Info Berbayar Pengunjung Berfoto di Pantai Gunung Payung, Pengelola Tegaskan Hanya Untuk Pemotretan Profesional

 Info Berbayar Pengunjung Berfoto di Pantai Gunung Payung, Pengelola Tegaskan Hanya Untuk Pemotretan Profesional

Aktivitas wisata di kawasan pantai Gunung Payung, Kutuh.

MANGUPURA – baliprawara.com
Informasi yang menyebutkan kalau pengunjung Pantai Gunung Payung, Desa Kutuh, Kuta Selatan, Badung, harus membayar apabila ingin mengambil gambar pribadi ramai menjadi perbincangan. Namun kabar yang beredar di media sosial tersebut telah menimbulkan salah persepsi di masyarakat.

Terkait hal itu, Bhaga Utsaha Manunggal Desa Adat (BUMDA) Kutuh selaku pengelola kawasan wisata berpasir putih tersebut, menyampaikan klarifikasi. Yang mana, terkait biaya dimaksud, sebenarnya hanya berlaku untuk sesi pemotretan profesional, bukan untuk wisatawan umum yang berkunjung ke Pantai Gunung Payung.

Hal tersebut ditegaskan Direktur Utama Bhaga Utsaha Manunggal Desa Adat (BUMDA) Kutuh, Ni Luh Hepi Wiradani, Rabu 24 September 2025. Pihaknya pun menyayangkan terkait beredarnya kabar yang menyesatkan tersebut di media sosial yang telah menimbulkan salah persepsi di masyarakat.

“Saya juga terkejut dengan berita ini. List ini hanya kami pakai untuk event professional saja. Kami bahkan senang sekali jika pengunjung mengambil video dan foto-foto yang cantik apalagi di share di medsos mereka. Bahkan kami pun sering mohon ijin untuk repost dan kami sering bikin program giveaway dengan hadiah menarik,” kata Hepi menyampaikan.

Lebih lanjut dikatakan, terkait isu adanya biaya Rp 120 ribu untuk foto pribadi, hal itu hanya dikenakan bila pengunjung sengaja datang dengan membawa properti khusus layaknya pemotretan keluarga profesional, Misalnya mereka mengenakan kostum tertentu dan membutuhkan area khusus. “Kondisi seperti itu biasanya memerlukan penutupan sebagian lokasi sehingga tidak bercampur dengan pengunjung lain. Dalam kasus semacam inilah biaya tambahan diberlakukan,” ucapnya.

Sebaliknya, bila wisatawan datang untuk berlibur bersama keluarga, bersantai di pantai, atau sekadar mengambil foto dan video pribadi, pengelola justru menyambut dengan senang hati. Bahkan, bila hasil foto dinilai bagus, pihaknya kerap meminta izin untuk membagikannya kembali di media sosial resmi Pantai Gunung Payung.

See also  Cegah TPPO, CIMA Bali Imbau Masyarakat Selektif Memilih Agen Tenaga Kerja

Sementara itu, untuk kegiatan prewedding maupun produksi komersial lain, Hepi Wiradani menegaskan area tertentu memang harus ditutup agar tidak bercampur dengan wisatawan umum. Karena bersifat privat, pengunjung lain tidak diizinkan memasuki lokasi syuting sehingga biaya tambahan diberlakukan.

“Kalau yang privat bayar, kami gak pernah minta fotonya karena hasil fotonya pasti bagus. Para fotografer juga pasti sudah pada tahu, kalau mereka profesional pasti mereka bayar, biasanya mereka cari angle, waktu, untuk pencahayaan. Kami juga pasti bantu setup lokasi,” tegasnya.

Hepi Wiradani menambahkan, pemberlakuan tarif ini juga mencakup pemotretan brand UMKM, baik lokal maupun asing. Besaran biaya yang tercantum bukanlah harga tetap, melainkan masih bisa dinegosiasikan sesuai dengan kebutuhan. Daftar harga tersebut, lanjut dia, pada dasarnya hanyalah panduan internal untuk memudahkan tim dalam memberikan informasi kepada pihak profesional.

“Karena banyak produk besar sudah syuting di kami, misal harganya Rp 10 juta, tetapi ada lah nego-nego lagi, biasanya mereka bertanya harganya berapa. Kenapa ada list di sana? Karena tim saya tidak mungkin hapal di luar kepala, dan itu sebenarnya panduan untuk tim kami, tapi kok tiba-tiba bisa tersebar ya?,” tuturnya.

Begitu pula dengan biaya Rp 300 ribu untuk makan siang rombongan pemedek di wantilan, yang disebut Hepi sebagai kontribusi kebersihan. “Kalau ada grup besar, otomatis butuh tempat bersih. Wantilan tidak setiap hari dipakai, kadang kotor karena burung atau monyet. Jadi biaya itu untuk kebersihan dan penyiapan area,” tambahnya.

Meski sempat viral, Hepi Wiradani sebagai pihak pengelola memastikan tidak ada wisatawan yang ditagih biaya untuk sekedar berfoto pribadi. Tiket masuknya pun tetap sama, motor Rp 2 ribu, mobil Rp 5 ribu, tiket wisatawan domestik Rp 10 ribu, wisatawan asing Rp 15 ribu, dan shuttle Rp 25 ribu. Ditanya soal kunjungan wisatawan di Pantai Gunung Payung, Hepi Wiradani menerangkan saat ini kunjungannya stabil, rata-rata 400 orang per hari pada hari biasa dan bisa menembus 600 orang di akhir pekan.

See also  Tingkatkan Prestasi, Bupati Sanjaya Resmikan Padepokan Perisai Diri  

“Kami merasa bersyukur karena destinasi kami masih disebut di kalangan masyarakat artinya kami masih ada di hati masyarakat. Harapan kami untuk memastikan berita itu benar atau tidak, ayo datang ke Pantai Gunung Payung dan semoga masyarakat lebih bijak memilah informasi,” harapnya. (MBP)

 

redaksi

Related post