubur-ubur dengan sampah plastik yang saat ini tengah banyak beredar di lautan sehingga mengancam kepunahan penyu omnivora ini. “Untuk itu, selain melepasliarkan penyu menjadi program keberlanjutan di resor kami, program membersihkan pantai dari sampah plastik juga merupakan salah satu program keberlanjutan regular kami.” Ucap Masaya Hasebe, General Manager Hotel Nikko Bali Benoa Beach.
Lebih lanjut dikatakan, pelepasan tukik ini merupakan yang ketiga kalinya dilakukan di tempatnya. Yang pertama di tahun 2018 dan yang kedua di tahun 2021. Telur-telur penyu di tahun tersebut ditemukan, menetas, dan dilepas liarkan tepat di pantai di depan Nikko Bali Benoa Beach. “Tahun ini, kami berkomitmen untuk merubah program keberlanjutan menjadi aksi nyata dengan berkolaborasi dengan peternakan penyu Bali Lecceria untuk memperluas aksi keberlanjutan. Selain memperingati Hari Lingkungan Sedunia & Hari Laut Sedunia yang jatuh di bulan Juni setiap tahunnya, pelepasan tukik tahun ini juga bertepatan dengan perayaan hari suci umat Hindu Bali, yaitu Galungan. Sehingga kami berharap melalui kegiatan dan aksi kecil ini yang telah kami lakukan secara regular dapat memberikan kontribusi bagi keberlanjutan planet yang kita tinggali. Kegiatan keberlanjutan yang telah kami lakukan secara nyata diantaranya; program Soap for Hope, menggunakan produk-produk lokal dengan membeli ikan dan sayuran secara langsung ke nelayan dan petani lokal, serta menanam pohon ketapang di area pantai kami untuk melindungi area pesisir. Sedangkan aksi-aksi peduli lingkungan kami mendatang adalah menanam pohon bakau,” katanya.
Mengutip dari seeturtle.org, keberadaan penyu laut sangat penting karena penyu dapat:
- Mengontrol mangsanya. Contohnya, penyu jenis leatherbacks dapat membantu mengelola jumlah ubur-ubur dan penyu sisik membantu terumbu karang dengan memakan spons yang bersaing dengan yang lainnya untuk mendapatkan ruang.
- Penyu bertelur membantu pantai. Nutrisi yang ditinggalkan oleh telur dan tukik yang tidak bertahan hidup menyediakan sumber penting bagi vegetasi pantai.
- Tukik merupakan sumber makanan penting bagi banyak hewan. Burung, ikan, mamalia seperti rakun dan lainnya bergantung pada tukik yang berlimpah untuk bertahan hidup selama musim bersarang.
- Penyu penting bagi ekonomi pesisir dan masyarakat asli. Banyak tempat bergantung pada pengamatan penyu atau menyelam untuk pekerjaan dan pendapatan dan sejumlah masyarakat adat menghormati penyu sebagai bagian dari budaya mereka. Plus ada manfaat emosional dan psikologis untuk melihat penyu di alam liar.
- Penyu hijau yang merumput di padang lamun merupakan cara penting untuk menjaga agar padang lamun tetap sehat. Dan lamun yang sehat bermanfaat bagi banyak spesies dan menyimpan karbon.
Pelepasan tukik ini berjalan dengan lancar dan disaksikan langsung oleh tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bali, tamu-tamu resor, dan juga warga sekitar. (MBP)