Komunitas Bisa Terbiasa Bersihkan Jalur Pendakian Gunung Batukaru dari Sampah Plastik

 Komunitas Bisa Terbiasa Bersihkan Jalur Pendakian Gunung Batukaru dari Sampah Plastik

TABANAN – baliprawara.com

Kesadaran masyarakat dalam merawat lingkungan masih belum maksimal. Contohnya di jalur pendakian Gunung Batukaru dari Desa Wongaya Gede, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Sampah-sampah plastik dapat dengan mudah ditemui. “Gunung merupakan tempat yang disucikan. Sepatutnya dijaga kesucian, keasrian dan kebersihannya,” ujar pentolan Komunitas Bisa Terbisa, Gede Ari Setiawan saat ditemui di Pura Luhur Batukau, Minggu (3/5).

Ari Setiawan yang ditemui usai mendaki Gunung Batukaru menegaskan, gunung ini disucikan umat Hindu. Jadi, sebagai masyarakat yang tinggal di lereng Gunung Batukaru, sudah menjadi kewajiban pihaknya untuk melestarikan dan menjaga alam sekitar. 

Anggota Komunitas Bisa Terbiasa yang beranggotakan pemuda se-Desa Wongaya Gede. Saat membersihkan jalur pendakian Gunung Batukaru, melibatkan sebanyak 15 orang anggota. Mereka mulai naik menuju puncak gunung dari Pura Batukau pada Sabtu (2/5) sekitar pukul 08.00 Wita. Mereka kemudian turun gunung dan finish kembali di Pura Batukau pada Minggu sekitar pukul 08.00 wita. Dari kegiatan tersebut, anggota Komunitas Bisa Terbiasa berhasil mengumpulkan sekitar empat kampil besar sampah plastik.

“Ini merupakan permulaan. Kami memetakan daerah-daerah yang banyak sampah plastiknya. Ke depan, kami akan mencari waktu untuk naik lagi. Memang sekarang belum maksimal” kata Ari Setiawan.

Dia menambahkan, sebagian besar dari mereka walaupun asli dari desa Wongaya Gede, namun belum sekalipun pernah naik Gunung Batukaru. Semangat mereka naik gunung hanya untuk memungut sampah plastik dan sedikit bersenang-senang. “Gunung ini merupakan tumpuan hidup kami masyarakat lereng Gunung Batukaru. Jadi, jika gunung ini rusak, kotor, banyak sampah plastik, tentu saja kehidupan kami terancam. Maka dari itu, kami walaupun serba kekurangan akan sebisa mungkin untuk menjaga apa yang sudah dianugerahkan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa kepada kami masyarakat lereng Batukaru” kata Ari Setiawan.

See also  Abrasi Pantai Kuta Diharapkan Ada Penanganan Darurat

Kiprah Komunitas Bisa Terbiasa untuk penanganan lingkungan khususnya di Desa Wongaya Gede, walaupun masih belum sempurna, sudah sangat terasa. Misalnya, untuk mengurangi sampah plastik yang tercecer, mereka memasang kampil sampah khusus plastik di setiap depan rumah penduduk. Nantinya sampah tersebut diangkut secara berkala untuk dipilah. Peran komunitas ini juga begitu terlihat saat pelaksanaan Karya Agung Pangurip Gumi di Pura Luhur Batukau beberapa bulan lalu. 

Mereka dapat meminimalisir sampah di sekitar pura. Padahal karya tersebut berlangsung hampir selama tiga bulan. Sampah di pura mereka angkut, selanjutnya dipilah antara organik dan anorganik. Begitu juga dalam upacara pemelastian serangkaian Karya Agung Pangurip Gumi yang berlangsung selama empat hari tiga malam, mereka selalu mengikuti di barisan paling belakang untuk memungut dan membersihkan sampah yang tercecer oleh pamedek. (MBP5)

prawarautama

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *