“Jana Sureng Geni”, Janger Sabha Yowana Giri Usadi, Angkat Kisah Heroik I Gusti Ngurah Rai
DENPASAR – baliprawara.com
Janger Sabha Yowana Giri Usadi, Desa Adat Petang, sebagai duta Kabupaten Badung, tampil pada Parade Janger Tradisional Remaja Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-46, Kamis 27 Juni 2024. Bertempat di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Art Center Bali, membawakan cerita “Jana Sureng Geni”, yang terinspirasi kisah heroik, perjuangan Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai.
Melalui kisah inspirasi yang dibawakan oleh sebanyak 50 orang seniman remaja, diharapkan memberikan pesan dan semangat perjuangan dari pahlawan Nasional asal Bali ini.
Penampilan Janger Sabha Yowana Giri Usadi yang cukup memukau penonton ini, bahkan mendapat apresiasi dari Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, I Gede Eka Sudarwitha. Ia menilai, penampilan seniman remaja Petang tersebut, mampu mengangkat tematik daripada Janger Tradisi itu sendiri.
“Ini cerita asli dari desa Petang, maka dari itu kami sangat bangga karena Yowana Desa Adat Petang, Yowana Giri Usadi sudah mampu menyuguhkan pagelaran Janger Tradisi, yang merupakan salah satu kesenian tradisional yang sesungguhnya memang ada dan dimiliki oleh Desa Petang pada zaman dahulu sekitar tahun 40 dan 50-an,” katanya.
Untuk membangkitkan kembali, sekarang kesenian ini diangkat melalui pementasan di PKB. Ini kata dia, direkonstruksi kembali sehingga mampu ditampilkan dengan baik. “Harapan kami di masa yang akan datang, agar kesenian janger ini tubuh di desa dan dapat tetap terpelihara. Ini juga dapat disuguhkan atau ditarikan kembali pada event-event, baik itu di tingkat Desa, tingkat kecamatan ataupun juga di pergelaran lainnya di tingkat Kabupaten Bandung,” harapnya.
Janger tradisi ini, menceritakan kisah kepahlawanan I Gusti Ngurah Rai. Jana Sureng Geni ini, menceritakan perjuangan tahun 1946 tepatnya setelah Bangsa Indonesia Memproklamasikan Kemerdekaan. Namun saat itu masa Perjuangan belum berakhir, karena tentara NICA kembali berambisi ingin menyerang.
Badung Utara menjadi salah satu lokasi tujuan penyerangan. I Gusti Ngurah Puger adalah salah satu tokoh Pejuang yang berasal dari Puri Petang pada masa itu Dengan Nama samaran “Ayu Werdhi” atau lebih dikenal dengan Nama “Pak Ayu”. Ia adalah penyusun strategi pertahanan perjuangan Pasukan Ciung Wanara.
Dikisahkan pertemuan I Gusti Ngurah Rai dengan I Gusti Ngurah Puger di Pura Pucak Bon. Pertemuan yang sangat singkat, yang intinya | Gusti Ngurah Rai memberikan tugas penuh kepada | Gusti Ngurah Puger untuk tetap waspada dan menjaga keamanan wilayah Badung Utara sebab Tentara NICA akan menyerang bahkan sudah bisa dipastikan akan terjadi perang puputan.
Dan ternyata dalam perjalanan kembali ke Puri Petang, Pak Ayu dihadang dan diserang oleh Tentara NICA. Pertempuran pun tidak bisa dihindari. Pak Ayu dengan tangan kosong diserang oleh Tentara NICA yang membawa senjata api.
Namun keadaan tersebut tidak mematahkan dan menggoyahkan jiwa patriotisme Pak Ayu. Dengan gagah ia berdiri tegak seolah sebagai tameng dari pasukannya. Tentara NICA tanpa ragu menembak Pak Ayu dan pasukannya. Namun apa yang terjadi ? senjata Tentara NICA tidak mampu mengeluarkan pelurunya, justru dari dada Pak Ayu muncul percikan api sehingga Tentara NICA kalang kabut lari ketakutan.
Jana Sureng Geni menggambarkan kehebatan seorang yang mampu memusatkan pikirannya atau “Suleng ring pikayun”, sehingga kobaran semangat pertahanannya tergambarkan oleh api yang muncul di dada Pak Ayu.
Ke depan kesenian Janger ini diharapkan bisa semakin diminati dan bisa kembali populer masuk ke seluruh desa, bahkan seluruh Banjar yang ada di Bali. Karena dengan pementasan Janger ini yang melibatkan Pemuda dan Pemudi sebagai generasi muda khususnya di Bali, akan mampu memberi sebuah harapan kedepannya tentang bagaimana kehidupan sosial untuk meningkatkan rasa saling memiliki antara satu sama yang lain. (MBP)