Jaga Kesehatan Laut, Kementerian KKP Kampanyekan Bulan Cinta Laut

 Jaga Kesehatan Laut, Kementerian KKP Kampanyekan Bulan Cinta Laut

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono, turun langsung dalam aksi bersih di pantai Kuta, Kamis 10 Maret 2022.

MANGUPURA – baliprawara.com

Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono, terus mengkampanyekan upaya Menjaga Kesehatan Laut, seperti yang dikemas dalam acara Bulan Cinta Laut, Kamis 10 Maret 2022 di pantai Kuta. Pada kesempatan tersebut, Menteri Sakti, turun langsung untuk ikut melakukan kegiatan bersih sampah di pantai Kuta.

Ditemui usai kegiatan bersih sampah, Menteri Sakti menyampaikan kalau laut merupakan sumber kehidupan, Laut adalah masa depan. Apabila lautnya rusak, lautnya kotor, maka kehidupan juga akan terganggu. Oleh karena itu kebersihan laut dari sampah terutama sampah plastik menjadi penting untuk diperhatikan. “Hampir semua pantai di dunia terdampak sampah. Permasalahan sampah menurutnya, bukan hanya tanggung jawab indonesia, tapi juga tanggung jawab global,” katanya.

Melalui gerakan Bulan Cinta Laut, pihaknya ingin mengajak dunia untuk menjaga kebersihan laut. Karena sampah tidak hanya dari darat, namun juga banyak dari transportasi publik maupun transportasi laut, banyak yang sengaja membuang sampah ke laut. “Bahkan banyak melayang yang melaut, sengaja membuang sampah bekas perbekalannya ke laut. Ini tentu perlu penyadaran,” bebernya.

 

Kedepan, pihaknya juga akan mencoba satu gerakan yang dirancang melalui model penangkapan iklan terukur berbasis kuota. Jadi nantinya para nelayan ini, tidak bisa lagi mengambil ikan dengan bebas, tapi dibatasi dengan kuota tertentu. Tujuannya, agar keseimbangan populasi perikanan ini bisa tetap berlanjut.

Lebih lanjut dikatakan, ada satu program yang sedang dirancang oleh Dirjen ruang laut untuk kemudian diterapkan, yakni salah satunya, program satu bulan itu betul-betul tidak boleh menangkap ikan di laut, tetapi melihat laut yang kotor kemudian mereka mengambil sampah sampah di laut yang kemudian dikumpulkan supaya laut menjadi tetap bersih dan sehat. 

Kemudian solusinya untuk nelayan, karena nelayan industri dengan berbasis kuota itu dipungut Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), sementara nelayan tradisional atau nelayan lokal tidak dipungut PNBP. Maka dari itu, PNBP ini nantinya akan menjadi salah satu yang akan digunakan untuk mengganti biaya nelayan dalam program satu bulan tidak menangkap ikan. Ini akan diberikan uang kompensasi dari hasil PNBP yang diterima dari nelayan industri. “Ini salah satu yang masih sedang dirancang di Kementerian KKP. Dari sampah yang diambil oleh nelayan tradisional ini, akan ditimbang dan kemudian di bayar,” ucap Menteri Sakti.

Melalui program tersebut, dikatakan ini juga sebenarnya menjadi gerakan moral karena, di lautan itu, sampah akan terus datang, meski sudah dibersihkan. Meski sampah ini menurutnya, tidak dibuang oleh masyarakat Bali, namun bisa saja sampah ini datangnya dari luar bali dan menumpuk di perairan Bali terutama di kawasan Badung Selatan.

Namun demikian terkait program ini, pihaknya belum bisa menyampaikan tentang besaran anggaran yang disiapkan. Mengingat program ini masih sedang dirancang. Yang paling penting, adalah gerakan Bulan Cinta Laut  ini harus digalakkan. (MBP1)

 

redaksi

Related post