I Ketut Ardana Tokoh Pariwisata Inspiratif Penggagas BBTF, Ulas Pahit Getirnya Perjalanan Hidup dalam Buku Biografi

 I Ketut Ardana Tokoh Pariwisata Inspiratif Penggagas BBTF, Ulas Pahit Getirnya Perjalanan Hidup dalam Buku Biografi

Ketua PHRI Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (kanan) memberikan testimoni tentang sumbangsih Ketut Ardana pada Pariwisata Bali, saat peluncuran Buku Biografi, Rabu 10 Juli 2024.

BANGLI – baliprawara.com

I Ketut Ardana, tokoh Pariwisata Bali, yang cukup dikenal sebagai salah satu yang membidani ajang Bali and Beyond Travel Fair (BBTF), secara resmi meluncurkan buku Biografi berjudul “Reaching The Stars, BBTF Initiator, From Bali to Indonesia”, Rabu 10 Juli 2024, di Alam Kaldera, Kintamani, Bangli. Buku setebal 280 halaman ini, banyak mengulas terkait pahit getirnya perjalanan hidup pria kelahiran tahun 1956 di sebuah desa di Bali Timur, tepatnya di Desa Ulakan, Kabupaten Karangasem.

Ketut Ardana yang lahir dari orangtua yang sederhana dari pasangan I Nengah Kerti (alm) dan Ni Nengah Kawan (alm), pernah menjalani kehidupan sebagai orang sederhana yang sempat menggeluti berbagai bidang pekerjaan. Namun, pria yang memang memiliki tekad kuat dan pantang menyerah ini, akhirnya kini menikmati buah dari kerja kerasnya selama ini.

I Ketut Ardana saat peluncuran Buku Biografi, Rabu 10 Juli 2024.

Ketut Ardana, pria cerdas yang sangat tekun belajar dan menuntut ilmu ini, kini menjelma menjadi sosok panutan. Tidak hanya di mata keluarga, namun juga panutan berkat dedikasinya untuk memajukan dunia pariwisata Bali. Bahkan selama menjabat sebagai Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA), banyak ide-ide cemerlang yang telah dituangkan untuk kemajuan pariwisata Bali.

Salah satunya, sebagai penggagas sekaligus menjadi satu tokoh penting diantara beberapa tokoh lainnya yang membidani Bali and Beyond Travel Fair (BBTF). BBFT merupakan suatu event pasar pariwisata, yang saat ini sudah cukup terkenal di kalangan pelaku pariwisata.

Walaupun saat dihelat pertama kali banyak tantangan dan aral yang melintang, namun Pak Tut sapaan akrabnya, bersama kawan-kawan, mampu melewatinya dengan baik. Ada dinamika, yang sebagian ditulis dalam buku ini, menunjukkan adanya pergulatan di internal ASITA Bali tentang eksistensi BBTF.

See also  Wabup Suiasa Hadiri Perayaan Hut ke-62 PWRI Provinsi Bali

Akan tetapi perlu digarisbawahi bahwa dinamika itu mencerminkan kecintaan pengurus dan anggota ASITA Bali agar dari tahun ke tahun, penyelenggaraan BBTF ini semakin baik dan semakin berkualitas. Bukan hanya dari segi jumlah peserta (buyers dan sellers) atau potensi transaksi yang terjadi, tetapi lebih-lebih penyelenggaraan.

Atas sumbagsih yang diberikan Ketut Ardana bagi Dunia Pariwisata Bali, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau Cok Ace bahkan sangat berterimakasih. Pasalnya, Ketut Ardana telah mencurahkan tenaga dan dedikasinya demi kemajuan pariwisata Bali. Tentunya hal ini menjadikan I Ketut Ardana semakin kuat sebagai sosok yang ulet dan pekerja keras untuk membangun usaha sekaligus asosiasi yang dipimpinya, yakni ASITA Bali.

Dikatakan, ketika berdiskusi, Ketut Ardana selalu berusaha, selalu berjuang, bagaimana agar pariwisata ini selalu memberi manfaat untuk warga  Bali. “Bagaimana pariwisata itu bermanfaat untuk kita yang ada di Bali.  Tidak hanya orang hindu saja, tapi kita warga di Bali, bisa mendapat manfaat positif dari pariwisata.  Inilah yang sering kita diskusikan, yang kita sebut dengan pariwisata berkualitas,” kata Cok Ace saat memberi statement terkait peluncuran buku Biography ini.

Peluncuran buku Biografi I Ketut Ardana, Rabu 10 Juli 2024.

Selain kiprahnya membidani BBTF yang menjadi aksentuasi dalam buku yang ditulis oleh Wartawan Senior Gregorius A. Rusmanda ini, juga mengulas ‘sejarah hidup” I Ketut Ardana. Terutama masa kecil, berjuang dari keluarga yang kurang mampu, berkarir dari bawah sebagai operator, menjadi pramuwisata (guide), dan kemudian menjadi pengusaha. Juga diulas tentang kegigihannya untuk menempuh pendidikan sampai ke jenjang S1 dalam usia yang tidak lagi muda, termasuk juga kiprah Pak Tut di bidang politik.

See also  Relawan Kebakaran, Tingkatkan Peran Masyarakat Dalam Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran

Buku ini juga menyinggung sekilas tentang keluarga Pak Tut. Seperti ungkapan tebu yang manis selalu berasal dari rumpun yang sama. Ketut Ardana mampu membesarkan putra-putrinya dengan asupan pendidikan yang baik sehingga mereka mampu mandiri dan bermanfaat bagi orang lain seperti dirinya.

Ni Luh Putu Kurniayu Melati, STT.Par, Dipl.Mkt. CHE., anak pertama Ketut Ardana menyampaikan pesan “My Awesome Dad, My Superhero”. Menurutnya, Ketut Ardana adalah sosok yang sangat ia hormati dan selalu menjadi inspirasinya sejak kecil. Karena, menurutnya Ketut Ardana adalah seorang pekerja keras, bertanggung jawab dan motivator atas hal-hal positif yang selalu ditanamkan ke anak-anaknya.

“Kami 4 bersaudara dan sampai saat ini kami semua selalu hidup dalam harmoni. Flashback ke memori masa kecil saya dan adik-adik saya di mana waktu itu Bapak mash bekerja di Jan’s Tours dan juga di saat yang bersamaan Bapak kuliah Jurusan Hukum di salah satu perguruan tinggi swasta. Masih terbesit dalam ingatan itu, Bapak menghidupi ibu, saya, adik saya Ratih yang masih kecil dan juga kakek nenek saya. Kakak Bapak saya dan iparnya juga tinggal di rumah kami. Hal yang ternyata tidak mudah sebenarnya jika orang lain yang menjalani hal yang sama seperti Bapak. Tetapi satu hal yang saya kagumi dari Bapak yaitu tidak pernah mengeluh,” kenangnya.

Ketua ASITA Bali, Putu Winastra, S.Sos., yang hadir pada peluncuran buku ini mengatakan kalau dirinya sangat banyak belajar dari Ketut Ardana. Terutama bagaimana memimpin organisasi sebesar ASITA. Hal itu menurutnya sangat penting, karena Bali ini merupakan barometernya pariwisata. “Untuk itu,kalau kita tidak bersatu, maka kita akan dimanfaatkan oleh orang luar, agar kita ini tercerai berai,” ucapnya. (MBP)

See also  Pujawali Pura Uluwatu Nyejer Tiga Hari, Pemedek Diharapkan Sesuaikan Waktu Tangkil

 

redaksi

Related post