Indonesia Time to Speak Up, Percepat Pemulihan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
DENPASAR – baliprawara.com
Untuk mempercepat pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif, dalam waktu dekat, akan digelar event Indonesia Time to Speak Up (ITTSU). Selain untuk memberikan terobosan strategis guna membantu mempercepat pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif, juga untuk membantu memberantas kemiskinan, mengurangi ketimpangan dan kesenjangan, membangun ketahanan agar dapat mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Menurut Penasehat ITTSU 2023, I Made Badra, ini, merupakan salah satu Calendar of Event yang diselenggarakan oleh Indonesia Dwipa Tourism & Industry (IDTI) di Kabupaten Badung, Bali, tepatnya di Pantai Jerman, Wanasegara, Kuta, tanggal 4 – 8 Mei 2023. Event ITTSU merupakan sebuah kegiatan yang bersifat ajakan, seruan, dan sekaligus undangan kepada seluruh
komponen pembangunan pariwisata (pemerintah, pengusaha/investor, dan masyarakat), untuk bergerak maju bersama-sama, menindaklanjuti acara Presidensi KTT G20 yang diselenggarakan November 2022 lalu, dengan tema tema KTT G20, Recovery together, Recovery Stronger.
Dalam rangka untuk mempercepat pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif di era new normal, Event ini dirancang menggunakan pendekatan pada 3 unsur utama yang saling berkaitan, yaitu kekayaan alam dan keragaman budaya, kolaborasi lintas sektor, serta pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK ). “Kegiatan ini juga bertujuan untuk menyatukan visi dan misi serta arah kebijakan pembangunan pariwisata, membranding dan mempromosikan industri kreatif, mengkampanyekan upaya perlindungan, pelestarian, dan pemajuan budaya daerah serta perbaikan pola pikir terhadap budaya dan wahana edukasi kepada masyarakat, khususnya bagi para generasi muda seiring dengan perkembangan jaman,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Panitia ITTSU 2023, Sugiyanto, menyampaikan, ITTSU ini, terdiri dari 4 kelompok yang dikemas secara holistic dan terpadu, yaitu Konferensi Pariwisata dan Budaya (Conference on Tourism and Culture), Table Top & Exhibition, Festival Budaya Indonesia, dan Penerapan Teknologi Informasi digitalisasi (D4.0 – G5.0). *Konferensi bertujuan untuk meembangun kepercayaan kepada masyarakat bahwa pemulihan ekonomi sangat ditentukan oleh sektor pariwisata. Karena industri pariwisata dan ekonomi kreatif akan memberikan dampak multiplier effect ke sektor industri penunjang pariwisata, misalnya transportasi, akomodasi, event organizer, industri kreatif (UMKM), dan lain-lainnya,” katanya didampingi penanggung Jawab ITTSU 2023, Fransiskus Adi Rahmawan, dalam acara Press Conference di ruang BTMC Kantor Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Rabu 1 Maret 2023
Acara ini juga bertujuan untuk mencegah dan mengatasi masalah yang terjadi sebagai langkah antisipatif dalam pembangunan sekaligus untuk mendapatkan pengarahan visi dan misi serta arah kebijakan pembangunan pariwisata nasional dengan melibatkan elemen-elemen penopang kepariwisataan, misalnya pemerintah, pelaku / pengusaha pariwisata, akademisi, peneliti, asosiasi, media, tokoh masyarakat serta elemen pendukung lainnya.
Disamping itu, acara konferensi juga untuk meningkatkan kekompakan dan menggerakkan kolaborasi agar bisa bergotong royong dalam menjalankan roda perekonomian semakin baik dari waktu ke waktu. “Acara Business meeting (Table top )& Familiarization trip (Famtrip) diselenggarakan sebagai ajang pertemuan yang kondusif antara Buyer dan seller baik dari dalam negeri maupun luar negeri,” ucapnya.
Di kegiatan ini, akan mendapatkan peluang untuk bertemu dan bekerja dengan orang-orang hebat dari berbagai profesi, misalnya agent biro perjalanan, pengusaha hotel dan restaurant, pengelola destinasi dan daya tarik wisata, EO, WO, pengusaha industri kreatif (UMKM), dan lain-lain dan wilayah untuk menunjukkan dan mempromosikan bisnis, membranding produk, mengenalkan produk baru, memelihara hubungan bisnis yang ada, menarik pelanggan baru, dan mengikuti tren pasar dalam pengembangan produk. Konsep Meeting Business to Business (B2B), Business to Customer (B2C) merupakan bentuk kolaborasi dan langkah kongkrit yang paling efektif untuk menjawab tantangan besar ini dengan dampak yang nyata tanpa meninggalkan marwah jati diri sebagai bangsa yang berbudaya.
Kemudian, Festival Budaya Indonesia diselenggarakan sebagai ajang untuk pemajuan dan pemanfaatan keragaman budaya yang unik dan luhur. Dalam acara Festival ini, serangkaian acara digelar untuk tujuan pemetaan, pemajuan, dan pemanfaatan budaya dan kearifan lokal di setiap daerah, antara lain pameran industri kreatif (UMKM), Kirab Budaya Agung, dan pertunjukan seni yang diikuti oleh delegasi dari Provinsi, Kota/Kabupaten se-Indonesia.
Kegiatan ini juga membawa misi untuk pemerataan pembangunan infrastruktur lunak (kebudayaan), pembangunan manusia seutuhnya dan wujud kongkrit untuk mempersatukan kedaulatan wilayah Indonesia.
Memajukan kebudayaan berarti turut memajukan berbagai ekosistem lain di luar kebudayaan. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi memegang peranan yang tak kalah penting dalam kegiatan ini. Penerapan teknologi informasi dalam era Revolusi Industri 4.0 telah memberikan kemudahan dan dampak yang sangat besar bagi berbagai sektor kehidupan dalam sebuah negara, termasuk kemudahan dalam mempromosikan pariwisata.
Salah satu topik yang berkembang dalam dunia pariwisata modern adalah digital tourism. Industri 4.0 dijadikan sebagai paradigma industri baru yang mencakup serangkaian perkembangan industri di masa depan dengan penggunaan unsur teknologi terkini seperti Cyber Physical System, Internet of Things (IoT), Robotics, Big Data, Cloud Manufacturing, Augmented Reality (AR), dll., yang memungkinkan lingkungan industri akan semakin cerdas.
Kepala Dinas Pariwisata Bali, Tjok Bagus Pemayun, mengatakan, event ini diyakini dapat memberikan dampak luar biasa untuk perekonomian Bali. Bahkan, event ini tidak hanya event yang sekedar lewat saja, namun diharapkan juga ada transaksi yang terjadi. “Kedepan event ini akan diusulkan menjadi event internasional,” katanya. (MBP)