Kecak Kolosal Persembahan GWK Cultural Park, Himpun Anak Muda Sebagai Upaya Regenerasi
DENPASAR – baliprawara.com
Sebagai bagian dari pelaksanaan Pesta Kesenian Bali ke-46, Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park, untuk pertama kalinya ikut menampilkan pertunjukan kecak kolosal. Bertempat di Panggung terbuka Ardha Candra, Art Center Bali, Minggu 30 Juni 2024, tampil dengan harmonisasi yang megah, menceritakan kisah agung Garuda Wisnu Kencana yang dipersembahkan oleh sanggar GWK dengan melibatkan ratusan penari dan seniman.
Pertunjukan ini menyajikan sebuah kolaborasi visual yang unik dan lantunan kecak yang magis, serta tata cahaya yang spektakuler. Kecak kolosal Garuda Wisnu Kencana ini, menjadi sebuah kebanggaan bagi GWK Cultural Park menjadi bagian dari perhelatan seni budaya terbesar di Bali.
Penjabat (Pj) Gubernur Bali S.M. Mahendra Jaya, yang turut hadir menyaksikan pementasan ini, menyampaikan apresiasi kepada pihak GWK. Penampilan ini kata dia, sangat luar biasa, sangat atraktif, sangat menarik, dan lucu. Ia mengaku baru pertama kali menonton kecak seperti ini. “Saya baru pertama kali menonton kecak seperti ini, luar biasa ya, makasi ya,” kata Pj Gubernur Bali, ditemui usai menyaksikan pementasan Kecak Kolosal.
Pihaknya berharap, ke depan kegiatan ini bisa terus digelar. Pasalnya, PKB ini kata dia, merupakan pestanya masyarakat Bali. “Saya senang melihat banyak anak muda yang ikut menyaksikan. Artinya muda-mudi kita sangat mencintai kesenian Bali. Makasi ya, selamat untuk semuanya ya, ini pestanya untuk kita semua, makasi,” ucapnya di hadapan wartawan.
Direktur Operasional GWK Cultural Park, Stefanus Yonathan Astayasa, menyampaikan, sebagai ikon budaya dan pariwisata Indonesia, GWK Cultural park telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Bali dan kehidupan seni yang ada di dalamnya. Sebagai destinasi wisata yang menyajikan seni budaya Bali, GWK Cultural Park berkomitmen untuk terus melestarikan dan mempromosikan warisan seni budaya melalui partisipasi dalam Pesta Kesenian Bali 2024.
“Kami sangat bangga bisa berkontribusi dalam PKB XLVI 2024 perhelatan terbesar seni budaya di Bali. Ini adalah bagian dari misi kami untuk menjaga, melestarikan, dan mempromosikan warisan seni budaya yang unik dan kaya,” katanya.
“GWK Cultural Park memperkuat komitmen ini dengan menampilkan pertunjukan kecak kolosal yang megah dan spektakuler. Ini akan menjadi tontonan istimewa karena kami kemas dengan tidak biasa,” tambahnya.
Sementara itu, Art Director Kecak Kolosal GWK, A.A. Gede Agung Rahma Putra, menambahkan, pementasan Kecak kolosal ini, merupakan suatu persembahan dari GWK, dengan menghimpun anak-anak muda. Yang mana semua penari yang tampil, merupakan anak-anak muda semua. “Dengan ini, dari pihak GWK Sendiri, memang ingin mencoba meregenerasi tari kecak ini,” katanya usai pementasan.
Lebih lanjut dikatakan, perbedaan penampilan di PKB dibandingkan yang reguler digelar di GWK, adalah adanya perpaduan video mapping dan perpaduan koreografi. Termasuk plotnya juga berbeda. “Yang di GWK lebih mendekat pada tradisi, sedangkan yang dibawakan di PKB, ada unsur kolaborasi, juga ada unsur theater mya masuk di sini,” bebernya.
Pementasan ini lanjut dia, melibatkan sebanyak kurang lebih 250 seniman. Baik itu seniman yang reguler tampil di GWK, dan ada juga beberapa yang memang generasi muda di kawasan GWK. Untuk persiapan lanjut dia dilakukan selama 1 bulan.
Namun, memang diakui ada sejumlah kesulitan yang dihadapi selama latihan, berkaitan dengan waktu masing-masing seniman. Karena mereka juga sibuk mengikuti pementasan di PKB. “Jadi kita pilih yang benar-benar bisa. Untuk yang bisa ini juga terkadang ada yang sudah memiliki basic dan ada yang masih belum memiliki basic. Yang terpenting adalah niat untuk tampil,” ucapnya, sembari berharap kedepan, kecak ini bisa tetap lestari, dengan adanya generasi muda yang ikut terjun dalam pementasan kecak ini.
Marketing Communications & Event Division Head Garuda Wisnu Kencana Cultural Park, Andre R Prawiradisastra, mengungkapkan, pementasan ini sebetulnya mimpi dari GWK sejak tahun-tahun sebelumnya. Pihaknya sudah pendekatan ke Disbud untuk bisa diikutsertakan dalam PKB. Pasalnya, GWK sebagai culture park, belum pernah tampil di PKB, tentu hal itu kurang pas.
Untuk penampilan tahun ini, GWK sudah melakukan pendekatan sejak tahun. 2023, dan akhirnya diberi kesempatan tampil di PKB. Ke depan, GWK akan terus tampil di PKB, namun dengan konsep dan kemasan yang berbeda.
Saat ini GWK Cultural Park Bali memiliki aset luar biasa dalam pelestarian seni budaya. Selain mempunyai sanggar tari dan tabuh sendiri, juga mempunyai sajian yang sudah menjadi ikon GWK yaitu pertunjukan Tari Kecak satu satunya yang menampilkan Ogoh-ogoh menceritakan kisah Garuda Wisnu Kencana dari kitab Mahabarata. (MBP)