KKN PPM XXIV Unud di Desa Dangin Puri, Fokus Pada Kegiatan Berbagi Kebutuhan Masa Pandemi

 KKN PPM XXIV Unud di Desa Dangin Puri, Fokus Pada Kegiatan Berbagi Kebutuhan Masa Pandemi

DENPASAR – baliprawara.com

Sesuai dengan pengertiannya, Kebutuhan primer adalah segala sesuatu yang menyangkut hal-hal pokok pada hidup manusia. Karena sifatnya bersifat wajib, maka apabila salah satu kebutuhan primer tidak tercukupi, maka seseorang akan mengalami kesulitan. Untuk kenyamanan dalam menjalani keseharian, kebutuhan primer menjadi sesuatu yang penting untuk dipenuhi. 

Kebutuhan primer secara konsisten dan kontinuitas selalu berubah dan berkembang. Bukan sederet list yang berulang, setiap pembaharuan yang memajukan justru menambah deretan menjadi panjang. Contohnya dewasa kini, 2020 hingga 2022 dimasa pandemi covid-19, kebutuhan keseharian bukan hanya sekedar beras dan air. Sekarang masker, disinfektan, dan kuota internet sama pentingnya dengan perut yang penuh. Memang tanpanya, hidup tetap berjalan. Akan tetapi apakah nyaman?

Berangkat dari kesadaran itu, kelompok KKN PPM XXIV, Desa Dangin puri kangin Denpasar, ingin membuat satu gerakan berbagi yang setidaknya dapat membantu masyarakat sekitar Desa. Dikepalai Dea Indira sebagai Koordinator Bidang Kesehatan kelompok KKN Desa Dangin Puri Kangin kami turun menuju daerah sekitar untuk membagikan kebutuhan primer dikala pandemi : masker dan disinfektan.

 

Diluar dugaan, masyarakat menyambut dengan euphoria yang luar biasa. Masyarakat begitu menyambut dan antusias dengan kehadiran disana. Disamping hal berupa barang yang kami berikan,  juga menyempatkan memberikan sosialisasi akan hal-hal yang disarankan dilakukan di masa pandemi ini. Contohnya seperti cara mencuci tangan yang baik yang kami peragakan juga kami informasikan lewat stiker pada amplop masker yang kami bagikan. 

See also  Menciptakan Wirausaha Baru dan Sister City dengan Korea Selatan dan Jepang, Kopitu Temui Bupati Gianyar

“Di sela-sela pembagian, beberapa dari kami juga menyempatkan untuk berbicara lebih dalam dan menanyakan tentang kabar masyarakat sekitar akan musibah yang menimpa ini,” kata Des.

Siti yang akhirnya hanya dapat menjual 3 gelas kopi sehari karena tidak banyak orang lagi di pasar ini,  Made yang menunggak kontrakan karena tak ada orang yang datang ke pasar dan parkir. “Mereka berterimakasih akan hal kecil yang kami lakukan : Mendengarkan. Dan hal yang menjadi pelajaran untuk kita semua, adalah semua memiliki kesamaan dalam menjalani hidup new normal ini ; Semua Berjuang,” ucapnya.  (MBP/unud.c.id)

redaksi

Related post