Investasi di Sektor Pariwisata di Badung Masih Jadi Primadona di Masa Pandemi Covid-19
MANGUPURA – baliprawara.com
Meski kondisi pandemi Covid-19 yang berdampak pada sektor ekonomi akibat pariwisata Bali terutama di Badung yang mati suri, namun disisi lain, ternyata pertumbuhan investasi di Kabupaten Badung, justru meningkat. Bahkan dari seluruh investasi yang masuk, investasi di sektor pariwisata, ternyata masih cukup banyak.
Menurut Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Badung, I Made Agus Aryawan, kalau dilihat trennya dari tahun 2019 ke 2020, total nilai investasi yang masuk ke kabupaten badung terus meningkat. Dari data yang dimiliki, untuk tahun 2019 yang ditargetkan sebesar Rp 6 triliun, yang terealisasi sebesar Rp 8 triliun lebih. Sedangkan untuk tahun 2020 dari targetnya Rp 9 triliun, realisasinya di atas sebesar Rp 10 triliun.
Dimasa pandemi ini lanjut Agus Aryawan, kondisi ekonomi riil masyarakat, memeng dirasakan sekali dampaknya. Tapi kalau dilihat masuknya investasi, dari aspek nilai investasi justru di Kabupaten Badung mengalami peningkatan. “Dengan meningkatnya nilai investasi, tentu memberi dampak ekonomi yang luas. Itu harapan kita,” katanya saat ditemui di sela sosialisasi Izin Tinggal Keimigrasian, Rabu (16/6/2021) di Nusa Dua.
Lebih lanjut kata Agus Aryawan, meningkatnya investasi ini, kemungkinan dipengaruhi oleh adanya kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pusat, dengan lahirnya UU Cipta Kerja Omnibus Law dan sistem perizinan yang sudah terintegrasi melalui OSS. “Itu sangat membantu memudahkan pelaku usaha atau masyarakat yang akan berinvestasi. Kami juga di badung mengembangkan sistem pendukung dari OSS tersebut yang disebut Layanan Perizinan Online (Laperon),” terangnya.
Dengan adanya sistem ini, juga dirasakan sekali manfaatnya oleh masyarakat. Sehingga masyarakat dan pelaku usaha tidak harus datang ke kantor penanaman modal. Mereka sudah bisa mengurus keperluannya dari mana saja secara online. “Berbagai terobosan dan inovasi ini terus dikembangkan karena memang tujuan dari pembangunan di kabupaten Badung adalah bagaimana bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Masyarakat bisa sejahtera tentu salah satunya adalah faktor investasi. Kalau investasi meningkat, pertumbuhan ekonomi meningkat, kesejahteraan ekonomi masyarakat juga diharapkan meningkat,” ucapnya.
Untuk tahun 2020 yang paling dominan adalah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Diakuinya, sebelum pandemi investasi yang paling dominan memang penanaman modal asing (PMA). Namun karena kebijakan di masa pandemi dengan adanya pembatasan mobilitas WNA, justru sumber daya lokal yang ada, termasuk sumber daya nasional berupa penanaman modal dalam negeri ini yang meningkat di 2020. “Investasi sebagian besar masih di bidang pariwisata. Dari seluruh nilai investasi, di atas 50 persennya masih di bidang pariwisata. Itu memang masih menjadi primadona investasi di kabupaten Badung,” ujarnya. (MBP1)