Jalan Kunti 2 Serta Sejumlah Ruas Jalan di Seminyak dan Legian Tergenang Banjir

MANGUPURA – baliprawara.com

Kawasan jalan Kunti 2 Seminyak, Gang Baik-baik, Seminyak serta jalan Dewi Sri, Legian dan sejumlah ruas jalan, kembali tergenang banjir, Minggu 6 Maret 2022. Kawasan ini, memang menjadi langganan banjir hampir selalu terjadi setiap hujan deras. Yang mana, genangan banjir ini, disebabkan oleh hujan deras yang terjadi sejak Sabtu malam hingga Minggu dinihari. 

Dari pantauan di lokasi, tinggi genangan air ini mencapai lutut orang dewasa. Akibatnya, banyak sepeda motor yang harus dituntun karena mati ditengah jalan saat melintas. Titik yang paling parah memang terlihat di kawasan jalan Kunti 2 Seminyak. Bahkan sesekali terlihat warga setempat turun untuk membersihkan sampah yang menyumbat saluran air. 

Menurut penuturan Made, salah seorang warga, luapan air mulai terlihat sejak Minggu pukul 07.00 wita. Semakin siang, volume air semakin tinggi. Pihaknya menduga, di kawasan hulu, hujan cukup deras, sehingga limpahan air terbawa sampai ke kawasan tersebut. “Iya air mulai meluap sejak pukul 07.00 Wita tadi pagi (Minggu-red),” katanya. 

 

Terkait genangan air yang cukup tinggi di jalan Kunti 2, Lurah Seminyak I Putu Gede Adhi Karmita Putra mengatakan, volume air dari kawasan hulu, memang cukup besar. Inilah menurutnya penyebab genangan cukup tinggi di jalan Kunti 2. “Volume air dari hulu, memang cukup tinggi. Kami terpaksa menunggu air surut saja, karena tidak ada solusi lain,” kata Adhi saat dihubungi. 

Sejak dulu, kondisi serupa selalu terjadi saat hujan deras. Diakuinya, kawasan tersebut memang merupakan darah rendah, yang mana, ketinggian sungai hampir rata dengan jalan. Tentu saat terjadi curah hujan yang tinggi, dengan volume air yang besar dari kawasan hulu, genangan pasti terjadi. 

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Badung Ida Bagus Surya Suamba mengatakan, banjir yng terjadi di Jalan Kunti 2, Seminyak, Kecamatan Kuta disebabkan oleh luapan air Tukad Mati. Sehingga saat terjadi hujan, kecepatan air menuju sungai berkurang. Namun pihaknya tidak melakukan penanganan, lantaran sudah tersedia pompa di saluran menuju Tukad Mati. “Pompanya milik BWS (Balai Wilayah Sungai Bali-Penida). Jadi mereka nanti yang menangani,” ujar Surya Suamba.

 

Disinggung terkait upaya yang harus dilakukan akibat seringnya terjadi banjir di daerah tersebut, Pihaknya menjelaskan, harus ada normalisasi sungai. Ia pun terus berkoordinasi dengan BWS Bali-Penida agar segera dilakukan normalisasi sungai. “Kami terus mengusulkan agar segera dinormalisasi. Sehingga tidak terjadi lagi banjir di kemudian hari,” jelasnya.

Terkait cuaca, I Nyoman Gede Wiryajaya selaku Koordinator Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, mengatakan, saat ini memang masih masuk dalam musim hujan.  Yang mana, untuk puncak musim hujan terjadi pada bulan Februari. Namun kata dia, bulan Maret ini, intensitas hujan sudah mulai menurun. Meski demikian, untuk di wilayah Bali bagian Selatan, potensi hujan masih ada, dan beberapa hari kedepan sudah mulai menurun.

See also  Sedimentasi Cukup Tinggi, Alur Tukad Mati Legian Perlu Dinormalisasi

Untuk penyebab hujan pada Minggu dini hari kata dia, selain karena masih masuk musim hujan, juga karena adanya Lanina lemah serta kondisi suhu muka air laut juga masih cukup tinggi. Sehingga, dengan suhu muka air laut yang cukup tinggi ini, mempercepat terjadinya penguapan yang   memberikan kontribusi untuk hujan. “Yang jelas sekarang masih masuk musim hujan dan adanya Lanina Lemah, juga suhu muka air laut yang masih tinggi,” bebernya. (MBP1)

 

redaksi

Related post