Kenapa China Menggalakkan Wisatawan Domestik?

 Kenapa China  Menggalakkan Wisatawan Domestik?

Oleh Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, S.E.,M.M.

Negara China menggalakkan turis domestik karena melihat potensi besar yang dimiliki pasar dalam negerinya sendiri. Dengan populasi lebih dari 1,4 miliar jiwa, China memiliki pasar wisata domestik yang sangat luas dan menjanjikan. Pemerintah China menyadari bahwa dengan mendorong warganya untuk berwisata di dalam negeri, maka perputaran ekonomi bisa dijaga dan ketergantungan terhadap wisatawan asing dapat dikurangi. Pendekatan ini sejalan dengan strategi nasional untuk memperkuat konsumsi domestik sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi, terutama setelah dampak pandemi COVID-19 yang mengganggu arus wisatawan internasional secara global. Berbeda dengan banyak negara lain yang sangat bergantung pada kunjungan turis asing demi pemasukan devisa, China memilih untuk fokus ke dalam.
Dorongan terhadap wisata domestik tidak serta-merta menunjukkan bahwa devisa China sudah mencukupi, tetapi lebih pada arah kebijakan jangka panjang yang ingin membangun ketahanan ekonomi dalam negeri. Devisa China memang relatif stabil karena ekspornya besar sehingga cadangan valas yang kuat, namun sektor pariwisata tetap menjadi bagian penting dalam menyerap tenaga kerja dan menggerakkan ekonomi daerah. Dengan menguatkan pariwisata domestik, pemerintah China dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan menumbuhkan ekonomi lokal tanpa harus bergantung pada kondisi luar negeri yang penuh ketidakpastian. Pilihan ini juga menunjukkan pergeseran paradigma bahwa pariwisata tidak semata-mata alat untuk menghasilkan devisa, tetapi juga sebagai sarana distribusi ekonomi yang merata di dalam negeri.
Di sisi lain, negara-negara lain seperti Thailand, Malaysia, Indonesia, Srilanka, Maladewa dan beberapa negara lainnya cenderung lebih mendorong pariwisata internasional karena kontribusi devisa dari sektor ini sangat besar dan penting dalam struktur ekonomi nasional mereka. Pariwisata asing menjadi sumber utama pendapatan negara, dan karena itu, mereka berupaya menarik sebanyak mungkin wisatawan mancanegara dengan berbagai promosi, insentif, dan pengembangan infrastruktur wisata. Namun, ketika pandemi melanda, ketergantungan pada turis asing menjadi risiko besar, karena begitu akses internasional terganggu, pendapatan pariwisata langsung anjlok.
China belajar dari hal itu dan memilih jalan yang lebih mandiri. Dengan memperkuat turisme domestik, mereka tidak hanya menjaga kestabilan ekonomi, tetapi juga menumbuhkan rasa bangga terhadap destinasi lokal. Pemerintah memperbaiki infrastruktur, meningkatkan kualitas pelayanan, dan mendorong berbagai festival atau program lokal untuk menarik minat wisatawan dalam negeri. Pendekatan ini membuat masyarakat China semakin tertarik untuk mengeksplorasi daerah-daerah wisata dalam negeri, dan belanja mereka menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi secara langsung. Oleh karena itu, strategi China bukan semata karena devisa telah mencukupi, melainkan karena pilihan strategis untuk menjadikan konsumsi domestik sebagai tulang punggung pembangunan, termasuk dalam sektor pariwisata. (*)

See also  Gerakan Bali KemBali, Diharapkan Memberikan Dampak Positif Bagi Pariwisata

Penulis, Dekan Fak. Ekonomi & Bisnis (FEB) Undiknas Denpasar

Redaksi

Related post