Joged Pingitan Berkembang pada Zaman Kerajaan, Pengibing Tak Boleh Sentuh Penari
Joged Pingitan persembahan Yayasan Seni Tri Pusaka Sakti, Banjar Pekandelan, Desa Batuan, Sukawati, Gianyar, Senin 30 Juni 2025. (ist)
DENPASAR – baliprawara.com
Alunan gamelan tingklik berlaras pelog mengiringi tarian Joged Pingitan persembahan Yayasan Seni Tri Pusaka Sakti, Banjar Pekandelan, Desa Batuan, Sukawati, Gianyar di Kalangan Ratna Kanda, Taman Budaya Bali, serangkaian Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47, Senin (30/6/2025).
Tampil sekitar 1 jam 20 menit, Yayasan Seni pimpinan Putu Sutarini ini menyuguhkan Joged Pingitan Penyalonarangan. Diperkuat oleh sepuluh penari dan penabuh, gelar seni tersebut diapresiasi banyak penonton.
Dalam sinopsis pagelaran Joged Pingitan Yayasan Seni Tri Pusaka Sakti disebutkan, Joged Pingitan merupakan sebuah warisan kesenian Bali yang diperkirakan berkembang saat zaman kerajaan di Bali. Joged Pingitan masuk katagori tarian sosial, namun cendrung sebagai sajian hiburan bagi raja-raja di Bali.
Joged Pingitan merupakan representasi dari bidadari yang turun ke bumi. Zaman dulu tarian ini hanya bisa dipentaskan di depan para raja.
Jenis kesenian ini diiringi gamelan tingklik bambu yang berlaras pelog, yaitu Gandrangan.
Disebut Joged Pingitan karena di dalam pementasan tarian ini memiliki bagian-bagian yang dilarang (dipingit). Pengibing hanya bisa menari untuk mengimbangi gerak tari penari joged. Pengibing tidak boleh menyentuh penari itu sendiri.
Dalam perjalanannya Joged Pingitan menyebar di wilayah Gianyar, khususnya di Kecamatan Sukawati seperti Pakuwudan, Tegenungan, dan Desa Batuan.
Salah satu seniman yang menjadi ikon dari Tari Joged Pingitan adalah alm. Ni Ketut Cenik, ibunda dari maestro penari Made Djimat.
Repertoir yang biasa dijadikan lakon dari Joged Pingitan ini adalah cerita Penyalonarangan. Tari Bapang Gede, yang merupakan gerakan dasar khas Joged Pingitan, dibalut kisah Calonarang.
Para penari dan penabuh membawakan ciri khas Joged Pingitan dengan karakter tarian Sisia, Matah Gede, Rarung, Pandung, Rangda, dan tarian Barong. (MBP2)