“Jujuk Pitu” Bangkitkan Semangat Fotografi Melalui Karya Magical Bali
MANGUPURA – baliprawara.com
Sebanyak tujuh orang fotografer yang tergabung dalam kelompok “Jujuk Pitu”, menggelar pameran fotografi berjudul Magical Bali, di Ayodya Resort Bali. Pameran yang digelar mulai 13 Desember 2024 yang akan berlanjut hingga 13 Desember 2025 ini, menghadirkan sebanyak 49 karya foto bertemakan Bali.
Tujuh orang fotografer tersebut yaitu : I Komang Andika Darmawan P. A. FPSI**, A. PFB***, Antony Capox A.FPSI*, A.PFB*, I Kadek Darmana Gita A.FPSI*, I Wayan Gede Supartha A.PFB**, A.FPSI*, I Wayan GunayasaA.PFB*, QPSA, A.FPSI*, Tjandra Hutama, AFIAP, A.FPSI****, A.PFB *****, QPSA, FAPU, FPVS, dan Wigunantara Eka Putra, AFIAP, QPSA., A.FPSI**., APFB*****. Ketujuh fotografer ini, juga merupakan member dari Perhimpunan Fotografer Bali (PFB).
Menurut salah seorang penggagas Jujuk Pitu, I Komang Andika Darmawan P. A. FPSI**, A.PFB***, dari keseluruhan karya foto yang dipamerkan, masing-masing memiliki karakter dan teknik pengambilan yang unik. Tentunya kata dia, foto yang diambil, memiliki angle yang berbeda dengan kacamata fotografer pada umumnya.
“Untuk konsep foto yang ditampilkan, semua tentang Bali, baik itu landscape, human interest dan sebagainya. Yang membedakan dengan foto pada umumnya, karya yang ditampilkan ini sebagian besar memiliki pandangan berbeda dari orang yang melihat. Kita menampilkan konsep dari angel yang tidak biasa, tanpa terlepas pada budaya itu. Meskipun foto yang ditampilkan di capture dari angle yang berbeda atau tidak biasa, namun tetap pada pakem fotografi,” ucap andika, Senin 23 Desember 2024.
Lebih lanjut disampaikan, pameran yang digelar Jujuk Pitu ini, selain untuk mempromosikan Bali melalui karya foto, juga sebagai pemantik membangkitkan semangat fotografer Bali untuk berani menampilkan karyanya. Tak hanya itu, pihaknya juga ingin kembali membuat semacam batu loncatan yang menjadikan tantangan ini untuk bisa naik level ke depan.
Sehingga dengan harapan, para fotografer tidak hanya melakukan hunting dan mencari cuan, namun diharapkan bisa menunjukkan kalau karya fotografi adalah sebuah seni yang layak untuk dinikmati oleh orang banyak.
“Kami berharap foto-foto yang dipamerkan yang mewakili tema Bali ini, bisa menarik minat para wisatawan yang berkunjung atau yang kebetulan menginap di hotel tersebut untuk bisa mengoleksi karya tersebut. Ia juga ingin mengajak fotografer di Bali, ikut naik level dan berani memamerkan karya karya fotonya, bukan hanya dipamerkan di media sosial,” katanya berharap.
Dalam setahun pameran tersebut, Jujuk Pitu juga akan menggelar acara seperti workshop, hunting bersama maupun konseptual. Bahkan tidak menutup kemungkinan juga akan menggandeng kaum difabel untuk ikut terlibat dalam pelatihan fotografi maupun hunting bersama.
Ia menuturkan, pengambilan nama Jujuk Pitu berawal ketika melakukan survei di lokasi sebelum berpameran. Dari hasil survei ini, ternyata foto yang layak dipajang berupa foto dengan posisi vertikal atau berdiri (Jujuk – dalam bahasa Bali). Sedangkan Pitu diambil dari jumlah anggota yang berpameran sebanyak 7 orang. Sehingga disepakati untuk menggunakan nama Jujuk (berdiri) Pitu (tujuh).
Nama Jujuk Pitu ini juga memiliki makna sebagai upaya membangkitkan diri untuk bisa naik ke next level. Yang mana, pameran yang digelar Jujuk Pitu ini, nantinya tidak hanya digelar di satu tempat saja, namun akan digelar di beberapa hotel. Selain itu, Jujuk Pitu juga membuka peluang kepada fotografer lain untuk ikut berpartisipasi pada pameran selanjutnya, melalui konsep Jujuk Pitu Project. (MBP)